[caption caption="Beberapa mobil DRE di 'tempat istirahat darurat'"][/caption]
Perjalanan Datsun Risers Expedition (DRE) Kailmantan Etape 1 kembali dilanjutkan di hari kedua, Selasa (12/01/2016) ini. Kurang dari 12 jam lagi akan menyeberang ke Derawan. Yeeeaaaay....
Seperti sudah diceritakan di reportase sebelumnya, kemarin kami menginap di Sangatta. Sejak tadi malam panitia sudah mengingatkan para risers untuk bangun lebih awal karena perjalanan akan dimulai sejak jam 7. Sesuai rencana, setelah semua peserta menyelesaikan sarapan, rombongan DRE mulai bergerak meninggalkan Sangatta.
Oh iya, ada yang berubah pada komposisi urutan konvoi hari ini. Berdasarkan hasil evaluasi semalam, Tim 3 yang diisi oleh 3 orang risers perempuan ditempatkan di urutan pertama setelah Road Captain dan dua mobil media (wartawan). Sedangkan Tim 1 (saya, Kang Arul dan Kang Fajr Muchtar) dan tiga tim lainnya berurutan tepat di belakang Tim 3.
Berangkat dari Sangatta, kendali setir di Tim 1 kami serahkan kepada Kang Fajr Muchtar. Posisi navigator tetap menjadi milik Kang Arul. Saya sendiri asyik jadi penumpang di jok belakang. Kondisi jalan dari Sangatta menuju Muara Wahau secara umum cukup baik, meski di beberapa titik sering juga kami jumpai jalan yang kurang mulus. Selain hamparan emas hitam alias batu bara, pemandangan lain yang banyak kami saksikan adalah perkebunan kelapa sawit.
Perjalanan menuju Kampung Dayak Miau Baru ditempuh selama kurang lebih lima jam. Jangan bayangkan orang ayak di Miau Baru seperti kaum primitif yang masih nomaden. Perkampungan mereka tak ubahnya rumah-rumah biasa di area permukiman yang tertata baik. Hanya saja, mereka masih melestarikan adat istiadat orang dayak. Salah satu kekayaan mereka yang masih terjaga lestari adalah rumah adat, yang menjadi venue acara CSR Datsun kali ini.
Acara tersebut tidak hanya seremonial penyerahan bantuan, tetapi juga diwarnai beragam aktivitas yang diserahkan ke tiap-tiap risers DRE. Kami dari Tim 1 melakukan permainan dengan sekelompok anak SD. “Kami berharap Datsun Risers Expedition bukan hanya menjadi perjalanan yang inspiratif bagi para risers, tetapi sekaligus bisa memberi inspirasi kepada adik-adik di sini. Kami juga ingin berkontribusi untuk pendidikan yang lebih baik melalui bantuan yang diberikan,” kata Ibu Indriani Hadiwijaya, Head of Datsun Indonesia.
[caption caption="Rumah Adat Dayak di Kampung Miau Baru, Muara Wahau"]
[caption caption="Foto bersama siswa SD Miau Baru"]
Selepas dari Kampung Dayak Miau Baru, perjalanan dilanjutkan kembali dengan tujuan akhir Tanjung Redeb, Berau. Estafet kemudi kali ini kembali saya ambil alih. Beberapa tim lain juga melakukan tukar posisi. Kondisi jalan sama seperti di rute sebelumnya, bahkan di beberapa lokasi baru diaspal sehingga sangat mulus. Jalanan rusak, berlubang atau tanah longsor juga semakin banyak kami jumpai. Satu hal yang tidak terlupakan dari perjalanan sepanjang hari ini adalah eksotisme hutan hujan tropis yang terbentang begitu luas. Aroma kesejukan udara segarnya, pemandangan pohon dengan ketinggian hingga puluhan bahkan ratusan meter sepertinya akan tersimpan lama dalam memori saya.
Tanjakan dan turunan yang diikuti tikungan dan kelokan tajam memaksa saya untuk menjaga konsentrasi penuh. Berada di belakang Tim 3 pun membuat saya menambah kewaspadaan. Bukan bermaksud meremehkan kemampuan para risers ‘Srikandi’ tersebut, tetapi lebih pada pertimbangan menjaga keselamatan bersama. Terbukti ketika di salah titik jalan rusak yang persis berada saat tanjakan, Datsun Go+ Panca Tim 1 sempat mati. Untungnya saya tetap berada di jarak aman, walaupun jadi ikutan mengalami spin karena grogi saat melepas setengah kopling. Padahal torsi Datsun Go+ Panca sangat mampu diandalkan andai saya lebih mahir mengendalikan situasi.
[caption caption="Istirahat sholat di dekat kantor Kecamatan Kelay"]
Insiden seru sempat terjadi saat di radio panggil kami mendapat informasi ada salah satu mobil kru yang tertinggal di belakang karena kehabisan bensin. Sebelumnya, saya juga sempat khawatir kehabisan bensin. Namun, saat istirahat sholat di Kecamatan Kelay saya menginformasikan ke teknisi bahwa bensin Datsun Go+ Panca Tim 1 indikatornya menunjukkan sisa 3 bar. Tim teknisi langsung menambah bensin sesuai kebutuhan ke tim kami dan beberapa mobil lain.
[caption caption="Konvoi terhenti sejenak karena ada mobil kru kehabisan bensin"]
Mendapat kabar tersebut, RC memutuskan konvoi berhenti sejenak. Setelah berdiskusi, RC akhirnya mengirim satu mobil rescue untuk menjemput mobil yang tertinggal. Rombongan lainnya melanjutkan perjalanan karena hari mulai gelap. Tantangan bagi para risers semakin berat. Secara pribadi, saya ingin menyampaikan apresiasi untuk semua rombongan DRE, khususnya untuk RC yang memandu konvoi dengan sangat baik.
Tim 3 yang berada persis di depan saya juga layak mendapat acungan jempol. Selain bisa menjaga ritme laju kendaraan yang konstan dengan tiga mobil di depannya, Tim 3 juga selalu memberi informasi akurat setiap menghadapi keadaan apapun yang telah mereka lalui dan akan saya hadapi. Koordinasi lebih apik juga ditunjukkan tim-tim lain di belakang, sesuai dengan kesepakatan kami tadi malam bahwa untuk menjaga akurasi informasi dengan cara mengupdate informasi setiap tiga hingga empat mobil.
Butuh waktu sekitar enam jam hingga akhirnya kami sampai di Tanjung Redeb. Seluruh risers, media dan kru DRE beristirahat di Hotel Cantika Swara. Sudah berbagai bentang alam menemani perjalanan kami di Pulau Kalimantan. Kini, tinggal selangkah lagi kami menuju Kepulauan Derawan yang katanya TOP BGT itu.
Nantikan keseruan sensasi wisata yang berbeda dari Derawan dalam laporan selanjutnya yaaaa.... (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H