Mohon tunggu...
Shella Frasilia
Shella Frasilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa santuy

manusia yang all in sama rencana tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gaya Komunikasi sebagai Citra Diri

27 November 2023   00:10 Diperbarui: 27 November 2023   00:15 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Klaus Vedfelt di gettyimages.com

Komunikasi sudah ada sejak puluhan ribu tahun yang lalu, entah itu melalui kata (verbal) maupun simbol (nonverbal). karena komunikasi sudah digunakan sejak manusia lahir maka komunikasi erat kaitannya dengan perilaku atau kepribadian manusia. Jadi tidak heran kita bisa menganalisa kepribadian seseorang karena komunikasi seseorang menunjukkan bagaimana lingkungannya, bagaimana latar belakang dan proses kehidupan seseorang hingga budaya seseorang tersebut. 

Sebagai individu yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda, manusia pasti memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda juga. Sehingga gaya komunikasi menjadi unsur yang paling mudah dianalisa Untuk mengetahui kepribadian seseorang. Gaya komunikasi ini bukanlah hal yang dapat kita anggap remeh seperti "saya memang orangnya seperti ini." atau "saya tidak akan merubah diri saya menjadi orang lain." karena nyatanya gaya komunukasi mempengaruhi kehidupan seseorang baik dari segi karir, keadaan emosional seseorang, dan mengindikkasikan banyak hal lainnya.

Karena banyaknya fungsi dan dampak dari gaya komunikasi ini maka penting bagi manusia untuk tau apa itu gaya komunikasi dan bagaimana mengelola nya sesuai kebutuhan komunikasi masing-masing.  Keahlian dalam berkomunikasi juga dapat dijadikan batu loncatan untuk menggapai apapun yang diinginkan karena faktanya orang-orang sukses kebanyakan adalah orang-orang yang fleksibel dan luwes dalam berbincang-bincang dan pandai berkomunikasi. Ini menjadi sangat-sangat menguntungkan jika manusia dapat mengutarakan atau menyampaikan maksud dari pikiran mereka kepada komunikator dengan baik. Sehingga kita butuh mengelola gaya komunikasi sebagai citra diri.

Menurut Norton (1983) gaya komunikasi dibagi menjadi sepuluh, yaitu:

1. Dominan, Gaya komunikasi ini menunjukkan dimana komunikator mendominasi proses komunikasi. Orang dengan gaya komunikasi ini cenderung ingin menguasai pembicaraan yang sedang dilangsungkan.

2. Dramatic, Pengguna gaya komunikasi ini biasanya menggunakan hal-hal yang mengandung kiasan, metaphora, cerita, fantasi dan permainan suara, sehingga menjadi agak berlebihan dalam proses komunikasi.

3. Animated Expresive , seperti artinya Komunikator cenderung ekspresif pada saat proses komunikasi. Mereka biasanya menggunakan bahasa nonverbal untuk memberi kesan tambahan dalam komunikasi berkomunikasi mulai dari ekspresi wajah, gesture dan gerak badan, kontak mata, dan ekspresi tubuh lainnya.

4. Open , Gaya komunikasi ini menunjukkan bahwa komunikator merupakan orang yang terbuka, hangat, berpikiran terbuka, sehingga gaya komunikasi ini mampu membangun rasa percaya antara komunikator dan komunikan.

5. Argumentative , Gaya komunikasi ini mengindikasikan bahwa komunikator berkepribadian agresif. Suka berdebat dan cenderung teguh pendirian dengan pendapatnya bisa dibilang sedikit keras kepala.

6. Relaxed, Komunikator yang tenang. Menciptakan rasa nyaman dalam proses komunikasi. Gaya komunikasi ini baik digunakan pada saat-saat genting sehingga tidak menimbulkan kepanikan.  

7. Friendly, Menunjukkan bahwa komunikator adalah orang yang ramah dan menerima semua orang untuk berkomunikasi. Seringkali kita menggunakan gaya komunikasi ini saat baru beradaptasi di suatu lingkungan sosial masyarakat.

8. Attentive, gaya komunikasi ini memposisikan komunikator sebagai  pendengar yang aktif, empati dan sensitif sehingga memberikan rasa percaya di hati komunikan untuk mencurahkan pesan.

9. Precise, Biasanya di gaya komunikasi ini komunikator lebih fokus pada detail, dokumentasi dan bukti dalam informasi dan kredibelitas sebuah pesan. Biasa kita temui pada kegiatan wawancara, introgasi, dan semacamnya.

10.  Impression Leaving, Kemampuan seorang komunikator dalam membentuk kesan pada pendengarnya. Seingkali kita temui di kalangan tokoh masyarakat yang berusaha mengambil hati masyarakatnya.

Setelah mengetahui 10 gaya komunikasi oleh  Norton, kita dapat menentukan atau menempatkan gaya komunikasi kita sesuai kebutuhan proses komunikasi. Misalnya sebagai seorang mahasiswa kita harus menggunakan gaya komunikasi Attentive untuk menunjukan bahwa kita mencurahkan perhatian kita terhadap kegiatan perkuliahan, dan saat bersama rekan bahasiswa lainnya, kita bisa menggunakan gaya komunikasi  yang Open dan Friendly untuk membangun hubungan yang baik sekaligus membentuk citra diri yang positif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun