Mohon tunggu...
Shely Salima
Shely Salima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030048

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030048

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berburu Pahala dan Takjil di Masjid Gedhe Kauman Jogja

9 April 2022   19:13 Diperbarui: 9 April 2022   19:18 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan bulan yang istimewa bagi umat islam. Banyak sekali keutaman dan keistimewaannya. Selama bulan ramadhan umat Islam dianjurkan untuk banyak berdoa dan berbuat kebaikan. Dari sekian banyaknya amal kebaikan pada bulan ramadhan, kita juga bisa lhoo berburu pahala dan takjil sekaligus di Masjid Gedhe Kauman.

Masjid Gedhe Kauman sangat dekat dengan pusat Kota Jogja. Berlokasi di sebelah barat komplek Alun-alun Utara, Jl. Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman. Rute untuk menuju ke lokasi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta ini tidak sulit. Dari 0km atau perempatan Taman Pintar dan Kantor pos ambil ke arah alun-alun Utara. Selanjutnya ambil kanan menuju ke barat. Dan masjid berada di kanan jalan menghadap ke timur.

Jika Anda ingin berkunjung ke masjid ini dengan menggunakan sepeda maupun motor, Anda bisa memarkirnya melalui jalur selatan depan pintu gerbang Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Uniknya masjid ini tidak menggunakan sistem parkir, namun menggunakan sistem infaq seikhlasnya sebagai pengamanan motor.

Dalam masa Ramadhan ini, kegiatan Masjid Gedhe Kauman dimulai dari sholat subuh diikuti pengajian. Kemudian sore, setelah sholat Ashar hingga Magrib, terdapat kegiatan memberi jaminan takjil makanan untuk umum dan dilanjutnya dengan jamaah Magrib. Setetalh sholat Isya’ ada sholat taraweh dan tadarus Al-Quran. Dalam pengajian-pengajian tersebut dibahas berbagai topik dengan narasumber yang mumpuni, mulai dari bidang muamalah, fiqih, pendidilan dan lain-lain.

Tepat kemarin Jumat (8/4), saya ngabuburit di Masjid Gedhe Kauman. Suasana sudah mulai ramai  sekitar jam 16.30. Jamaah yang hadir pada masjid ini memilki usia yang beragan mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua.

Melalaui pintu masuk utama, jemaah diminta melepaskan alas kaki. Anda tak perlu takut kehilangan alas kaki Anda, karena pada pintu utama ini terdapat tempat penitipan alas kaki. Jika Anda ingin menitipkan alas kaki, sudah ada petugas yang siap melayani penitipan. Sebagai bukti penitipan, Anda akan diberi kartu kuning dan dikembalikan kembali saat sudah selesai.

Tempat penitipan sandal ini sangat memudahkan, kita tak perlu susah-susah mencari alas kaki di tengah banyaknya alas kaki jemaah lainnya. Bagi Anda yang tidak merasa perlu menitipkan alas kaki dapat menjinjingnya. Kemudian di letakkan di luar batas suci masjid. Intinya, Anda dipersilahkan menitipkan maupun tidak. Asalkan Anda mengingat lokasi alas kaki Anda.

Pada pintu utama ini juga diterapkan protokol kesehatan, yakni jemaah wajib menggunakan masker dan pengecekan suhu badan dengan alat yang disediakan. Saya sarankan juga membawa alat ibadah pribadi seperti mukena, sarung dan sajadah walaupaun sudah disediakan oleh pihak masjid.

Dokpri
Dokpri

Menjelang jam 17.00, jemaah mulai memadati masjid dan dipersilahkan mengambil takjil berbuka puasa. Pengambilan takjil berada diserambi masjid. Sserambi ini dibagi menjadi dua bagian antara jemaah putri dan jemaah putra. Pengambilan takjil dan shaf sholat putri berada di sebelah selatan masjid, sedangkan jamaah laki-laki berada di sebelah utara masjid.

Dokpri
Dokpri

Takjil pada hari jumat (8/4) adalah nasi Gudeg ditambah dengan teh hangat dan air mineral gelas.

“Tak perlu khawatir jika tidak mendapat takijil, karena setiap berbuka Majid Gedhe Kauman rata-rata menyiapkan 1.500 porsi. Dan terkadang porsi itu lebih dari jemaah yang datang karena kendala seperti hujan atau hal lain,” ucap Pak Ahmad salah satu pengurus masjid, Sie. Urusan Tatib Jamaah I .

Pak Ahmad juga mengatakan menu tradisi takjil khas di Masjid Gedhe Kauman yakni gulai kambing setiap hari kamis.Me nu ini sudah mengakar sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, serta pada masa kehidupan pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 1868-1923. selain itu menu takjil yang dibagikan bervariasi. Seperti bongkos, sayur asem, opor ayam, gudeg, dan lain-lain.

Dokpri
Dokpri

Program ngabuburit di Masjid Gedhe Kauman ini adalah pengajian takjil. Pada Jumat (8/4) pengajian takjil diisi oleh Bpk. Dr. H. Syaikir Jamaludin, M.Ag. Dalam pengajiannya, beliau mengajak untuk memaksimalkan amalan di bulan Ramadhan dan amalan tersebut dilakukan semata hanya karena Allah. Menjelang berbuka, sebelum berakhir pengajian, uniknya beliau memberi sesi tanya jawab pada jemaah.

Salah satu jemaah bertanya tentang perbedaan jumlah rakaat dalam sholat taraweh. Dalam menanggapi hal itu beliau menjawab bahwa ia sangat menghargai perbedaan yang ada. Menurut beliau perbedaan terjadi tergantung pada dasar hadist shahih yang digunakan. Beliau juga mengingatkan untuk mengutamakan kualitas daripada kuantitas jumlah rakaat bila tidak dilakukan secara khusyuk.

Menjelang berbuka, pengajian takjil tersebut ditutup. Mendekati menit-menit terakhir berbuka, jemaah yang hadir diajak dan dituntun untuk berdzikir. Dari banyaknya amalan, dzikir adalah salah satunya. Terutama selama bulan Ramadhan ini pahalanya akan berlipat ganda.

Pelaksanaan sholat magrib, dilakukan setelah berbuka. Jemaah dapat melaksanakan shalat Magrib baik di dalam masjid ataupun di serambi masjid. Pada pelaksanaan sholat di dalam masjid, shaf dibagi untuk warga kauman dan jemaah luar kauman. Sedangkan pada serambi tidak ada sekat ,selain sekat antara shaf putra dan putri.

Setelah sholat Magrib, area serambi yang digunakan untuk berbuka dan sholat langsung dibersihkan oleh pengurus. Banyak pengunjung yang langsung pulang setelah shalat, ada juga yang tadarus Al-Quran, atau berbincang-bincang di serambi.

“Berbuka dan shalat berjamaah di Masjid Kauman ini sangat nyaman, suasananya adem, dan fasilitasnya sangat baik,” ungkap Kak Ayu, salah satu jemaah.

Dokpri
Dokpri

Akhir kata, berburu pahala dapat kita lakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif. Seperti pengajian di Masjid Gedhe Kauman maupun ditempat lain. Selain mendapatkan dan memahami ilmu-ilmu-baru, kita juga mendapatkan pahala. Jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja. Mari kita kita manfaatkan Ramadhan sebaik-baiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun