Pada bulan Januari 1993, secara resmi Teguh Setyabudi berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain melaksanakan tugas di kantor, dia juga sering menjadi instruktur diklat, mengajar berbagai diklat di berbagai daerah. Pengalaman mengajar di berbagai daerah, menjadikan dirinya juga kenal persis berbagai daerah di Indonesia.
Pada tahun 2010 pada usianya 43 tahun dia dipromosikan ke dalam jabatan eselon II sebagai Kepala Biro Umum Setjen Kemendagri. Pada akhir tahun 2013, Teguh Setyabudi mendapat mutasi dan menduduki jabatan sebagai Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus pada Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri.
Pada saat menduduki jabatan inilah, dia mendapat pengalaman yang betul-betul riil terkait berbagai implementasi kebijakan dan isu-isu politik khususnya yang terkait penataan daerah dan otonomi khusus di daerah, tidak terkecuali dengan pemahaman dan penguasaan otonomi khusus yang berlaku di DKI Jakarta.
Lima tahun menjabat sebagai eselon II, Teguh Setyabudi dilantik sebagai Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri pada 2016. Dia dilantik sebagai pejabat eselon I pada saat usia masih relatif muda di umur 48 tahun.
Dua tahun berselang, ia diamanahi sebagai Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara. Pada pilkada serentak 2020, ia kembali dipercaya menjadi Pj. Gubernur. Kali ini di provinsi baru, yaitu Kalimantan Utara.
Di tahun 2022, tour of duty di lingkungan Kemendagri terjadi lagi. Satu jabatan prestisius diduduki oleh Teguh, yaitu Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
Peraih gelar Doktor dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri ini bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren oleh seluruh daerah di Indonesia. Setahun kemudian, posisinya bergeser lagi menjadi Dirjen Dukcapil hingga dengan saat ini.
Nggak kaleng-kaleng kan pengalaman kerja bapak dua anak yang murah senyum ini. Selain punya karier gemilang, ia juga memiliki keluarga bahagia dengan satu orang istri, dua anak, dan dua cucu.
Anak pertamanya adalah pilot di Garuda Indonesia. Sedangkan si bungsu sedang menjalani studi Pascasarjana di Skotlandia. Oiya, Pak Teguh ini orang Banyumas asli ya, ora ngapak ora kepenak. Walaupun matanya sipit dan berkulit putih, ia bukan Chindo alias keturunan etnis Tionghoa.
Dalam kesehariannya, Pak Teguh juga dikenal sebagai pribadi yang humble, dan easy going. Di hari pertamanya menjabat, saat berkenalan dan memberi pengarahan kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Direktur BUMD, berulang kali ia melempar canda dan berpantun. Membuat suasana menjadi cair dan menyenangkan.
Pak Teguh juga sosok yang energik dan penuh semangat. Meski usianya sudah menginjak 57 tahun, tetapi ia masih terlihat antusias dan seolah punya energi ekstra.