Mohon tunggu...
Sherly DA Gultom S.Sos M.Sosio
Sherly DA Gultom S.Sos M.Sosio Mohon Tunggu... Guru - Finalis OGN 2019

Finalis OGN Bidang Studi Sosiologi 2019 Pada saat ini aktif sebagai Wakil Kepala bidang Kurikulum di SMA Kristen Gloria 1 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Edukasi, Politik, dan Wanita

29 Mei 2019   09:05 Diperbarui: 29 Mei 2019   09:09 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyelenggaraan kekuasaan terus menerus akan menciptakan entitas pengetahuan, begitu pun sebaliknya penyelenggaraan pengetahuan akan menimbulkan efek kekuasaan. Demikian bunyi teori Michel Foucault tentang relasi Kekuasaan- Pengetahuan. Menurut Foucault kekuasaan lebih pada konteks individu, subjek yang ada pada lingkup yang paling kecil. Dimana kekuasaan menyebar tanpa dapat dilokalisasi dan meresap ke dalam seluruh jalinan perhubungan social (Foucault, 1980)

Wanita yang memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup baik dalam hal politik dapat memiliki status yang cukup baik dalam hal pengendalian atau bahkan penentu pilihan politik didalam suatu masyarakat.

Bias gender akan selalu ada pada setiap budaya suatu masyarakat. Bias gender tidak hanya dilegalkan oleh kaum laki - laki, namun kaum wanita juga ambil bagian didalamnya. Hal ini pada akhirnya menjadi sesuatu yang dimaklumi oleh seluruh penganut budaya tersehut. Wanita pada dasarnya memiliki posisi yang tersub ordinat, yang menempatkan dirinya pada tingkatan pengikut saja dalam ranah politik.

Kaum wanita yang memiliki pengetahuan cukup akan politik, secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan pembelajaran maupun contoh konrit pada proses perpolitikan dan keluarganya. Wanita yang memiliki pengetahuan lebih akan ranah politik dapat mengedukasi keluarganya terlebih anak -- anak dalam dunia perpolitikan. Pembelajaran akan pentingnya hak bersuara, pengimplementasian suara, penentuan keputusan akan dengan sangat mudah dan gamblang serta objektif ketika kaum wanita memiliki wewenang tersebut.

Tidak dipungkiri ketika wanita diposisikan hanya sebagai pengikut dalam ranah perpolitikan, maka batas pengetahuan mereka hanya sebatas sebagai pengikut tersebut. Tidaklah heran ketika apa yang mereka ketahui (yang terbatas) akan mereka edukasikan kepada anak -- anak mereka yang pada akhirnya akan menciptakan sebuah generasi yang terbatas pemahamannya tentag dunia politik.

Sikap subjektifitas yang tinggi akan menciptakan suasana dunia perpolitikan yang tidak sehat. Ironisnya subjektifitas tinggi akan melihat bahwa ego ataupun kandidatnya menjadi kelompok yang layak dielu -- elukan tanpa batas dan melihat lawan sebagai sosok yang pantas dijatuhkan. Di sinilah diharapkan peran perempuan menjadi sosok peran yang bertanggungjawab pada pola pembelajaran politik paling mendasar.

Perempuan sebagai agent of change memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan proses perpolitikan sutau bangsa. Perempuan yang memiliki pengetahuan yang lebih dan benar akan menjadi agen perubah yang berdampak kearah positif.

Pentingnya pembelajaran politik sedari dini merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan suatu negara. Proses sosialisasi yang mendasar yang dilakukan pada ranah keluarga dan yang biasa dilakukan oleh kaum ibu (wanita) memiliki dampak yang besar terhadap pemahaman akan politik pada generasi berikutnya.

Wanita sebagai agent of change memiliki peluang untuk :

  • Mengedukasi pendidikan politik
  • Memberikan pandangan politik secara objektif
  • Memberikan pengaruh dalam pandangan politik

Dari ketiga hal diatas menempatkan sosok wanita memiliki tempat yang strategis dalam membangun manusia yang dewasa dalam dunia politik. Pentingnya pengaruh kaum wanita dalam proses pengedukasian, maka diperlukan suport atau dukungan dalam hal memperkuat pengetahuan maupun peluang atau kewenangan untuk bersuara.

Oleh : Sherly Deasy Anjuwita Gultom,S.Sos, M.Sosio

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun