Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Saya, Mas Anies, dan Mas Ganjar

21 April 2023   16:42 Diperbarui: 21 April 2023   21:12 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo dalam satu kesempatan dengan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil (Sumber: Akun FB Ganjar Pranowo)

Lalu bagaimana penilaian saya tentang seorang Anies Baswedan. Sebelumnya disclaimer dulu, penilaian ini pastinya subyektif. Semua orang tahu, Anies adalah seorang cendekiawan. Ia mantan rektor Universitas Paramadina. Cara kerjanya sangat sistematis dan berlandaskan teori atau basis argumen yang jelas.

Persoalan apakah kebijakannya sudah bagus semua atau tidak, itu saya kembalikan kepada sidang pembaca dan khalayak sekalian.

Saya dan Mas Ganjar

Pertama kali saya mengenal Ganjar Pranowo adalah waktu masih di Bulaksumur (baca: Kampus UGM). Dalam satu seminar, saya cukup terpukau dengan salah satu narasumber saat itu. Dialah Mas Ganjar.

Kesempatan langka datang saat saya sudah bekerja sebagai wartawan muda di Harian Merdeka sekitar tahun 2008. Seingat saya waktu itu Merdeka masih simulasi untuk cetak edisi ujicoba, belum terbit di pasaran. Saya masih berpindah-pindah desk, karena belum diizinkan untuk ke desk olahraga sebagaimana saya minta.

Tantangan demi tantangan dihadapkan pada saya. Salah satunya adalah diminta menggarap rubrik gaya hidup, tapi menampilkan persona yang tidak biasa. Saya langsung mengajukan nama Mas Ganjar dan disetujui oleh redaktur.

Saya pun bergerak cepat mencari kontak beliau dan membuat janji. Saat itu Mas Ganjar masih menjadi anggota DPR-RI. Tidak terlalu rumit, akhirnya kami membuat janji di akhir pekan. Saya diundang datang ke rumah pribadinya waktu itu, di salah satu cluster di kawasan Cibubur.

Rumahnya memang di area permukiman cukup elite, tapi tidak juga mewah. Ukurannya pun biasa-biasa saja.

Sesuai waktu yang ditentukan, saya datang bersama seorang rekan fotografer. Dalam wawancara untuk kebutuhan koran waktu itu, saya tidak bertanya soal politik. Namun, lebih ke gaya hidup.

Dari situ saya tahu kalau Mas Ganjar penggemar musik-musik cadas. Kalau ada band rock yang konser di Jakarta, ia pasti sempatkan hadir. Ia juga mengoleksi sejumlah memorabilia musisi dan grup band. Hobinya itu juga ia tularkan ke anak semata wayangnya, Zidane.

Terus terang saya tersanjung dengan bagaimana cara Mas Ganjar -dan Mba Atiqoh, istrinya---memperlakukan saya, seorang wartawan kemaren sore. Di rumah itu saya merasakan kehangatan dan keakraban.

Mas Ganjar sangat kooperatif untuk kebutuhan liputan saya. Ia sampai mau berganti baju dan bergaya-gaya tertentu saat diminta fotografer. Sama sekali tak ada kesan jaga image alias jaim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun