Selain seni lukisan, desa ini juga menjadi salah satu rumah bagi para penggiat kesenian wayang golek. Di desa ini, terdapat Sanggar Wayang Golek Giriharja yang kini telah memasuki generasi keempat dalam pengelolaannya. Sejarah ini kemudian juga menjadi potensi untuk dikembangkannya Jelekong sebagai kampung seni dan budaya yang sekaligus menjadi penarik wisatawan di daerah Bandung Raya.
Masyarakat Desa Jelekong secara rutin melaksanakan perayaan Hari Wayang yang dilakukan dengan mengadakan pagelaran dan pameran. Hal tersebut dilakukan guna menumbuhkan kesadaran dan kecintaan warga sekitar tentang kesenian-kesenian yang ada di Desa Jelekong ini. Dengan dirancangnya acara tahunan tersebut, diharapkan masyarakat Desa Jelekong dapat lebih mencintai dan melestarikan kesenian-kesenian yang sudah menjadi ciri khas Kampung Jelekong, sehingga tetap bisa bertahan seiring perkembangan zaman.
Desa Wisata Jelekong perlu melakukan lebih banyak sosialisasi yang di dalamnya memuat ajakan kepada kalangan pemuda untuk melestarikan kesenian yang sudah hadir sejak dulu di desa mereka. Dilakukannya sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bagi para generasi muda Desa Jelekong akan pentingnya menjaga kelestarian seni dan budaya yang sudah melekat di desa mereka. Sosialisasi ini diadakan mengingat seiring berkembangnya zaman, semakin banyak generasi muda yang acuh tak acuh terhadap kebudayaannya sendiri. Mereka lebih tertarik untuk mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, dibanding harus terjun menjadi pelukis yang penghasilannya tidak tentu. Hal ini kiranya menjadi tantangan tersendiri bagi penduduk Desa Jelekong dalam melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang dimiliki oleh desa mereka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, yaitu Bapak Dudi, sebagai warga yang masih aktif sebagai pelukis di Desa Jelekong, mengatakan bahwa konsultasi dan pendampingan yang diberikan kepada masyarakat Desa Jelekong dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki sangat kurang. Hal tersebut dilihat dari kurangnya perhatian dari pemerintah dalam memberdayakan serta mengembangkan masyarakat Desa Jelekong terkait potensi seni yang mereka miliki, utamanya dalam hal program pelatihan dan pendanaan. Penyebab dari tidak bertahan lamanya perkumpulan atau komunitas pemuda yang ingin belajar melukis tidak terlepas dari hal tersebut. Meskipun begitu, mereka merasa cukup terbantu dengan para mahasiswa/i dari salah satu instansi pendidikan di Kota Bandung yang melaksanakan program pemberdayaan pada desa mereka, yang sedikit banyak membuka kesempatan bagi para seniman Jelekong untuk lebih mengembangkan dan mewariskan potensi seninya, baik kepada masyarakat mereka sendiri maupun bagi para wisatawan yang datang ke Kampung Seni dan Budaya Jelekong ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H