Mohon tunggu...
Shella Aviska
Shella Aviska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pondasi Keluarga dalam Psikososial Anak Usia Dini

27 Desember 2022   09:27 Diperbarui: 27 Desember 2022   09:34 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PONDASI KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL 

ANAK USIA DINI

 ABSTRAK

Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Keluarga atau orang tua berperan untuk memastikan anaknya sehat dan aman, menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan kemampuan hidup sosial dan media penanaman nilai-nilai sosial dan budaya sedini mungkin. Orang tua memberi anak-anak mereka cinta, penerimaan, pengakuan dan bimbingan. Hubungan antara orang tua dan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan pada orang lain dan pada diri sendiri. Selain itu, juga dapat mendukung perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial anak membantu para orang tua dan guru menghadapi tantangan dalam pendidikan dan pengasuhan anak serta membantu mengoptimalkan proses perkembangan yang dialami anak.

PEMBAHASAN

Pengertian Psikososial

Psikososial  adalah  suatu  kondisi  yang  terjadi  pada  individu.  Psikososial  individu terlihat  dari  sikap  yang  muncul  dari  gejala  psikis  dan  sosial,  yang  saling  memengaruhi  satu sama  lain.  Psikososial  sendiri  berasal  dari  kata  psiko  dan  sosial.  Kata  psiko  mengacu  pada aspek  psikologis  dari  individu  (pikiran,  perasaan  dan  perilaku)  sedangkan  sosial  mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya.

 Peran Keluarga

Keluarga atau orang tua terutama ayah dan ibu merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak dalam sosialisasinya. Orang tua adalah pengasuh terdekat ketika anak-anak mereka di rumah. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam keluarga. Sebagai pendidik pertama dan terpenting bagi anak-anak mereka, orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk perkembangan anak-anak mereka, memastikan bahwa mereka tumbuh seperti yang diharapkan, karena anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama orang tua mereka.

Erickson percaya bahwa anak-anak mengalami konflik dan krisis di setiap tingkatan, yang merupakan titik balik dalam setiap perkembangan. Konflik ini berfokus pada pengembangan kualitas psikologis, atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas tersebut. Selama ini, potensi pembentukan karakter meningkat, begitu pula potensi kegagalan.

 Pengaruh  keluarga  broken  home  dan  perkembangan  psikososial  anak  mendapati kondisi keluarga  yang broken  home menyebabkan  anak  kekurangan  kasih  sayang  secara psikologis sehingga berpengaruh terhadap perkembangan moral dan psikososial anak, dengan demikian peran orang tua memberikan pengaruh terhadap perkembangan psikososial anak yakni sebagai mentoring.

Peran utama orang tua yang dimaksudkan adalah mengasuh, mengajar, dan mencontoh anak-anak mereka. Peneliti menyimpulkan bahwa  peran orang tua berpengaruh terhadap perkembangan psikososial  anak usia dini. Anak prasekolah biasanya  meniru apa yang diajarkan secara langsung atau tidak langsung oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus dapat memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk menciptakan lingkungan dan kondisi rumah yang kondusif yang mendukung proses tumbuh kembang anaknya.

 Menurut  Hurlock  (2007),  jenis  lingkungan  keluarga  ada  3  yaitu :

 1)  Otoriter  merupakan  jenis  lingkungan  keluarga  yang  mengekang  dan  tidak  memberi kebebasan   sama   sekali,   semua   peraturan   dari   orang   tua   harus   ditaati,   tidak memperhatikan  kemauan  dan  kemampuam  yamg  dimiliki  oleh  anak,  sehingga  anak kurang  bisa  mengembangkan  potensi  yang  dimiliki.

 2) Demokratis merupakan  jenis  lingkungan keluarga yang memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa mengabaikan peraturan dan norma-norma yang  harus  ditaati.

 3) Bebas  merupakan  jenis  lingkungan  keluarga dimana orang tuatidak memberikan aturan dan norma-norma yang harus ditaati oleh anak,  sehingga  anak  merasa  bebas,  dan  kebanyakan  mereka  terjebak  dalam  hal-hal yang  negatif  karena  kurangnya  perhatian  orang  tua.  Perilaku  pola   asuh  dalm lingkungan  keluarga  yang  diterapkan  pada  anaknya  dipengaruhi  oleh  faktor  tingkat pendidikan, lingkungan, dan social budaya.

 Tahapan perkembangan psikososial menurut Erikson :

 1. Tahap I Trust vs Mistrust (0-1 tahun) 

Pada tahap ini, bayi mencoba menerima perhatian dan kehangatan , jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, anak mengembangkan kemampuan untuk percaya dan mengembangkan harapan .

 2. Tahap II Autonomy vs Shame and Doubt (1-3 tahun)

Pada tahap ini, anak belajar mengendalikan tubuhnya. Orang tua harus membimbing anaknya, mengajarinya untuk mengendalikan keinginan atau dorongan hatinya, tetapi tidak dengan perlakuan kasar.

3. Tahap III  Initiative vs Guilt (3-6 tahun)

Pada masa ini, anak belajar  merencanakan dan melaksanakan  kegiatannya. Jika langkah ini tidak diselesaikan, anak takut mengambil inisiatif atau mengambil keputusan karena takut  salah.

 4. Tahap IV Industry vs Inferiority (6-12 tahun)

Pada masa ini, anak belajar menemukan kesenangan dan kepuasan dalam menyelesaikan tugas, terutama tugas  akademik. Keberhasilan menyelesaikan pada tahap ini  menciptakan anak-anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga dengan pencapaian.

 5. Tahap V  Identity vs Role Confusion (12-18 tahun)

Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa namun di sisi lain ia dianggap belum dewasa.

6. Tahap VI  Intimacy vs Isolation (masa dewasa muda)

Pada tahap ini, orang dewasa belajar berinteraksi lebih intens dengan orang lain. Karena ketidakmampuan mereka untuk membentuk ikatan sosial yang kuat, menimbulkan rasa kesepian.

7. Tahap VII  Generativity vs Stagnation (masa dewasa menengah)

Pada tahap ini, individu memberi kepada dunia sebagai imbalan atas apa yang telah diberikan dunia kepada mereka, dan melakukan sesuatu yang dapat menjamin kelangsungan hidup generasi mendatang.

8. Tahap VIII Ego Integrity vs Despair (masa dewasa akhir)

Pada tahap usia tua ini, mereka juga dapat mengingat  masa lalu dan melihat  makna, ketenangan dan integritas. Memikirkan masa lalu adalah perasaan yang baik, dan tujuan saat ini adalah untuk mengintegrasikan tujuan hidup yang dimiliki telah mengejar selama bertahun-tahun. Kegagalan untuk menyelesaikan tahap ini menghasilkan keputusasaan.

DAFTAR PUSTAKA

  

Damanik, S. (2022). Peran Orang tua Terhadap Psikososial Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Dan Parenting.

Kumalasari, E. P. (2022). Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Dini. Jurnal Of Health Science Community.

Lismanda, Y. F. (2017). Pondasi Perkembangan Psikososial anak Melalui keluarga. Jurnal Ilmiah Keagamaan.

Riendravi, S. (2013). Perkembangan Psikososial Anak.

Saputro, H. (2017). Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Psikososial Pada Anak Prasekolah. Jurnal Of Nursing Practice.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun