Mohon tunggu...
Sherly Febiyanti
Sherly Febiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

NIM 201950076

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Senjata Perusahaan dalam Menghadapi Kebangkrutan di Masa Pandemi, Apakah Itu?

15 September 2021   00:48 Diperbarui: 15 September 2021   01:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risk Illustration | abyrint.com

Sering kali, ketika kita sedang membaca berita dimasa pandemi seperti ini, muncul berbagai berita dimana beberapa perusahaan ada diambang kebangkrutan dan kehancuran. Dari perusahaan besar seperti Giant, Matahari, dan Centro sampai perusahaan-perusahaan kecil mengalami krisis dan kebangkrutan dikarenakan efek pandemi ini.

Lalu mengapa masih ada perusahaan-perusahaan yang mampu menghadapi ancaman kebangkrutan di masa pandemi? Hal ini saya percaya, bahwa para perusahaan ini telah berhasil menerapkan Budaya Risiko dengan baik dan benar. 

Apa itu Budaya Risiko? 

Budaya Risiko adalah istilah yang menggambarkan  nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama (Manajemen Risiko Pasar Modal; Embun Prowanta; ISO31000; 2018). 

Lebih mudahnya, Budaya Risiko dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dengan mempertimbangkan risiko yang akan ditanggung dan manfaat yang akan diperoleh. 

Mari kita simak apa itu dan mengapa budaya risiko ini bisa menjadi senjata ampuh perusahaan dalam menghadapi kebangkrutan di masa pandemi ini. 

risk-culture-6140c47906310e0657218e73.jpg
risk-culture-6140c47906310e0657218e73.jpg

Risk Culture Illustration | piranirisk.com

Budaya Risiko

Budaya risiko suatu perusahaan adalah elemen penting yang dapat memastikan bahwa doing the right thing lebih baik daripada doing whatever it takes. 

Dimana perusahaan yang memiliki budaya risiko yang kuat, akan lebih memperhatikan skenario risiko yang dapat membantu manajemen dalam mengukur dampak risiko. Nah perlu diketahui juga, budaya risiko yang kuat itu tidak instan sehingga perlu dibangun dari waktu ke waktu.

Proses manajemen risiko ini meliputi:

  1. Organisasi manajemen risiko dan struktur tata kelola
  2. Peran, kemampuan dan akuntabilitas staf manajemen risiko
  3. Komunikasi manajemen risiko dan transparansi
  4. Kebijakan manajemen risiko
  5. Pengaruh manajemen risiko untuk penganggaran dan manajemen kompensasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun