Mohon tunggu...
Shella Dheliana
Shella Dheliana Mohon Tunggu... -

Loving and Laughing ..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wawancara Singkat dengan Pengemis Berpenghasilan 9 juta!!

23 Agustus 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 4279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya ingin mengumpat "SIALAN" begitu, tetapi saya orang yang sangat mengendalikan diri untuk tidak mengumpat (lah, tulisan barusan itu apa kalo bukan mengumpat?? hehe)

Oke, lebih jelasnya akan saya ceritakan wawancara singkat saya dengan seorang pengemis berusia sekitar 12 tahun.

Kantor kami sedang sibuk karena sedang mengadakan bazar. Bazar itu selesai tengah hari ketika semua sembako murah telah habis dari  bermacam2 kupon yang dibagikan ke masyarakat beberapa hari yang lalu.

Kami sedang capek2nya dan beberapa rekan kantor masih sibuk dengan barang2 ketika seorang anak kecil, kumuh dan hitam berjalan terseok2 datang membawa banyak amplop kosong masuk dari pintu belakang. Orang2 membiarkannya karena kasian. Dia mulai membagikan amplopnya sambil berkata sangat lirih dan sangat memelas :

"Pak, minta sumbanganya paakkk" benar-benar lirih sampai saya harus meminta dia mengulang.

"Minta uangnya buu.. buat makan" dia berkata dengan lirih dan dengan nada yang sangat menyedihkan.

Hingga semua orang merasa kasihan dan mulai mencari uang diatas seribu. Kebanyakan yang 5 rb dan 10rb, lalu dimasukkan ke amplop putih itu.

Keraguan mulai muncul ketika seorang teman bertanya di mana rumahnya.

Pengemis kecil itu menyebut nama desanya dengan nada yang sama.

Lalu saya ikuti pengemis kecil itu sambil mengajukan beberapa pertanyaan :

S (saya) : Kamu sekolah enggak?

Pengemis kecil (P) : Enggak Mbak..

(teman saya mulai jengkel dan berkata, Ngomongnya biasa aja kenapa? nggak usah dibuat2??)

S : Kamu sehari ngemis dapet uang berapa?

P : Tiga ratus ribu.. (tetap dengan nada khas pengemis -lirih dan memelas-)

HAAAHHHHH!!!!!!

S : Kamu disuruh siapa mengemis?

P : Kemauan saya sendiri (juga dengan nada khas pengemis)

S : Terus uangnya kamu gunain buat apa??

P : saya kasihkan orangtua saya (masihhh tetep dengan nadanya yang bikin tambah gregeten)

S : Terakhir, dari mana kamu belajar ngomong dengan nada kaya gitu?

P : Dari televisi...

Hahahaha.. jawaban polos dan sangat menjengkelkan.

Pertama, jika dia mengemis tiap hari berarti penghasilan dia  9 juta per bulan.

Bagaimana kalo sekeluarga dia mengemis (Membayangkan mobil dia apa ya??)

Kedua, dia sangat pandai berakting dengan muka tanpa ekspresi dan nada suara khas pengemis yang tidak pernah kelupaan (harusnya dia bisa jadi artis, tapi mungkin mengemis lebih prospektif :D )

Ketiga, dia belajar dari televisi (OMG kira2 apa ya TVnya?? mungkin smart TV keluaran terbaru ^^ secara kalo sekeluarga ngemis semua, berarti satu hari bisa satu juta donk.. AArrggghhhh.... Kenapa saya memberi uang kepada orang kaya???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun