Mohon tunggu...
Inovasi

Peran Baik Internet dalam Dunia Jurnalisme

31 Maret 2017   19:40 Diperbarui: 1 April 2017   06:36 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Internet saat ini merupakan sebuah penemuan yang layaknya diagung-agungkan oleh manusia. Bagaimana tidak, ada banyak hal yang sangat terbantu dengan adanya internet. Contohnya adalah kemudahan berkomunikasi, kebebasan memperoleh dan mengakses informasi, kemudahan untuk membeli barang, dan bahkan transaksi uang. Ada banyak hal yang bisa terselesaikan jika kita terkoneksi dengan internet. Walaupun tidak dapat dipungkiri, keberadaan internet seperti kedua belaha mata pisau. Jika tidak digunakan dengan bijak, maka akan menimbulkan perkara dan kerugian. Namun bolehlah kita sejenak menyisihkan mata pisau tersebut, di tulisan ini saya akan lebih banyak membahas pengaruh “baik” keberadaan internet.

Jurnalisme dan internet saat ini menurut saya sudah menjadi kesatuan yang melekat. Kegiatan jurnalisme sedikit banyak berubah seiring dengan berkembangnya internet dan teknologi. Hal ini ditandai dengan munculnya istilah media baru. Lalu, apa yang dimaksud dengan new media atau media baru? Mungkin banyak dari kita yang akan mengartikan new media atau media baru dengan program televisi terbaru, film, ataupun media yang kita anggap baru lainnya. Namun sebenarnya, media baru merupakan istilah yang digunakan untuk kemunculan digital, komputer, atau jaringan informasi di akhir abad ke-20. 

Menurut Creeber dan Martin (2009) dalam bukunya Understanding New Media, new media atau media baru didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital. Dengan kata lain, new media atau media baru merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13). Beberapa contoh produk dari media baru antara lain internet, website, e-mail, televisi kabel digital, dan DVD.

Lister dalam bukunya yang berjudul New Media: A Critical Introduction menjelaskan mengenai kharakteristik dari new media atau media baru. Adapun kharakteristik dari new media adalah:

  • Digital: Dalam proses media digital, semua data yang masuk akan dikonversikan sebagai angka. Kemudian data-data berupa angka yang masuk akan dikoding dan dikeluarkan sebagai teks, gambar, video, ataupun suara. Outputdari proses digital tersebut dapat disimpan dalam bentuk penyimpanan online, disk digital, memori drive, maupun di cetak atau hardcopy. Digital memiliki keuntungan dibandingkan dengan analog, antara lain lebih mudah diakses kembali, disebarluaskan, dan disimpan. Namun, kelemahan dari digital adalah mudahnya memanipulasi data dalam bentuk digital. Seperti contoh memanipulasi foto atau tulisan.
  • Interactivity: New media hadir dengan cara yang lebih interaktif daripada media lama. Pengguna dari media baru dapat dengan bebas memilih konten mana saja yang ingin mereka akses. Hal ini menyebabkan pengguna media baru bisa memperoleh segala informasi yang mereka butuhkan hanya dengan bermodalkan internet dan perangkat digitalnya seperti smartphone dan komputer.
  • Hypertextual: Hypertext memudahkan pengguna media baru membuat suatu rujukan teks dari suatu halaman menuju halaman lainnya. Biasanya penggunaan hypertext ditujukan untuk menyambungkan sebuah laman ke halaman lain hanya dengan sekali klik pada sebuah teks.
  • Networkted: Pengguna media baru akan terhubung dengan jaringan yang luas, hal ini menyebabkan seorang individu dapat memiliki jaringan global. Individu dapat dengan mudah mengakses informasi di internet mengenai tempat yang jauh sekalipun dengan dibatasi oleh firewall, password,hak akses, serta bandwidth dari masing-masing perangkat mereka.
  • Virtual: Virtual merupakan suatu kondisi yang terlihat berbentu seperti nyata. Misalnya sebuah video yang memiliki unsur audio-visual dibuat dengan kondisi yang tampak sama dengan sebuah kejadian.
  • Simulated: Media baru merepresentasikan hal yang sebenarnya nyata mejadi suatu simulasi. Hal ini menggabungkan antara seni dengan penggunaan teknologi yang dapat digunakan dalam suatu teknik perancangan tertentu.

Keberadaan internet sebagai salah satu bentuk media baru membuat jurnalisme saat ini mulai mengalami perubahan. Perubahan yang terlihat jelas adalah media untuk menyampaikan berita produk jurnalisme. Dahulu, untuk mendapakan informasi masyarakat hanya bisa mengaksesnya melalui saluran televisi, radio, ataupun media cetak seperti koran dan majalah. Tentu saja butuh waktu antara kejadian dan penayangan informasi. Jadi, berita yang dimuat seringkali tidak real time. 

Bahkan untuk surat kabar, pembaca baru bisa mendapatkan informasi pada pagi atau sore harinya. Berbeda dengan internet, internet memampukan masyarakat untuk mengakses informasi dari sebuah kejadian saat itu juga. Dengan portal berita online, individu dapat mengakses berita dengan cepat. Jurnalis media online juga dituntut untuk menyebarkan informasi dengan cepat via internet. Di Indonesia, sudah banyak portal berita yang bermunculan, contohnya adalah kompas.com, tirto.id, dan vivanews.com.

Portal berita online merupakan media yang praktis dan tepat jika ingin mengakses berita mengenai suatu kejadian yang terjadi di suatu tempat pada saat itu juga. Contohnya saat terjadi aksis teror bom di Jakarta, beberapa saat setelahnya, sudah ada media online yang memberitakan kejadian tersebut. Walaupun berita yang diinformasikan bukan berita yang panjang dan mendalam, namun hanya informasi umum dari sebuah kejadian.

Tuntutan mandiri backpack journalist

Cepat dan tepat dalam bekerja saat ini menjadi tuntutan bagi setiap jurnalis. Fenomena baru yang terjadi di dunia jurnalisme akhir-akhir ini adalah backpack journalist. Backpack journalist merupakan jurnalis yang mandiri dengan membawa alat-alat untuk mengumpulkan berita dalam sebuah backpack. Jadi, kemanapun snag jurnalis pergi untuk mencari berita, dia akan membawa sebuah ransel yang berisikan beberapa macam perlengkapan liputan.

Backpack journalist mengharuskan seornag jurnalis mandiri dan serba bisa.Seornag jurnalis dituntut untuk multitasking mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Mulai dari wawancara dengan narasumber, menulis berita, dan merekam kejadian. Oleh karena itu, isi ransel dari backpack journalist harus memuat perlengkapan untuk menghimpun berita. Adapun perlengkapan yang digunakan oleh seorang backpack journalist adalah kamera, tripod, laptop, perekam suara, notes, ballpoint, dan lain sebagainya.

everything.plus
everything.plus
Di era infromasi yang serba cepat dan tuntutan untuk bisa megabadikan momen di segala situasi menjadi skill baru bagi para backpack journalist. Mereka diharuskan untuk membuat berita sendirian dan melakukan berbagai pekerjaan seorang diri. Backpack journalist dituntut untuk bisa multitasking seperti menulis berita, merekam gambar, melakukan wawancara, hingga mengedit gambar yang sudah mereka rekam menjadi susunan berita. Setelah liputan mereka selesai, mereka akan langsung mengirimkannya ke redaksi. Tidak jarang juga terjadi, seorang journalist dalam keadaan terdesak dapat mengambil gambar dari sebuah peristiwa hanya melalui telepon genggam kemudian mengeditnya di ponsel pintar mereka untuk selanjutnya dikirimkan ke redaksi.

Siapapun bisa menjadi citizen journalist

Internet membuat semua orang yang memiliki koneksi internet dapat dengan mudah mengakses informasi. Bahkan, semua orang agaknya bisa menjadi “jurnalis” dengan memberitakan sebuah kejadian di suatu tempat di sekitar mereka. Hal ini biasa disebut dengan citizen journalism. Citizen journalism merupakan sebuah sebutan di mana seorang masyarakat biasa dapat menjadi seorang jurnalis dengan membuat dan bahkan menyebarkan informasi. Padahal seperti yang kita tahu, tugas untuk mencari, membuat, dan menyebarkan berita adalah pekerjaan seorang profesional bernama jurnalis. Tentu, berita yang dihasilkan oleh citizen journalismakan berbeda dengan jurnalis pada umumnya karena mayoritas citizen journalism belum mengetahui dasar-dasar dalam pembuatan berita.

Tentu sebagi sebuah fenomena, citizen journalism ibarat dua belah mata pisau yang bertolak belakang. Di satu sisi, munculnya citizen journalismdapat menjadi keuntungan tersendiri bagi sebuah media karena mendapatkan berita dari masyarakat, namun di sisi lain, kualitas berita citizen journalism haruslah benar-benar diperhatikan. Karena, tidak semua hal bisa sepatutnya dijadikan berita. Seorang citizen journalism haruslah benar-benar mengerti apa yang akan mereka beritakan dan memperhatikan etika-etika jurnalistik.

Agaknya saat ini keberadaan citizen journalism tidak lagi dipandang sebelah mata. Beberapa stasiun televisi bahkan meyediakan ruang khusus untuk citizen journalism yang ingin membagikan hasil berita mereka di TV. Keberadaan citizen journalism bisa jadi menjadi suatu keuntungan tersendiri untuk sebuah media. Dengan berita atau liputan yang dikirimkan oleh masyarakat, media sangat terbantu mendapatkan bahan untuk disiarkan dalam acara mereka. Salah satu stasiun televisi yang memiliki minat cukup besar dalam mengembangkan citizen journalism adalah NET TV. Dengan slogan “Everybody can be a journalist”, NET TV memiliki laman netcj.co.id. NET Citizen Journalist merupakan sebuah media sosial yang memungkinkan masyarakat untuk berbagi informasi dan berita karya mereka sendiri. 

Yang menarik dari NET CJ adalah sistem poin yang bisa dikumpulkan oleh member yang bergabung. Poin yang terkumpul menunjukkan keaktifan member, setiap harinya, video yang terpilih akan tayang di NET TV dan akan mendapatkan bonus poin dan hnorarium berupauang tunai. Sedangkan video yang tidak tayang di NET TV namun memiliki konten yang sesuai dengan jurnalisme, akan tetap ditampilkan di laman NET CJ. Adapun berdasarkan iformasi yang saya dapat, honorarium yang diberikan untuk setiap karya yang tampil di TV bisa mencapai dua ratus lima puluh ribu sampai dengan satu juta rupiah. Tentu pedapatan yang lumayan untuk seseorang yang memiliki hobi dan minat pada dunia jurnalistik.

untitled-58ca908b729373492f0e2a8b.png
untitled-58ca908b729373492f0e2a8b.png
Dalam tugasnya, seorang jurnalis haruslah bekerja dengan berpedoman pada kode etik. Hal ini ditujukan agar berita yang mereka buat sesuai fakta dan benar-benar terjadi. Karena ketika sebuah berita dilemparkan ke masyarakat, maka akan menjadi konsumsi masyarakat yang tidak ada batasnya. Masyarakat akan dengan cepat menangkap informasi yang mereka dapatkan dari berita tersebut. 

Jika pemberitaan di media tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya, maka akan terjadi simpang siur di kalangan masyarakat dan bahkan menimbulkan perselisihan. Maka dari itu, seorang jurnalis haruslah memegang tegus pedoman dan kode etik dalam setiap peliputan. Ini juga seharusnya dapat berlaku bagi citizen journalism.Kode etik yang berlaku dalam dunia jurnalisme haruslah bisa menjadi dasar seorang citizen journalist dalam membuat sebuah berita.

Di akhir tulisan saya mengenai jurnalisme online ini saya hanya bisa berharap, banjir informasi yang ada saat ini sudah selayaknya disikapi dengan bijak. Sebagai seorang jurnalis, hendaknya harus selalu mengedepankan kode etik dan aturan yang berlaku saat menulis berita. Agar berita yang mereka buat sesuai dengan fakta di lapangan dan tidak menimbulkan salah tafsir. Sebagai seorang pengkonsumsi berita juga sudah selayaknya kita membekali diri kita dengan literasi media. Karena, informasi yang kita terima haruslah kita pilah dan pilih, mana berita yang benar, dan mana berita bohong atau hoax.

Referensi:

Creeber, G. and Martin, R., (ed)., 2009. Digital Cultures: Understanding New Media, BerkshireEngland: Open University Press

Lister, M., et al. (2009). New Media: a critical introduction.

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun