Tepatnya pada tahun 2000, teman Widji Thukul yang berkebangsaan Belanda menyatakan bahwa "Widji Thukul telah hilang" di media massa, setelah pencarian terhadap aktivis itu dilakukan sejak tahun 1998. Siaran pers KontraS menyatakan bahwa Wiji Thukul hilang pada sekitar Maret 1998, yang diduga berkaitan dengan aktivitas politik yang dilakukannya. Puisi-puisi yang ditulis Widji Thukul dianggap mengancam pemerintahan. Pada masa itu pula sedang digencarkan 'pembersihan' untuk mereka-mereka yang berlawanan politik dengan pemerintah. Banyak penulis yang karyanya disita dan dilarang untuk disebarluaskan. Meski sebelumnya hanya ancaman penjara yang dilayangkan kepada para seniman tersebut dan bukan praktik penghilangan paksa.Â
Beberapa kali KontraS (Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) mendapat kabar tentang keberadaan Widji Thukul, namun setelah ditelusuri dan dipastikan, ternyata hanyalah berita bohong.Â
Kasus ini menyeret nama-nama besar yang diduga membentuk Tim Mawar untuk melenyapkan nyawa para aktivis. Namun hingga kini tidak ada kejelasan mengenai keberadaan Widji Thukul dan aktivis-aktivis lainnya. Tidak ada yang diusut, diadili dan ditetapkan sebagai tersangka.Â
Widji Thukul terus hidup melalui karya-karyanya yang menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda yang memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia. Puisi-puisi yang ditulisnya menggugah kesadaran akan pentingnya memperjuangkan kebebasan berekspresi dan hak-hak rakyat. Juga keberaniannya dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan meski berada di tengah penindasan. Widji Thukul bukan hanya seorang penyair, ia adalah lambang perlawanan yang tak akan terlupakan dalam sejarah Indonesia.
"Hilang bukan berarti dilupakan. Semoga kami dapat menyuarakan kebenaran. Hanya ada satu kata: Lawan!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H