Mohon tunggu...
Shella Apriliani
Shella Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

keep moving forward, never give up.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perilaku Asertif Terhadap Remaja dalam Lingkungan Sekitar

24 Oktober 2021   22:24 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:00 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan perkembangan globalisasi banyak remaja yang kurang peduli dan tidak menghargai terhadap sesama, mereka justru berperilaku tidak baik bahkan melakukan kejahatan terhadap sesama. Perilaku dan sikap remaja zaman sekarang harus diubah dengan mengembangkan sikap asertif di dalam kehidupan sehari -- hari yang sangat bermanfaat untuk remaja. 

Perilaku asertif sangat diperlukan agar kita lebih mengenal diri sendiri dan lebih jujur dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia. 

Melalui perilaku asertif yang dimiliki, kita dapat belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, dengan cara mengekspresikan perasaan positif dan negatif, percaya diri dengan pendapatnya sendiri, dapat mendengarkan saran bahkan menerima saran dari orang lain, mengembangkan kemampuan untuk menolak pendapat orang lain tanpa merasa bersalah, dan berani meminta bantuan orang lain ketika dalam kesulitan. 

Ketika berbicara secara asertif, kita akan dituntut untuk tahu alasan mengapa kita menolak atau menerima pendapat dari orang lain. Kemudian kita akan mengetahui sebab dan akibat dari sesuatu yang akan kita lakukan. Dengan menerapkan perilaku asertif tidak membuat keinginan kita seolah diterima oleh orang lain. Namun, dengan perilaku asertif kita dapat belajar untuk berpikir positif dan belajar memahami sesama.

Seseorang yang memiliki sifat asertif biasanya mampu untuk membina hubungan yang hangat dengan orang lain, serta mampu menyatakan perasaannya dengan tulus terhadap orang lain. Mereka juga selalu menghargai pendapat orang lain, bertukar pengalaman pribadi, menjadi lebih nyaman berada dekat dengan banyak orang. Dengan bersikap asertif ini mereka jarang merasakan depresi, sehingga banyak memperoleh solusi dari masalah -- masalah pribadi dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Menurut pendapat (Lloyd 1991:29) Ciri-ciri dari individu yang asertif, yaitu:

 a. Mempunyai kemampuan untuk jujur dan langsung, yaitu mengatakan sesuatu perasaan, kebutuhan, ide, dan mengembangkan apa yang ada dalam dirinya tanpa mengesampingkan orang lain.

 b. Bersifat terbuka, apa adanya dan mampu bertindak demi kepentingannya. 

c. Mampu mengambil inisiatif demi kebutuhannya. 

d. Bersedia meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana membutuhkan dan membantu ketika orang lain memerlukan pertolongan. 

e. Dalam menghadapi konflik dapat menyesuaikan dan mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak.

f. Mempunyai kepuasan diri, harga diri, dan kepercayaan diri.

Untuk bisa bersikap asertif diperlukan komunikasi yang efektif dalam diri remaja. Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat bermanfaat bagi remaja, remaja harus mampu untuk bersikap terbuka dan tegas dalam menyampaikan suatu pendapat kepada orang lain tanpa kehilangan rasa percaya diri. Maka, dengan rasa percaya diri yang tinggi akan menjadikan pendapat mereka bisa dipertimbangkan dengan baik oleh orang lain.

Menurut pendapat (Tubbs dan Moss dalam Rakhmat, 2008) menyatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung efektif jika dilengkapi dengan lima hal, yaitu: 

  1. Pengertian, yaitu menerima isi pesan yang cermat sesuai dengan yang dimaksud oleh komunikator. Jika terjadi kegagalan penerimaan isi pesan dengan cermat maka komunikasi tidak berjalan efektif.

  2. Kesenangan, yaitu komunikasi yang terjadi akan menjadikan hubungan sosial antar individu menjadi lebih dekat, nyaman dan mudah bertukar informasi. 

  3. Pengaruh pada sikap, yaitu berkomunikasi yang dikerjakan akan berpengaruh terhadap orang lain yang biasa disebut komunikasi persuasif. Komunikasi tersebut merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator guna mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan komunikan. 

  4. Hubungan sosial yang baik, yaitu dalam berkomunikasi individu juga mempu memiliki hubungan sosial yang baik agar komunikasi yang terjalin dapat memunculkan maksud yang akan dicapai. 

  5. Tindakan, yaitu komunikasi dapat menimbulkan tindakan yang nyata pada komunikan. Tindakan merupakan hasil dari keseluruhan sebuah proses komunikasi. Sebelum menimbulkan tindakan, yang pertama dilakukan sehingga komunikasi berjalan efektif yaitu, menanamkan sikap empati, memunculkan kebahagiaan, dapat mempengaruhi sikap dan dapat menumbuhkan hubungan yang baik.

Dengan adanya perilaku asertif dapat memperkuat hubungan yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Perbedaan pendapat dalam keluarga sering sekali menimbulkan berbagai konflik, dengan bersikap asertif memudahkan kita untuk menyampaikan pendapat dan menyelesaikan konflik dengan baik.

Keluarga merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seseorang dan bersifat abadi. Keluarga juga menjadi peran penting bagi remaja maupun anak -- anak, karena dalam keluarga seseorang dapat memperoleh pendidikan dasar mengenai sikap dan etika kepada masyarakat luar. 

Sebelum mengenal dunia luar kita sudah lebih dahulu mengenal keluarga secara baik maupun buruk. Maka dari itu sikap seseorang terhadap masyarakat sekitar merupakan hal penting bagi keluarga untuk mengajarkan bagaimana bersikap positif dan menghadapi berbagai sikap negatif dari orang lain.

Individu menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan eksistensi diri dalam membentuk karakter, perilaku seseorang. Pendidikan merupakan sarana yang efektif dalam mengembangkan kemampuan serta membangun karakter seseorang. Karena, pendidikan akan memberi berbagai macam nilai -- nilai budaya, norma dan etika dalam masyarakat. Namun, dengan berkembangkan kehidupan masyarakat modern saat ini menimbulkan banyak dampak negatif terhadap remaja dalam lingkungan hidupnya.

Untuk dapat bersikap asertif diperlukan juga pelatihan asertivitas. Pelatihan asertivitas merupakan sebuah program pendekatan untuk mengekspresikan diri menjadi lebih tegas dan dapat menghormati orang lain.

Menurut pendapat dari (corey 2005) secara khas prosedur atau tahapan terstruktur dalam pelatihan asertivitas yaitu :

Pertama, dimulai dengan pengenalan tentang kecemasan sosial yang tidak realistis, pemutusan pada belajar menghapus respon-respon internal yang tidak efektif yang telah mengakibatkan kurang tegasnya dan mempelajari peran tingkah laku baru yang asertif.

Kedua, memperkenalkan sejumlah latihan relaksasi, dan masing-masing anggota menerangkan tingkah laku spesifik dalam situasi-situasi interpersonal yang disarankan menjadi masalah. Para anggota kemudian membuat perjanjian untuk menjalankan tingkah laku spesifik dalam situasi-situasi interpersonal yang dirasakan menjadi masalah. Para anggota kemudian membuat perjanjian untuk menjalankan tingkah laku menegaskan diri yang semula mereka hindari sebelum memasuki sesi berikutnya. 

Ketiga, para anggota menerangkan tentang tingkah laku menegaskan diri yang telah dijalankan oleh mereka dalam situasi-situasi kehidupan nyata. Mereka berusaha mengevaluasi dan jika mereka belum sepenuhnya berhasil, kelompok langsung menjalankan permainan. 

Keempat, bisa disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan individual para anggota. Sejumlah kelompok cenderung berfokus pada permainan peran tambahan, evaluasi dan latihan, sedangkan kelompok lainnya berfokus kepada usaha mendiskusikan sikap-sikap dan perasaan-perasaan yang telah membuat tingkahlaku menegaskan diri sulit dijalankan.

Dampak dari seseorang yang tidak memiliki sikap asertif yaitu salah satunya bullying. Bullying sendiri merupakan bagian dari kenakalan remaja yang masih sulit untuk dihindari bahkan ditangani secara kekeluargaan. Bullying memberikan dampak terhadap korban baik secara fisik maupun psikologis.

Ketika seseorang mengalami bullying, korban akan merasakan banyak perasaan negatif seperti (marah, dendam, tertekan, takut, malu, sedih, terancam) namun korban tidak sanggup menghadapinya. Dampak jangka panjang dari perasaan tersebut yaitu dengan munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga bagi siapapun. 

Para korban akan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tidak nyaman berada dekat dengan banyak orang karena merasa takut dan tertekan, terganggu mentalnya dan merasa depresi bahkan menunjukkan gejala ingin mengakhiri hidupnya sendiri.

Tidak bersikap asertif nya seseorang dapat dilihat dari, ketika orang tersebut tidak mampu menyatakan perasaan dan pendapat secara tepat, membiarkan orang lain mempengaruhi pendapatnya sendiri, melanggar hak -- hak pribadinya, dan berakhir dengan perasaan kecewa, cemas dan tersinggung. Hal tersebut jika dibiarkan dan berlangsung sangat lama akan menimbulkan sifat lain yaitu pasif. Sikap pasif yaitu kebalikan dari sikap asertif, dengan bersikap pasif tidak akan menguntungkan diri sendiri bahkan bisa merugikan orang lain juga.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif terhadap remaja sangatlah berperan penting dalam kehidupannya. Banyak manfaat yang bisa diambil dari bersikap asertif, banyak keuntungan untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, Perilaku asertif dapat dikembangkan dengan latihan secara terus -- menerus agar semakin baik dalam bersikap asertif.

Sumber:

Febe Chen. (2009). Menjadi Pribadi Unggul. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Intan Savitri Sidik Effendi. (2011). Kenali Komunikasi. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero)

Sriyanto , Aim Abdulkarim , Asmawi Zainul, Enok Maryani. (Juni, 2014). Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Bandung:  Jurnal Psikologi Volume 41, No. 1, (74 -- 88) 

Rosa Imani Khan. (September, 2012). Perilaku Asertif, Harga Diri dan Kecenderungan Depresi. Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 1, No. 2, (143-154)

Fahrul Fitrah Kidar, Muhammad Daud, Nurfitriany Fakhri. (Juli 2021). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif Terhadap Peningkatan Perilaku Asertif. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa Volume 1, No 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun