Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pembangunan Stadion BMW Jadi Kado Ultah Persija ke-90

28 November 2018   09:12 Diperbarui: 28 November 2018   13:49 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya, kemampuan dalam membangun berbagai fasilitas tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan merawatnya. Bangunan-bangunan itu banyak yang tidak dimanfaatkan setelah event selesai sehingga menjadi terbengkalai. Contoh kasus paling ekstrim adalah Stadion Utama Riau. 

Proses pembiayaan pembangunannya ternyata menyisakan masalah berupa utang dengan kontraktor. Ketiadaan biaya perawatan akhirnya membuat Riau gagal menyelenggarakan Islamic Solidarity Games 2013 dan digantikan Palembang. Fasilitas stadion di Samarinda yang mewah peninggalan PON 2008 kini juga mubazir.

Kasus-kasus tersebut sedianya menjadi pembelajaran bagi Jakarta untuk tidak mengulanginya. Keberlanjutan pemanfaatan Stadion BMW harus dipikirkan. Kegagalan daerah-daerah lain merawat stadion pada umumnya disebabkan oleh ketiadaan atau minimnya anggaran. Persoalan ini disebabkan oleh tidak kreatifnya pengelola stadion (dalam hal ini Pemda masing-masing) dalam memaksimalkan potensi pendapatan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Di Jakarta sendiri saat ini pengelolaan stadion yang ada masih sangat konvensional. Stadion disewakan dengan tarif yang sangat murah, baik untuk pertandingan maupun latihan. Mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2012, tarif sewa stadion sepak bola di Jakarta ditetapkan hanya pada kisaran Rp. 100 ribu - Rp. 200 ribu per 2 jam pemakaian untuk pertandingan. Sedangkan untuk latihan, tarifnya lebih murah lagi yaitu Rp. 40 ribu - Rp. 150 ribu, bervariasi tergantung siapa yang memakai dan pada waktu tertentu. 

Kalau pemakaian stadion maksimal dalam sebulan adalah 20 pertandingan dan 40 kali latihan, potensi pendapatan terbesar hanya Rp. 10 juta. Pengelola stadion juga relatif belum memaksimalkan potensi lain yang sifatnya non konvensional. Wajar saja kalau kendala yang dihadapi adalah ketiadaan biaya yang memadai untuk perawatan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun stadion selalu menjadi perhatian banyak pihak. Ditilik dari asas manfaat, pembangunan fasilitas olahraga acapkali tidak dianggap lebih penting daripada infrastruktur publik lainnya yang bersifat pelayanan dasar.

Berdasarkan sejumlah studi yang dilakukan, umumnya menyimpulkan bahwa pembangunan fasilitas olahraga berkontribusi tidak besar terhadap ekonomi kota (Baade, 1996; Baade & Dye, 1990; Coates & Humphries, 1999; Hudson, 1999; Noll & Zimbalist, 1997). Meski demikian, pembangunan fasilitas olahraga terus dilakukan di negara-negara maju tersebut. 

Dengan memperhatikan rendahnya ketertarikan swasta berinvestasi, maka berbagai skema subsidi dan pembiayaan diberikan untuk penyediaan stadion. Sejumlah pakar menjustifikasinya dengan asumsi keuntungan ekonomi tidak langsung (indirect economic benefits) seperti spinoffs, multipliers dan job creation.

Proyek pembangunan fasilitas olahraga juga bisa dimanfaatkan dalam konteks penataan kembali kawasan perkotaan (Chapin, 2004; Rosentraub, 1997b). Pembangunan Stadion BMW dapat diklasifikasikan sebagai urban redevelopment, mengingat kondisi eksisting lokasi tersebut saat ini yang buruk. 

Sebagian kawasan di sana dikuasai oleh bangunan liar untuk menjadi kawasan hunian kumuh dan ilegal. Robertson (1995) menawarkan konsep yang ia sebut sebagai "special activity generator" (SAG). Tiga tujuan yang ingin dicapai dengan strategi SAG adalah : menghasilkan spillover pendapatan di kawasan tersebut, penyediaan konstruksi bangunan baru, dan meremajakan kawasan suram.

Rekomendasi Pembiayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun