Awal mula konflik Rusia-ukraina
Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah lama terjadi semenjak Ukraina memerdekakan diri pasca runtuhnya uni Soviet kemudian Rusia dan Ukraina bersama Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States (CIS).namun Ukraina merasa CIS tersebut hanya digunakan sebagai alat untuk mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.
Konflik mulai dingin di tahun 1997 mereka menandatangani perjanjian persahabatan dan memanas kembali di tahun 2014 muncul revolusi menentang supremasi Rusia.yang melengserkan mantan presiden Ukraina pada saat itu Viktor Yanukovych yang dianggap pro Rusia, Sebelumnya, Janukovich menolak menandatangani perjanjian asosiasi Ukraina dan Uni Eropa atas tekanan Rusia.Â
Penolakan itu membangkitkan kemarahan banyak warga yang sudah bergembira akan masuk Uni Eropa. sempat terjadi kerusuhan yang diakibatkan adanya demonstrasi besar-besaran. aksi tersebut kemudian mendapatkan balasan dari Rusia dengan mengirimkan militernya ke wilayah krimea dan membantu memasok senjata terhadap kubu sparatis.pemberontak yang didukung Rusia merebut gedung-gedung pemerintah di wilayah Donetsk dan Luhansk, lalu memproklamirkan pembentukan dua republik baru.Â
Bulan berikutnya, kedua wilayah separatis itu mengajukan permohonan untuk menjadi bagian dari Rusia. Tapi Moskow belum menanggapi permohonan itu secara resmi.
Setelah pasukan Ukraina terdesak kubu separatis, delegasi pemerintah Ukraina, wakil-wakil separatis dan wakil dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa OSCE melakukan perundingan dan akhirnya menandatangani kesepakatan gencatan senjata di ibukota Belarusia, Minsk,Perjanjian Perdamaian yang kemudian juga dikenal sebagai "Dokumen Minsk"
Dampak invansi militer Rusia ke UkrainaÂ
setelah beberapa tahun berlalu terdapat percikan kecil diantara kedua negara tersebut namun bisa diatasi dengan kepala dingin tanpa adanya peperangan hingga memanas kembali di akhir tahun 2021,Rusia cemas terhadap NATO karena pemimpin Ukraina semakin condong ke barat dan ingin bergabung dengan NATO.
hal tersebut tentunya mendapat pertentangan oleh Rusia dengan alasan bahwa hal itu adalah existensial threat, ancaman nyata bagi mereka,Hingga akhirnya Rusia benar-benar melakukan penyerangan terhadap Ukraina yang dimulai pada tanggal 24 Februari 2002 hal tersebut diumumkan langsung secara resmi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, serangan tersebut dimulai dengan meledakkan beberapa kota di Ukraina yaitu khiv, Odessa,karkhiv,dan Mariupol.serangan tersebut mendapatkan balasan dari Ukraina, dari adanya serangan tersebut mengakibatkan sekitar 2870 angkatan militer Ukraina tewas dan angkatan militer Rusia sebanyak 490 orang.Â
selain menewaskan banyak angkatan militer konflik tersebut juga menyebabkan korban dari warga sipil yaitu dari Rusia sekitar 1957 korban luka-luka sedangkan dari Ukraina terdapat 3700 korban luka-luka. selain menimbulkan korban perang dari invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina membawa dampak terhadap perekonomian kedua negara tersebut seperti jatuhnya mata uang Rusia terhadap dollar as hingga 30%.