Desa Pekauman, Kabupaten Banjarnegara, mengalami tantangan dalam penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2024, terdapat 23 Kasus DBD dengan 1 kematian per september 2024.Â
Meskipun program pengkaderan Forum Kesehatan Desa (FKD) dan pembentukan kader Jumantik telah dilakukan di Desa Pekauman, namun efektivitas program ini masih belum optimal karena kurangnya konsistensi dalam pelaksanaan PSN dan pengawasan jentik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pencegahan yang lebih inovatif, sederhana dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan DBD.
Salah satu langkah inovatif yang diambil untuk mengatasi hal ini adalah program TaSiMuk (Tanaman Pengusir Nyamuk), sebuah inisiatif yang memperkenalkan solusi alami dengan memanfaatkan tanaman yang efektif mengusir nyamuk, memanfaatkan tanaman alami sebagai langkah preventif jangka panjang. Program ini bertujuan untuk menurunkan risiko penularan DBD di masyarakat melalui pendekatan berbasis lingkungan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang memiliki efek samping buruk bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang seperti mual, muntah, bahkan kanker. Tanaman seperti catnip, serai wangi, rosemary, lavender, zodia, marigold/kenikir, peppermint, basil/ kemangi, eucalyptus dan geranium memiliki senyawa aktif yang dapat mengurangi populasi nyamuk secara alami dengan menganggu sistem saraf atau pernafasan nyamuk sehingga nyamuk tidak mau mendekat sekaligus dapat memperindah lingkungan karena dapat dibudidayakan menjadi tanaman hias.
Tujuan Program TaSiMuk
Program ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD menggunakan metode alami dan ramah lingkungan. Di Desa Pekauman, masyarakat diajak untuk mengoptimalkan potensi tanaman yang memiliki kemampuan sebagai repellent alami untuk mengurangi populasi nyamuk. Dengan memperkenalkan berbagai tanaman pengusir nyamuk, diharapkan masyarakat dapat memiliki opsi pencegahan yang mudah diterapkan dan berkelanjutan.
Pelaksanaan Program di Desa Pekauman
Program TaSiMuk di Desa Pekauman dimulai dengan sosialisasi menggunakan media edukasi powerpoint di Aula Kantor Desa Pekauman. Acara ini dihadiri oleh kader kesehatan desa, perangkat desa, dan beberapa masyarakat yang antusias untuk belajar mengenai metode alami pencegahan DBD. Dalam sosialisasi ini, masyarakat diperkenalkan pada berbagai jenis tanaman yang berfungsi dapat mengusir nyamuk, cara menanam, dan merawat tanaman tersebut agar efektivitasnya terjaga. Total ada 10 tanaman yang diperkenalkan dapat mengusir nyamuk, diantaranya adalah :
- Catnip (Nepeta cataria).
- Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
- Lavender (Lavandula angustifolia)
- Rosemary (Rosmarinus officinalis)
- Bunga Marigold (Tagetes spp.) atau kenikir
- Kemangi atau Sweet basil (Ocimum basilicum)
- Zodia (Evodia suaveolens)
- Peppermint (Mentha piperita)
- Eucalyptus (Eucalyptus spp.)
- Geranium (Pelargonium graveolens)
Masing-masing tanaman yang berjumlah 10 itu diperkenalkan secara detail melalui powerpoint dan video konten edukasi, mencakup morfologi, nama lain yang lebih dikenal oleh masyarakat jawa, zat yang terkandung didalamnya sehingga dapat mengusir nyamuk, manfaat, radius perlindungan, jumlah yang diperlukan, penempatan efektif, cara penanaman efektif seperti jenis tanah; kebutuhan sinar matahari; frekuensi penyiraman; cara menanam apakah lebih baik di pot atau tanah langsung; jarak antar tanaman; dan perawatannya agar efektif sebagai pengusir nyamuk seperti pemangkasan dan lainnya.Â
Selain itu, tanaman dibagikan kepada masyarakat yang hadir sebagai bentuk dukungan agar program ini dapat segera diimplementasikan di lingkungan rumah masing-masing. Beberapa tanaman yang diperlihatkan langsung dan dibagikan kepada masyarakat adalah tanaman lavender, rosemary, serai wangi, dan zodia. Hal ini dilakukan sebagai insentif dan upaya untuk memberikan pengalaman langsung bagi masyarakat tentang efektivitas tanaman dalam mengusir nyamuk.
Setelah sosialisasi selesai dilaksanakan, powerpoint edukasi yang berisi materi mengenai pengenalan 10 tanaman pengusir nyamuk tersebut diberikan kepada Kader Kesehatan dan pihak Puskesmas Madukara agar edukasi dapat diteruskan oleh pihak pelayanan kesehatan kepada masyarakat lainnya yang belum teredukasi.
Selain itu, diberikan juga video pendek berbentuk tiktok/reels instagram dengan jumlah 10 video yang memperkenalkan masing-masing tanaman pengusir nyamuk kepada pihak kader kesehatan setempat sebagai media edukasi lanjutan dan digunakan sebagai media edukasi digital kepada masyarakat oleh pengelola DBD untuk meningkatkan kesadaran publik melalui platform media sosial.
Policy brief yang berisi lengkap mengenai rekomendasi kebijakan penerapan program Tasimuk secara berkelanjutan di Desa Pekauman, analisis masalah Desa Pekauman, argumentasi penguat kelayakan penerapan program, indikator keberhasilan dan tujuan dari rekomendasi program telah diberikan kepada pihak Desa Pekauman untuk dipakai sebagai pertimbangan kebijakan kesehatan di wilayah tersebut.
Bagi masyarakat Desa Pekauman, program ini membawa manfaat signifikan, terutama dalam memberikan alternatif pencegahan DBD yang tidak bergantung pada metode kimia seperti fogging. Dengan menanam tanaman pengusir nyamuk di pekarangan rumah, masyarakat dapat mengurangi potensi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD secara alami dan aman. Selain manfaat kesehatan, tanaman-tanaman ini juga menambah keindahan lingkungan sekitar.
Harapan dan Keberlanjutan Program
Program TaSiMuk memiliki potensi besar untuk diterapkan secara berkelanjutan di Desa Pekauman dan wilayah-wilayah lainnya. Harapan ke depannya, semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk sebagai bagian dari upaya pencegahan DBD. Dengan kolaborasi antara masyarakat dan pihak institusi kesehatan, program ini dapat menjadi model inovatif untuk pencegahan penyakit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Program TaSiMuk di Desa Pekauman adalah langkah positif dan inovatif dalam menangani permasalahan DBD. Dengan mengedepankan pendekatan berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat, program ini berhasil membawa perubahan dalam kesadaran dan keterampilan masyarakat untuk mencegah DBD. Semoga inisiatif seperti ini terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya dalam menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit seperti DBD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H