"Enggak, ini bawang sama cabenya." Gadis itu memberikan irisan bawang dan cabai yang berada di talenan.
Celia berpikir untuk menemui neneknya. Ia ingin bercerita tentang kejadian yang ia alami tadi. Tanpa bilang ke Wulan, gadis itu melenggang pergi menuju ke kamar neneknya.
"Nek?"
"Celia? Udah sarapan?"
"Belum, Nek, Mama lagi masak."
Gadis itu duduk di tepi ranjang. Ia melihat neneknya yang tak bisa melakukan apa pun.
"Ehmm ... Nek, aku mau cerita," ucap Celia. Ia tak melanjutkan ucapannya sebelum mendapat persetujuan dari neneknya.
"Cerita apa?"
"Tadi aku dibangunin sama Mama dan Mama bilang mau ke pasar sama Nenek, tapi pas aku keluar aku liat Mama dan ternyata Mama gak ke pasar cuma ke warung dan Nenek 'kan lagi sakit jadi gak mungkin ikut pergi. Gak cuma itu, Nek, pas aku mau mandi aku liat di meja makan udah banyak makanan, trus aku tanya ke Mama ternyata Mama belum masak. Aneh 'kan, Nek? Jadi, siapa yang masak? Dan ... siapa yang bangunin aku?" Celia tampak cemas, sebelumnya ia tak pernah mengalami kejadian aneh ketika berkunjung ke rumah neneknya. Tetapi, kenapa sekarang ia mendapat pengalaman pelik ini?
Giyanti menatap cucunya dengan raut wajah yang sedih. Ia tampak menyembunyikan sesuatu.
"Nek?" panggil Celia.