Judul film: Tanda Tanya
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produser: Celerina Judisari dan Hanung Bramantyo
Penulis naskah: Titien Wattimena
Pemain film: Revalina S. Temat, Reza Rahadian, Agus Kuncoro, Endhita, Rio Dewanto, dan Hengky Solaiman.
Tanggal rilis: 7 April 2011
Durasi film: 100 menit (1 jam 40 menit)
Film yang berjudul tanda tanya ini disutradarai oleh Hanung Bermantyo. Pada film ini tema yang diangkat adalah tentang pluralisme agama yang berada di Indonesia. Indonesia memiliki 6 agama resmi, karena itu, konflik diantara agama dapat sering terjadi. Meskipun begitu, sang sutradara sudah mengkonsultasikan film ini kepada beberapa orang dan tokoh agama untuk mencegah dari menyinggung berbagai pihak. Namun akibat dari tema yang sensitif ini, cukup banyak kontroversi yang muncul mengenai film ini.
Film ini mengisahkan 3 keluarga yang memiliki agama yang berbeda. Rika, yang bercerai dengan pasangannya dan memutuskan untuk berpindah agama. Namun semenjak ia berpindah agama ke Katolik, ia mengalami pengucilan oleh lingkungannya.
Rika juga memberitahu orang tuanya mengenai agama barunya, yang ternyata tidak disambut baik oleh orang tuanya. Tidak hanya Rika saja, Abi juga terkena dampaknya dan juga dijauhi oleh temannya. Abi yang sempat dijauhi oleh temannya pun merasa bahwa ibunya berubah dan sempat memiliki pertengkaran dengan ibunya.
Pada sisi lain cerita terdapat keluarga menuk dan soleh. Pada awalnya keluarga mereka berada dalam kondisi yang baik. Menuk bekerja pada sebuah restoran yang menjual babi, namun ia diperlakukan dengan baik oleh pemilik restoran yaitu Sun dan istrinya.
Konflik mulai muncul ketika sang suami, Soleh tak kunjung mendapat pekerjaan. Soleh merasa frustasi dan gagal menjadi seorang kepala keluarga. Hingga pada suatu hari Soleh mendatangi Menuk saat ia bekerja, dan meminta untuk bercerai. Pada saat itu Menuk merasa hancur, namun berusaha untuk memahami keadaan Soleh dan bersabar.
Disaat yang bersamaan, sang pemilik restoran, Tan Kat Sun juga memiliki masalah. Sun sadar, usianya tidak akan bertahan lama dan kesehatannya mulai menurun.
Sun ingin anaknya, Hendra untuk meneruskan usaha restorannya. Namun setelah mengajarkan Hendra, Hendra tidak serius dalam memperhatikannya dan meninggalkan restoran. Pada suatu siang Sun berusaha menanyakan Hendra sampai kapan ia akan terus menghabiskan waktunya yang berujung menjadi sebuah pertengkaran diantara keduanya. Konflik besar mulai terjadi semenjak Sun jatuh sakit dan tidak dapat mengurus restorannya lagi. Hendra mengambil alih restoran dan menjalankannya seperti biasa.
Namun saat bulan puasa tiba. Ia tidak melepas tirai yang digunakan untuk menutupi restoran. Selain itu juga ia mengganti peraturan restoran, dimana restoran akan buka pada hari ke 2 lebaran. Menuk mau tidak mau harus kembali bekerja karena merasa tidak enak kepada Hendra, namun mengetahui hal itu, Soleh merasa kesal.
Keesokan paginya, Sun menanyakan istrinya berapa lama pegawai mereka libur. Setelah bertanya 2 kali dan tidak mendapat respon ia segera ke restoran dan marah ketika melihat restoran yang bekerja layaknya hari biasa. Hendra dan Sun mengalami perdebatan yang besar.
Di waktu yang bersamaan, Soleh bersama sekelompok orang berjalan menuju Restoran milik Sun. Lalu Soleh dan kelompoknya menghancurkan restoran yang dimiliki oleh Sun. Sun dan seluruh orang yang berada di restoran berusaha memberhentikan amukan kelompok tersebut, namun gagal. Hingga Sun terkena pukulan dan pingsan.
Waktu pun berlalu, hari natal pun tiba, banyak umat berkumpul di gereja untuk merayakan natal. Sahabat Rika, Surya memerankan Yesus meskipun ia beragama islam. Mengetahui bahwa pemeran Yesus dalam drama adalah seseorang yang merupakan pemeluk agama Islam, Doni teman dari rika menentang keras akan hal tersebut. masalah kecil tersebut nantinya terselesaikan setelah pastor datang untuk melerai konflik.
Setelah drama berlangsung, Soleh diam-diam masuk ke dalam gereja karena penasaran. Hingga akhirnya ia dipanggil oleh salah satu kawan barnasnya untuk kembali berjaga. Tetapi sebelum keluar, sebuah kotak kardus menarik perhatiannya, ia memutuskan untuk mengeceknya. Ternyata di dalam kotak tersebut terdapat bom, Soleh yang panik kembali teringat akan resiko menjadi Barnas yang dikatakan oleh istrinya. Kemudian ia segera berlari membawa kotak itu keluar. Namun nyawa Soleh tidak terselamatkan dan umat berlarian keluar gereja.
Pada akhir cerita film Tanda Tanya ini, Rika dapat kembali menjalin hubungan dengan kedua orang tuanya setelah sekian lama. Hendra memutuskan untuk berpindah agama untuk lebih memahami Agama Islam. Menuk belajar untuk menerima kenyataan bahwa suami tercintanya telah pergi untuk menyelamatkan banyak orang. Untuk menutup film yang indah ini, Terdapat adegan dimana semua orang berkumpul di depan pasar yang bernama “Pasar Soleh”.
Pada film ini saya dapat menemukan banyak konflik yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, film ini dapat menggambarkan setiap karakternya dengan baik. Ketiga keluarga digambarkan sesuai dengan pandangan yang sering kita lihat di publik. Namun dengan pembawaan tema Agama ini dapat memunculkan berbagai konflik karena Agama merupakan topik yang sensitif. Dapat saya akui, Hanung merupakan salah satu orang yang pemberani karena dapat menyutradarai film ini.
Menurut saya, Film ini memiliki cukup banyak kelebihan. Salah satunya adalah film ini mengandung banyak pesan moral yang bermakna. Buktinya adalah saat Rika membacakan sebuah pesan favorit dari buku yang diberikannya kepada Surya.
“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini. Tetapi di jalan setapaknya masing-masing. Tiap manusia berjalan sendirian. Berjalan, berlari dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama.”
Selain itu menurut saya pembawaan masing-masing karakter oleh para aktor dan aktris sangatlah indah. Mereka dapat menunjukkan emosi yang tepat hingga membuat penonton ikut merasakan apa yang mereka alami. Pada saat Menuk dihadapkan pilihan berat ia menampilkan ekspresi yang membuat saya sebagai penonton, merasakan apa yang ia alami.
Namun pada Film ini saya menemukan beberapa penggunaan bahasa daerah, yang menurut saya menjadi salah satu kekurangan. Tidak semua penonton dapat memahami bahasa daerah yang digunakan oleh karakter. Selain itu penggunaan bahasa daerah dapat menimbulkan kesalahpahaman mengenai arti dari kata yang ingin diucapkan. Kekurangan lain yang saya temukan adalah fokus film yang berpindah-pindah diantara ke 3 keluarga. POV film yang ingin menceritakan ke 3 keluarga menurut saya cukup memperumit alur cerita karena perbedaan konflik yang mereka miliki.
Film mengenai keberagaman agama di Indonesia ini cocok untuk anak berusia 16 tahun ke atas. Secara pribadi, menurut saya film ini cukup rumit untuk dipahami. Saya juga yakin bahwa anak yang masih tergolong muda akan kesulitan memahami film Tanda Tanya ini karena permasalahan yang dibawakan cukup berat. Film ini juga cocok bagi mereka yang ingin melihat konflik agama yang ada di Indonesia dari bermacam sudut pandang.
DAFTAR PUSTAKA
Kinapti, Tyas Titi. 2019. Film Tanda Tanya, Film tentang Pluralisme yang Sempat Diwarnai Kontroversi
Hapsari, Ardiah Ratrie. 2020. Resensi Film Tanda Tanya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI