Mohon tunggu...
Shela Rahmadhani
Shela Rahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis artikel politik dan ideologi

Alumni universitas Gadjah mada yang hari ini berkonsentrasi dalam memperhatikan isu politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Parenting STQ Fikrul Mustanir: Kualitas Pendidikan Kunci Sukses Generasi Cemerlang

14 Mei 2024   14:01 Diperbarui: 14 Mei 2024   14:04 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koleksi agenda Parenting STQFM

Sekolah Tahfidz Quran (STQ) Fikrul Mustanir, Selasa, 23 April 2024 telah sukses mengadakan acara Halal Bihalal dan Parenting yang membakar semangat untuk menata pendidikan di zaman ini dengan peran seluruh stockholder yakni keluarga, instansi sekolah, dan masyarakat. Tema yang diangkat yakni "Kualitas Pendidikan Kunci Sukses Generasi Cemerlang". Acara digelar di ruang utama Masjid Al-Akbar Rantauprapat.

Sebagai pembuka acara, anak-anak TK STQ Fikrul Mustanir menampilkan hafalan ayat suci Al-Quran tanpa melihat mushaf. Pemandangan yang indah, anak-anak sejak dini sudah hafal Al-Qur'an dan didekatkan dengan Al-qur'an.

 Acara tersebut menghadirkan Tuan Guru Syekh Ahmad Wazir, S.Ag dikenal sebagai Ustadz Musa Abdul Ghani yang merupakan ulama Asal Kota Medan, Al-Ustadz Irvan Bahri, S.Pd.i, Al-Hafizh, C.PST, merupakan Mudir STQ Fikrul Mustanir, sekaligus member Jaziratul Huffazh Indonesia - MA IPB, dan Ustadzah Syahraini, Ama. P.d., CMT., Founder STQ Fikrul Mustanir yang kompeten dalam Pendidikan Berbasis Aqidah Islam dan sangat sulit ditemukan dalam dunia modern ini. Pemandu jalannya acara diserahkan kepada Al Ustadz Maddal Umri, S.Km., sehingga pendengar menikmati alur dengan mengalir.

Ustadz Musa menyampaikan dalam kesempatan tersebut bahwa secara kasat mata dijumpai kerusakan anak didik pada hari ini. Anak didik tidak lagi memiliki akhlak, bahkan melakukan tindakan kriminal yang tak terbayangkan oleh pikiran. Anak sekolah membunuh ayah, ibu, atau kakeknya, pelajar SMP melakukan hubungan suami istri, bahkan penggunaan narkoba. Hal ini masih tataran perilaku dan perbuatan.

 Yang lebih bahaya daripada kejahatan fisik adalah pemikiran anak didik hari ini. Anak anak didik pada hari ini tidak lagi memiliki aqidah Islam. Telah bermunculan anak didik yang tidak percaya lagi dengan Tuhan yaitu Allah SWT, tidak percaya hal-hal yang bersifat ghaib seperti surga dan neraka, malaikat, dan kitab suci Al-Quran.  

"Bahkan anak anak hari ini SD SMP banyak yg tidak terikat hukum syara'. Bahkan yang paling mengerikan, sudah tidak percaya lagi dengan adanya Allah. Gak percaya kepada yang ghaib !!Apa yg ghaib ?? surga, neraka!!", papar Al Ustadz.

 Kurikulum pendidikan sekuler menurut Al-Ustadz menghancurkan akidah anak bahkan sejak dini. Program memperkenalkan ide pluralisme sejak TK telah dirancang dan akan diterapkan.  Anak TK dibawa mengunjungi gereja untuk memperkenalkan rumah ibadah agama tersebut. Dengan demikian anak akan terbuka dengan agama dari luar.

 Bertentangan dengan pendidikan Islam yang merancang pendidikan usia dini, SD, SMP, SMP adalah proses penguatan akidah islam. Yang diperkenalkan hanya akidah Islam saja. Sementara ditingkat Perguruan Tinggi anak anak dapat diperkenalkan akidah dari luar.

Akidah adalah asas pendidikan dalam Islam. Pendidikan Islam menjadikan anak beraqidah Islam yang kuat sehingga taat pada syariah. Selanjutnya akidah Islam membawa keberhasilan dan kejayaan di bidang pendidikan.

"Agar pendidikan itu berhasil,  tanamkan akidah Islam agar tumbuh kesadaran dia. Kalau sudah tumbuh kesadaran dia maka dari akidah itu melahirkan perbuatannya sesuai syariah. Makanya akidah disebut yanbatsiqu 'anha nidzom. Akidah itu akan melahirkan suatu peraturan. Kalau akidahnya sekuler, lahir orang orang sekuler, kalau akidahnya sosialis komunis maka lahirlah perbuatannya selerti sosialis konunis, tapi kalau akidah itu,,,pendidikannya dari akidah Islam maka lahirlah nanti dia itu Islam, anak anak yang benar", jelas Ustadz Musa menerangkan akidah adalah asas dan kunci keberhasilan.

Benar, disepanjang peradaban Islam, pendidikan islam sangat maju, melahirkan para ulama-ulama besar  dan ilmuwan yang bermanfaat besar bagi umat di seluruh dunia.

 Sesi berlanjut ke Al-Ustadz Irvan Bahri dimana beliau dengan nada yang ringan tapi pesannya mendalam menyampaikan bahwa "Al-qur'an adalah kunci di dalam pendidikan".

 Al Qur'an Allah turunkan sebagai Al-Huda yaitu petunjuk. Petunjuk adalah sesuatu yang akan menjadikan manusia sampai pada tujuan. Bahkan menurut Ustadz Irvan petunjuk Al-Quran disertai penjelasan tentang petunjuk itu, maksudnya disertai perincian yang jelas. Maka, pendidikan Islam harus berdasarkan petunjuk Al-Qur'an agar sampai pada tujuan.

 Selain petunjuk, Ustadz Irvan menjelaskan Al-qur'an juga pembeda dengan yang lain.

"Dan kemudian furqon. Al-Qur'an itu disebut sebagai Furqon. Pembeda. Maka jelas ketika kita berbica generasi, kenapa  generasi kita tidak tampi beda? ", tanya Al-Ustadz dengan pertanyaan retoris.

Pendidikan Islam tentu berbeda dengan Pendidikan Sekuler karena Pendidikan Islam digali berdasarkan wahyu. Maka, hasil Pendidikan Islam tentu berbeda dengan hasil Pendidikan Sekuler.

Lebih lanjut beliau menjelaskan, umat islam ketika menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk, maka Al-Quran akan memberi solusi dan inspirasi. Para ulama dahulu misalnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terinspirasi dari Al-Quran. Ibnu firnas dalam menciptakan teori pesawat terbang terinspirasi dari Al-Quran yang menjelaskan bagaimana burung mengepak dan mengatupkan sayapnya.

Lalu, sesi berlanjut kepada ustadzah Mira selaku ustadzah yang mumpuni dalam parenting dan pendidikan berbasis akidah islam. Ketika diminta menanggapi cuplikan video kerusakan remaja, geng motor, dll, beliau menjelaskan bahwa fakta tersebut terjadi karena pola asuh yang salah. Keluarga tempat menerapkan pola asuh Islam untuk  mewujudkan sakhsiyah islamiyah pada anak.

" Yang menanamkan nilai nilai Islam agar anak punya pondasi sakhsiyah Islam atau, dia punya benteng ketika dia nanti keluar rumah, ini benar atau tidak, ini baik atau buruk, ini dapat pahala, terpuji, atau ini tercela, itu dia dapati dari mana ?? Dari orang tua..!! Dari rumah.. !!, ditegaskan Ustadzah Mira.

 Di keluarga, ibu pengasuh utama karena peran ibu sebagai "umm warabbatul bait".Namun, pola asuh tidak akan sempurna jika ayah tidak berperan. Ayah berperan sebagai pemimpin dan penentu visi misi keluarga. Visi misi keluarga antara ayah dan ibu harus sama yaitu masuk ke dalam surga. Demikian pula dalam mendidik, visi misi pendidikan anak di keluarga adalah surga. Kesamaan visi misi ayah dan ibu membentuk karakter pada anak. Sebaliknya ketidaksamaan visi misi menjadikan anak tidak memiliki prinsip dan karakter.

Sebagai contoh anak yang suka menimbang-nimbang dalam menjalankan syariat. Hal tersebut disebabkan ayah dan ibu tidak se-"iya" se"kata". Ibu bersikap tegas melarang suatu perbuatan buruk, sementara ayah membolehkan. Perilaku ini mendidik anak berperilaku lobi-lobi, bukan berfikir benar. Datang ke ibu, tidak diizinkan, lobi ke ayah, dapat izin. Anak tidak akan memiliki prinsip dan karakter jika ayah dan ibu tidak sevisi.

 Diskusi berlanjut, pertanyaan dibuka oleh moderator kembali, yaitu bagaimana mewujudkan pendidikan yang berkualitas?

 Ustadzah Mira memaparkan langkah mewujudkan pendidikan berkualitas. Pertama, pendidikan di sekolah harus mampu menghasilkan anak yang berkepribadian Islam.

"Pendidikan itu, yang pertama, dikemas mampu melahirkan sakhsiyah islamiyah pada anak", jelas Ustadzah Mira.

 Kedua, pendidikan harus sesuai jenjang usia. Ketiga, pendidikan harus membuat jiwa anak sholih. Keempat, peran guru yang dapat membuat belajar itu menyenangkan. Kelima, sinergi antara sekolah dan keluarga yakni orang tua siswa harus terjalin. Menciptakan sistem pendidikan Islam adalah tugas negara. Namun negara hari ini tidak menciptakan sistem pendidikan Islam. Maka keluarga dan sekolah harus bersama-sama dalam membentuk sistem pendidikan untuk anak pada hari ini.

 Ustadz Irvan Bahri kemudian menambahkan segala hal yang terdapat Al-Quran padanya, akan menjadi paling mulia. Dua tempat turun Al-Quran menjadi tempat paling mulia, malam turunnya Al-Quran menjadi malam paling mulia, maka demikian pula pendidikan yang berasal dari Al-Quran akan menjadikan anak didik yang paling mulia di tengah tengah manusia.

 Ustadz Musa Abdul Ghani memaparkan kembali. Orang tua juga harus belajar. Orang tua harus berada di jamaah yang bisa menjadikannya semakin faham terhadap agama dan menguatkan aqidah Islam. Berkaitan dengan itu STQ Fikrul Mustanir berupaya menjadi tempat yang bisa dijadikan tempat untuk berjamah dalam menimba ilmu Islam.

Demikianlah acara berlangsung dan berpindah sesi dengan seksama, membuka fikiran dan membangkitkan jiwa.

Kemudian, disesi tanya jawab, penanya dengan antusias memberikan pertanyaan, yang setelahnya dijawab oleh ketiga narasumber.

 Acara Halal Bilhalal dan Parenting yang penuh keberkahan pun berakhir. Dari ketiga narasumber jelas bahwa generasi cemerlang dapat diwujudkan ketika pendidikan berkualitas. Ilmu yang disampaikan narasumber sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan dan dipraktekkan. Keluarga, sekolah dan masyarakat secara bersama-sama sewajarnya  berupaya membentuk pendidikan berkualitas dengan mendukung STQ Fikrul Mustanir sebagai sekolah pendidik generasi cemerlang pembangun peradaban. Menggabungkan anak untuk belajar di STQ Fikrul Mustanir selanjutnya menjadi langkah para orang tua untuk berkolaborasi dengan STQ FM dalam menyiapkan generasi cemerlang untuk tegaknya peradaban Islam. Aamiin ya rabbal Aa'laamiin...

Reportase : Shela Rahmadhani, S. Pt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun