Pada hari selasa di tanggal 19 November 2024 kemarin, mahasiswa ilmu komunikasi semester 3 dari fakultas ilmu sosial dan politik, UMJ melakukan kunjungan ke Museum Nasional atau yang dulunya dikenal sebagai museum gajah yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat. Museum ini menyimpan banyak koleksi yang dapat mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
Museum Nasional, yang didirikan pada tahun 1778 oleh Perkumpulan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, merupakan salah satu museum tertua di kawasan Asia Tenggara. Dengan arsitektur bergaya kolonial yang khas, bangunan ini menjadi saksi bisu sejarah panjang bangsa Indonesia. Julukan "Museum Gajah" diperoleh dari keberadaan patung gajah perunggu di halaman depan, yang merupakan hadiah dari Raja Thailand, Raja Chulalongkorn, pada tahun 1871.Â
Museum ini sangat cocok untuk dijadikan tempat mengenal sejarah Indonesia karena museum ini memiliki lebih dari 140.000 koleksi di dalamnya yang mencakup beberapa aspek, seperti:
- Koleksi Arkeologi
Koleksi ini berisi artefak dari masa prasejarah hingga era kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seperti Arca Bhairawa dari Sumatra dan Arca Ganesha dari Jawa, yang menjadi saksi sejarah panjang peradaban Nusantara.
- Koleksi Etnografi
Di sini, pengunjung dapat melihat keragaman budaya suku-suku di Indonesia melalui pajangan seperti pakaian adat, perhiasan, alat musik tradisional, hingga miniatur rumah adat dari berbagai daerah.
- Koleksi Numismatika
Bagi pecinta sejarah uang, bagian ini menawarkan koleksi koin kuno dari kerajaan-kerajaan Nusantara hingga uang kertas yang digunakan pada masa penjajahan.
- Koleksi Keramik
Museum ini juga memiliki koleksi keramik dari Tiongkok, Eropa, dan negara-negara Asia lainnya, yang menggambarkan hubungan perdagangan internasional Indonesia sejak masa lampau.
Museum ini beberapa waktu lalu, tepatnya pada 16 September 2023 baru saja mengalami kebakaran. Kebakaran ini mengakibatkan 6 ruangan pameran koleksi prasejarah habis terbakar. Kebakaran tersebut tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik museum, tetapi juga menjadi tantangan besar dalam menjaga kelestarian benda-benda cagar budaya. Koleksi yang terdampak memerlukan proses restorasi mendalam, melibatkan para ahli konservasi dari dalam dan luar negeri untuk memastikan keaslian serta keberlanjutannya tetap terjaga.
Tragedi kebakaran yang terjadi telah menjadi titik balik untuk melakukan revitalisasi menyeluruh di Museum Nasional. Proses revitalisasi ini meliputi pembaruan sistem keamanan menggunakan teknologi canggih, perbaikan ruang pameran, serta integrasi elemen digital untuk menciptakan pengalaman yang lebih interaktif bagi pengunjung.
Selain itu, insiden ini menjadi awal baru dalam mengembangkan Museum Nasional sebagai pusat pembelajaran dan interaksi budaya yang relevan bagi generasi muda. Dengan pameran yang lebih inovatif dan fasilitas yang ditingkatkan, museum ini diharapkan mampu melestarikan warisan budaya sekaligus menarik minat masyarakat yang lebih luas.
Saat ini, Museum Nasional juga sering menjadi lokasi studi bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mendalami sejarah Indonesia, menjadikannya sebagai ruang edukasi yang terus berkembang dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H