Mohon tunggu...
Sheila Grenvani
Sheila Grenvani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trisakti School Of Management Student

No Effort Betrays Results

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Traits, Behaviors, and Relationship In Leadership

10 September 2021   13:19 Diperbarui: 10 September 2021   13:21 5853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam suatu kepemimpinan, sifat, perilaku, dan hubungan sangat penting dan berkaitan erat untuk keberlangsungan perusahaaan tersebut. Mengapa sangat penting ? Akan kita bahas pada artikel ini.

 

THE TRAIT APPROACH

Yang pertama kita akan membahas Trait Approach. Apa itu Traits ? Traits adalah karakteristik pribadi yang membedakan seorang pemimpin, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan penampilan.  Riset pada awal abad ke-20 meneliti bahwa para pemimpin yang telah mencapai tingkat kepemimpinan yang besar dikenal sebagai The Great Man Approach. Dasar teori ini adalah gagasan dari beberapa orang yang sejak dilahirkan memang telah memiliki sifat pemimpin. The Great Man Approach berusaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri yang dimiliki pemimpin yang membedakannya dari orang-orang yang bukan pemimpin.

Pada umumnya, karakteristik dari seorang pemimpin yang dinilai paling penting adalah optimisme, kepercayaan diri, kejujuran, integritas, dan dorongan. Penjelasan mengenai kelima karakteristik ini akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

    Optimisme mengacu pada kecenderungan melihat sisi positif dari berbagai hal dan berharap semuanya akan berjalan dengan baik. Banyak sekali survei yang menunjukkan bahwa optimisme adalah satu-satunya karakteristik yang paling umum diunggulkan oleh para pemimpin. Beberapa orang dapat "naik ke atas puncak" karena mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang, dimana orang lain tidak melihatnya dan dapat menanamkan pada orang lain rasa harapan untuk masa depan. Para pemimpin dapat melatih diri mereka untuk hanya fokus pada situasi yang positif daripada negatif dan menemukan solusi dengan cara yang positif.

Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri dalam melakukan sesuatu maupun mengambil keputusan. Kepercayaan diri tidak berarti menjadi sombong, tetapi lebih mengetahui kemampuan dan percaya pada diri sendiri.  Seorang pemimpin yang memiliki citra dan menunjukkan kepastian tentang kemampuannya sendiri untuk mencapai suatu hasil akan menumbuhkan kepercayaan di antara pengikutnya, mendapatkan rasa hormat dan kekaguman, serta menciptakan motivasi dan komitmen di antara pengikut untuk misi yang ada.

Kejujuran berarti tidak menipu. Seorang pemimpin sangat perlu untuk berlaku jujur terhadap pengikut, pelanggan, pemegang saham, dan publik, karena dengan berlaku jujur akan menyiratkan keterbukaan yang diterima oleh para pengikut. 

Integritas berarti memiliki pendirian yang kuat, bertindak sesuai dengan prinsip dan etika yang baik dan benar. 

Dorongan (drive) mengacu pada motivasi dan usaha yang tinggi yang dimiliki oleh pemimpin agar proyek yang dikerjakan dapat berhasil maupun tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Pemimpin yang memiliki dorongan akan mencari pencapaian, memiliki energi dan keuletan, serta sering dianggap ambisius. Ambisi dapat memungkinkan para pemimpin untuk menetapkan tujuan yang menantang dan mengambil inisiatif untuk mencapainya.

KNOW YOUR STRENGTHS

What are Strengths?

Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan alami. Dengan bakat dan kemampuan alami tersebut yang didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari akan menjadi kekuatan bagi seseorang.

Seorang pemimpin yang baik mampu mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan kelemahannya kemudian mereka ingin menggunakan keterampilan yang mereka miliki tersebut untuk dapat bekerja sama dengan orang lain yang keterampilannya belum cukup baik. Kunci untuk menjadi pemimpin yang baik adalah dengan Interdependence, yaitu saling ketergantungan antara satu dengan yang lain untuk memperoleh skill dan knowledge.


Matching Strengths with Roles

Terdapat tiga tipe kepemimpinan, yaitu Operational Role, Collaborative Role, dan Advisory Role. Berikut adalah penjelasan dari ketiga tipe kepemimpinan tersebut:

Operational Role, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Paling dekat dengan peran tradisional yeng berorientasi vertikal.
  • Para eksekutif memiliki kontrol langsung terhadap orang lain dan sumber daya yang ada.

Collaborative Role, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Berperan secara horizontal.
  • Menggunakan kekuatannya untuk mempengaruhi orang lain dan menyelesaikan sesuatu.

Advisory Role, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan organisasi yang luas daripada mencapai hasil bisnis tertentu.

BEHAVIORS APPROACHES

Gaya seorang pemimpin bisa dipelajari dari tingkah lakunya dalam menjalankan kepemimpinan., sehingga ada beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat dalam mempelajari gaya kepemimpinan dari tingkah laku seorang pemimpin.

 

Autocratic Vs Democratic Behaviors

Ada suatu studi yang mempelajari gaya kepemimpinan berdasarkan tingkah laku otokratik dan demokratik. Otokratik sendiri merupakan gaya kepemimpinan yang melakukan sentralisasi kekuasaan, menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk kekuatan, dan menggunakan gaya kepemimpinan yang memaksa. Sementara, demokratik adalah gaya kepemimpinan yang mendelegasikan kekuasaan kepada orang lain, mendorong adanya partisipasi, mengandalkan pengetahuan bawahan dalam penyelesaian tugas, dan mengandalkan rasa hormat dari bawahan untuk pengaruh di organisasi.

INDIVIDUALIZED LEADERSHIP

Individualized leadership merupakan suatu pendekatan/teori/konsep yang lebih baru, dimana seorang pemimpin memiliki hubungan yang unik dan spesifik dengan anggotanya secara individual yang akan menentukan bagaimana pemimpin berperilaku terhadap anggota dan bagaimana anggota menanggapi pemimpin. Teori/konsep ini memandang bahwa hubungan kepemimpinan yang terjadi antara pemimpin dengan anggotanya adalah suatu hubungan diadik. Hubungan diadik ini akan berfokus pada konsep pertukaran, apa yang akan diberikan dan diterima masing-masing pihak.

Penelitian yang terjadi dalam teori individualized leadership ini melewati tiga tahap pengembangan, yaitu sebagai berikut:

1. Vertical Dyad Linkage

Model hubungan ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan diadik yang dibentuk oleh setiap pemimpin dengan setiap anggotanya. Setiap anggota dapat memberikan deskripsi yang berbeda-beda mengenai seorang pemimpin yang sama. Misalnya, beberapa anggota mengutarakan bahwa mereka memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemimpinnya, dimana terdapat kepercayaan, kehormatan, dan lainnya di dalam hubungan tersebut. Namun, beberapa anggota lainnya dapat mengutarakan hal yang bertolak belakang dengan beberapa anggota sebelumnya, dimana mereka tidak memiliki hubungan yang cukup baik dengan pemimpinnya. Karena adanya kedua perbedaan yang begitu signifikan, maka model hubungan ini akan membentuk kelompok in-group dan out-group.

2. Leader-Member Exchange (LMX)

Tahap ini menegaskan bahwa baik atau tidak baik kinerja yang dihasilkan bergantung pada seberapa baik proses pertukaran antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin biasanya cenderung membangun hubungan pertukaran dalam kelompok dengan individu yang memiliki karakteristik yang mirip dengan pemimpin, seperti kesamaan dalam latar belakang, minat, dan nilai, dan dengan mereka yang menunjukkan kompetensi dan minat tingkat tinggi dalam pekerjaan. Teori LMX mengusulkan bahwa hubungan yang lebih berkualitas ini akan mengarah pada kinerja yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih besar bagi anggota dalam kelompok. Hubungan LMX yang berkualitas tinggi terbukti membawa hasil yang sangat positif bagi para pemimpin, pengikut, unit kerja, dan organisasi. Untuk pengikut, hubungan pertukaran berkualitas tinggi dapat berarti penugasan yang lebih menarik, tanggung jawab dan otoritas yang lebih besar, dan penghargaan yang nyata seperti kenaikan gaji dan promosi. Para pemimpin dan organisasi jelas mendapat manfaat dari upaya dan inisiatif yang meningkat dari anggotanya dalam melaksanakan tugas dengan sukses.

3. Partnership Building

Fokus pada tahap ini adalah apakah pemimpin dapat mengembangkan hubungan positif dengan bawahan dalam jumlah besar. Kritikus teori LMX menunjukkan bahaya para pemimpin yang membangun hubungan in-group dan out-group yang dibedakan secara tajam. Hal tersebut dapat menyebabkan perasaan kebencian dan permusuhan dari anggota kelompok out-group. Jika pemimpin dianggap memberikan keuntungan yang berlebihan kepada anggota in-group, maka anggota out-group  mungkin akan memberontak yang nantinya dapat merusak seluruh organisasi.

Dengan demikian, tahap ketiga penelitian di bidang ini difokuskan pada apakah para pemimpin dapat mengembangkan hubungan yang positif dengan semua anggotanya. Dalam pendekatan ini, pemimpin akan memandang setiap orang secara independen dan mungkin memperlakukan setiap individu dengan cara yang berbeda tetapi tetap positif. Artinya, pemimpin berusaha untuk mengembangkan hubungan yang positif dengan setiap bawahannya, namun hubungan positif tersebut akan memiliki bentuk yang berbeda-beda bagi setiap orang bergantung pada sifat dan kepribadian masing-masing anggotanya.

ENTREPRENEURIAL TRAITS AND BEHAVIOR

Enterpreneurial Leaders mengambil resiko sebagai sebuah solusi bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan organisasi lain.

Terdapat 4 karakteristik yang penting bagi seorang entrepreneurial leader, yaitu:

1. Vision and dissatisfaction with the present.

Seorang entrepreneurial leader tidak boleh cepat merasa puas dengan apa yang sudah dicapai saat ini karena akan semakin banyak kompetitor yang akan menyaingi perusahaan. Di samping itu, entrepreneurial leader juga harus mengingat apa yang menjadi visi dari perusahaan.

2. Flexibility and ability to learn and adapt.

Seorang entrepreneurial leader harus mau untuk terus belajar dan dapat beradaptasi dengan keadaan sekitar Karena dengan begitu ia dapat mengembangkan perusahaan yang ia miliki.

3. Persistence and execution.

Seorang entrepreneurial leader harus memiliki ketekunan dan mampu melakukan ekskusi dengan baik agar perusahaan yang dipegang dapat berjalan dengan baik.

4. Ability to get people on board.

Seorang entrepreneurial leader harus memiliki kemampuan yang dapat membuat orang-orang ikut serta dalam mengembangkan perusahaan dan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun