Mohon tunggu...
Shawa Ayumi Hapsania
Shawa Ayumi Hapsania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Epidemiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program TaSiMuk di Desa Pekauman, Kabupaten Banjarnegara: Solusi Alami Pencegahan DBD Sederhana dan Ramah Lingkungan

1 November 2024   18:16 Diperbarui: 1 November 2024   18:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Pengenalan Tanaman Pengusir Nyamuk (24/09)

Desa Pekauman, Kabupaten Banjarnegara, mengalami tantangan dalam penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2024, terdapat 23 Kasus DBD dengan 1 kematian per september 2024. 

Meskipun program pengkaderan Forum Kesehatan Desa (FKD) dan pembentukan kader Jumantik telah dilakukan di Desa Pekauman, namun efektivitas program ini masih belum optimal karena kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan PSN dan pengawasan jentik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pencegahan yang lebih inovatif, sederhana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan DBD.

Salah satu langkah inovatif yang diambil untuk mengatasi hal ini adalah program TaSiMuk (Tanaman Pengusir Nyamuk), sebuah inisiatif yang memperkenalkan solusi alami dengan memanfaatkan tanaman yang efektif mengusir nyamuk, memanfaatkan tanaman alami sebagai langkah preventif jangka panjang. Program ini bertujuan untuk menurunkan risiko penularan DBD di masyarakat melalui pendekatan berbasis lingkungan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang memiliki efek samping buruk bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang seperti mual, muntah, bahkan kanker. Tanaman seperti catnip, serai wangi, rosemary, lavender, zodia, marigold/kenikir, peppermint, basil/ kemangi, eucalyptus dan geranium memiliki senyawa aktif yang dapat mengurangi populasi nyamuk secara alami dengan menganggu sistem saraf atau pernafasan nyamuk sehingga nyamuk tidak mau mendekat sekaligus dapat memperindah lingkungan karena dapat dibudidayakan menjadi tanaman hias.

Tujuan Program TaSiMuk

Contoh Tanaman Pengusir Nyamuk (03/09)
Contoh Tanaman Pengusir Nyamuk (03/09)

Program ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD menggunakan metode alami dan ramah lingkungan. Di Desa Pekauman, masyarakat diajak untuk mengoptimalkan potensi tanaman yang memiliki kemampuan sebagai repellent alami untuk mengurangi populasi nyamuk. Dengan memperkenalkan berbagai tanaman pengusir nyamuk, diharapkan masyarakat dapat memiliki opsi pencegahan yang mudah diterapkan dan berkelanjutan.

Pelaksanaan Program di Desa Pekauman

Sosialisasi Pengenalan Tanaman Pengusir Nyamuk (24/09)
Sosialisasi Pengenalan Tanaman Pengusir Nyamuk (24/09)

Program TaSiMuk di Desa Pekauman dimulai dengan sosialisasi di Aula Kantor Desa Pekauman. Acara ini dihadiri oleh kader kesehatan desa, perangkat desa, dan beberapa masyarakat yang antusias untuk belajar mengenai metode alami pencegahan DBD. Dalam sosialisasi ini, masyarakat diperkenalkan pada berbagai jenis tanaman yang berfungsi dapat mengusir nyamuk, cara menanam, dan merawat tanaman tersebut agar efektivitasnya terjaga. Total ada 10 tanaman yang diperkenalkan dapat mengusir nyamuk, diantaranya adalah :

  • Catnip (Nepeta cataria).
  • Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
  • Lavender (Lavandula angustifolia)
  • Rosemary (Rosmarinus officinalis)
  • Bunga Marigold (Tagetes spp.) atau kenikir
  • Kemangi atau Sweet basil (Ocimum basilicum)
  • Zodia (Evodia suaveolens)
  • Peppermint (Mentha piperita)
  • Eucalyptus (Eucalyptus spp.)
  • Geranium (Pelargonium graveolens)

Pemberian Tanaman Pengusir Nyamuk Kepada Masyarakat (24/09)
Pemberian Tanaman Pengusir Nyamuk Kepada Masyarakat (24/09)

Masing-masing tanaman yang berjumlah 10 itu diperkenalkan secara detail, mencakup morfologi, nama lain yang lebih dikenal oleh masyarakat jawa, zat yang terkandung, manfaat, radius perlindungan, serta cara penanaman dan perawatannya agar efektif sebagai pengusir nyamuk. 

Selain itu, tanaman dibagikan kepada masyarakat yang hadir sebagai bentuk dukungan agar program ini dapat segera diimplementasikan di lingkungan rumah masing-masing. Beberapa tanaman yang diperlihatkan langsung dan dibagikan kepada masyarakat adalah tanaman lavender, rosemary, serai wangi, dan zodia. 

Hal ini dilakukan sebagai insentif dan upaya untuk memberikan pengalaman langsung bagi masyarakat tentang efektivitas tanaman dalam mengusir nyamuk. Materi mengenai 10 tanaman pengusir nyamuk diberikan kepada Kader Kesehatan dan pihak Puskesmas Madukara agar dapat dilakukan edukasi lanjutan kepada masyarakat lainnya.

Monitoring Impelementasi dan Perawatan Tanaman Pengusir Nyamuk oleh Masyarakat (14/10)
Monitoring Impelementasi dan Perawatan Tanaman Pengusir Nyamuk oleh Masyarakat (14/10)

Bagi masyarakat Desa Pekauman, program ini membawa manfaat signifikan, terutama dalam memberikan alternatif pencegahan DBD yang tidak bergantung pada metode kimia seperti fogging. Dengan menanam tanaman pengusir nyamuk di pekarangan rumah, masyarakat dapat mengurangi potensi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD secara alami dan aman. Selain manfaat kesehatan, tanaman-tanaman ini juga menambah keindahan lingkungan sekitar.

Praktik Penanaman Tanaman Pengusir Nyamuk melalui Bibit dan Benih (10/09)
Praktik Penanaman Tanaman Pengusir Nyamuk melalui Bibit dan Benih (10/09)

Sebelum dilakukan di Desa Pekauman, program TaSiMuk ini telah dilaksanakan di Institusi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara bersama Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yaitu Bapak Abidin Achmad, S.KM. Program TaSiMuk di Institusi dilakukan melalui praktik tanaman langsung dan pemberian edukasi melalui 10 konten video adukasi singkat mengenai tanaman pengusir nyamuk. 

Praktik Penanaman bersama Kepala Bidang P2P (10/09)
Praktik Penanaman bersama Kepala Bidang P2P (10/09)

Praktik penanaman dilakukan melalui bibit dan benih. Bibit terdiri dari 4 jenis tanaman yaitu 2 Rosemary, 2 Lavender, 1 Sweet basil, dan 1 Catnip dengan total 6 tanaman. Sedangkan benih terdiri dari 6 jenis tanaman dengan total 109 benih yaitu 24 Marigold, 25 Lavender vera, 15 Rosemary, 15 Catnip, 14 Ocimum basilicum, dan 16 Peppermint Mentha Piperita. Bibit dan benih ini ditempatkan sementara di rumah Kepala Bidang P2P untuk perawatan awal dikarenakan jika langsung di institusi, perawatan awal tanaman akan kurang maksimal dan kurang pengawasan. 

Penanaman tanaman pengusir nyamuk di lingkungan Dinas Kesehatan bertujuan untuk menjadi contoh bagi masyarakat setempat dalam menerapkan metode serupa di rumah mereka dan agar pencegahan DBD berbasis lingkungan ini dijadikan kebijakan yang diterapkan di seluruh Kabupaten Banjarnegara.

Beberapa Cuplikan Konten Edukasi Tanaman Pengusir Nyamuk (27/09)
Beberapa Cuplikan Konten Edukasi Tanaman Pengusir Nyamuk (27/09)


Edukasi lanjutan dilakukan melalui video pendek berbentuk tiktok/reels instagram dengan jumlah 10 video yang memperkenalkan masing-masing tanaman pengusir nyamuk. Video ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik melalui platform media sosial sekaligus bentuk pemanfataan teknologi digital.

Harapan dan Keberlanjutan Program

Program TaSiMuk memiliki potensi besar untuk diterapkan secara berkelanjutan di Desa Pekauman dan wilayah-wilayah lainnya. Harapan ke depannya, semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk sebagai bagian dari upaya pencegahan DBD. Dengan kolaborasi antara masyarakat dan pihak institusi kesehatan, program ini dapat menjadi model inovatif untuk pencegahan penyakit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Program TaSiMuk di Desa Pekauman adalah langkah positif dan inovatif dalam menangani permasalahan DBD. Dengan mengedepankan pendekatan berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat, program ini berhasil membawa perubahan dalam kesadaran dan keterampilan masyarakat untuk mencegah DBD. Semoga inisiatif seperti ini terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya dalam menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit seperti DBD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun