Komponen interior dari cafe ini mencakup main entrance, ruang makan semi-outdoor depan dan belakang, dan ruang makan indoor. Bangunan dari Phermitage Cafe ini berhubungan secara langsung dengan matahari sehingga saat masuk ke dalam cafe, terlihat beberapa AC digunakan untuk menciptakan ruangan yang tidak panas, sehingga nuansa untuk fokus sangat meningkat.Â
Tidak hanya itu, dengan disediakan main entrance dan ruang makan semi-outdoor depan, memberi jarak yang cukup sebelum benar-benar masuk ke dalam ruangan indoor, sehingga kualitas suara dan udara sangat terjaga meskipun bangunan ini terletak di pinggir jalan utama yang sering dilewati kendaraan-kendaraan.
Â
Tentu saja dalam pengaplikasian interiornya, terlihat sekali warna-warna yang sering digunakan sebagai aksen yaitu hijau, hitam, putih dan aksen emas untuk memancarkan kesan elegannya.Â
Saat pertama masuk ke dalam ruangan, terlihat banyak repetisi pola yang sering digunakan di jaman Belanda. Repetisi tersebut dapat ditemui di keramik lantai dan backdrop pada kasir, ditemani dengan sudut-sudut yang menyiku, menciptakan karakter yang kokoh pada interiornya.Â
Meskipun material yang digunakan bermacam-macam, tetapi pemilihan warna dari cafe ini berseberangan (analogous colours) sehingga menciptakan kesatuan secara visual ruangan.Â
Terdapat beberapa penerapan teknik pencahayaan pada cafe ini sehingga pencahayaan bisa merata ke seluruh ruangan. Saat pertama masuk, kita akan disambut dengan adanya lampu gantung dan pencahayaan tersembunyi di plafonnya, dengan warna warm-nya membuat area main entrance memiliki suasana yang hangat dan nyaman untuk dikunjungi.Â
Lampu LED tersembunyi tidak hanya diletakkan pada plafon main entrance, tetapi juga di counter dan backdrop kasir, yang menciptakan beban visual pada daerah kasir.
Penggunaan material pada cafe ini bervariasi mulai dari material perabot yang digunakan hingga backdrop custom. Sebagian besar material dari perabot yang digunakan adalah kayu dan rotan dengan variasi warna coklat dan hitam.Â