Benang merah yang mengikat semua sosok di buku ini adalah fakta bahwa mereka merupakan pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang menjadi mitra Daya dari Bank BTPN. Terus terang saya mungkin bakal tidak percaya membaca kisah-kisah di buku ini jika tidak bertemu langsung dengan Pak Taryat di acara bedah buku.
Selama ini, yang saya tahu kelompok pekerja informal seperti pengusaha UKM dan masyarakat berpenghasilan rendah tidak dilirik oleh perbankan. Mereka dianggap non-bankable. Bank biasanya memilih ‘main aman’ dengan menggelontorkan kredit konsumsi (KPR, kredit kepemilikan kendaraan, ataupun kredit tanpa agunan), yang notabene dinikmati oleh kelas menengah.
BTPN memilih untuk berbeda. Selain fokus pada sasaran nasabah utamanya yaitu pensiunan, BTPN juga mendukung penuh UKM di Indonesia. Fokus dan konsisten menggarap segmen masyarakat berpenghasilan rendah termasuk pelaku UMKM dan masyarakat prasejahtera produktif (mass market), BTPN meyakini nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas hidup mereka.
Guna meningkatkan kualitas Program Daya, BTPN menggandeng Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) untuk ikut menyusun kurikulum pelatihan yang dibutuhkan nasabah. Sebagai bentuk apresiasi kepada Nasabah BTPN yang telah menyelesaikan empat modul pelatihan Daya dalam kurun waktu setahun, BTPN dan IPB kembali menggelar acara wisuda nasabah. Pada 2014, BTPN telah menggelar wisuda nasabah di empat kota yakni Palembang, Banjarmasin, Semarang dan Bogor yang diikuti oleh 300 nasabah. Setahun berikutnya, wisuda juga digelar di empat kota yaitu Medan, Makassar, Kediri dan Bogor.
“Saya mendapat kesempatan berbagai pelatihan lewat program Daya. Bahkan, saya diwisuda ketika menyelesaikan pelatihan tersebut. Ini merupakan sebuah kehormatan untuk saya,” ungkap Pak Taryat dalam acara kemarin. Ia dan istrinya kini jadi mengerti bagaimana membuat pencatatan cashflow, melakukan promosi dan pemasaran yang efektif.
Tidak cukup sampai di situ, BTPN melalui Dayakan Indonesia turut membantu membukakan pasar yang lebih luas bagi mitranya. “Saya sempat pameran di JCC. Saya mah senang, tinggal datang bawa barang saja ke situ,” beber Pak Taryat. Selain melalui metode konvensional seperti pameran, Daya juga bekerjasama dengan bukalapak.com sehingga mitra mereka bisa memiliki market place sendiri berupa microsite bernama PasarDaya.
Dari buku “Hidup yang Lebih Berarti” dan penuturan langsung para narasumber dalam acara bedah buku, sungguh saya mendapatkan inspirasi dan pelajaran berharga. Dengan semangat pemberdayaan, bangsa dan negara Indonesia memiliki peluang besar untuk berjaya. Salam Dayakan Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H