Mohon tunggu...
Sherly Febiyanti
Sherly Febiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

NIM 201950076

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Senjata Perusahaan dalam Menghadapi Kebangkrutan di Masa Pandemi, Apakah Itu?

15 September 2021   00:48 Diperbarui: 15 September 2021   01:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risk Illustration | abyrint.com

Perusahaan yang memiliki budaya risiko yang tidak layak secara tidak sengaja, akan membuat perusahaan tersebut memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang benar-benar bertentangan dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. 

Contohnya, disebuah perusahaan ketika pandemi ini memilih teknik marketing yang berbanding terbalik dengan citra perusahaan tanpa memperhitungkan terlebih dahulu untuk skenario risikonya. 

Hal ini akan menyebabkan efek negatif kepada perusahaan sehingga bisa mengancam perusahaan yang berujung kepada pemboikotan perusahaan. 

Budaya risiko yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Namun sebaliknya, budaya risiko yang buruk akan menyebabkan kerugian reputasi yang berdampak pada memburuknya keuangan perusahaan.

Ada lima langkah yang bisa perusahaan lakukan dalam menerapkan kerangka kerja budaya risiko:

  1. Memberi pemahaman mengenai risiko dan manfaatnya untuk perusahaan
  2. Membentuk etika karyawan terhadap budaya perusahaan
  3. Membentuk lingkungan kerja yang mendukung terbentuknya budaya risiko
  4. Meningkatkan penerapan budaya perusahaan
  5. Membentuk dan menerapkan budaya risiko yang merupakan bagian penting dari budaya perusahaan

Sebelum melakukan hal-hal diatas, manajemen perusahaan juga perlu memperhatikan beberapa hal seperti, apakah budaya risiko saat ini sudah berjalan dengan baik atau belum? Bagaimana meningkatkan manajemen risiko ke dalam budaya perusahaan? 

Bagaimana  merubah budaya yang tidak perduli dengan risiko menjadi budaya perduli dengan risiko? Bagaimana budaya risiko perusahaan bisa menjadi kekuatan perusahaan dalam menghadapi persaingan?

Organizations with strong risk culture are not risk averse -Enterprise Risk Management Academy (ERMA)

Jika semua hal diatas sudah diterapkan dengan baik dan benar oleh perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa budaya risiko bisa menjadi salah satu senjata yang dapat digunakan perusahaan dalam menghadapi kebangkrutan di masa pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun