Manusia dan alam merupakan satu unit yang tidak dapat terpisahkan. Menurut teori evolusi Darwin, Manusia akan selalu berusaha untuk menjaga eksistensinya dengan berevolusi yaitu menjadi yang sosok yang berkuasa, tidak lemah dan mayoritas.Â
Keberadaan manusia sejak dulu secara antroplogis, manusia akan selalu berkembang dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya.Â
Hal ini dikarenakan anugerah akal dari Tuhan yang membuat manusia mempunyai kelebihan serta naluri yang kuat sehingga peka terhadap fenomena alam dan cepat beradaptasi sehingga terciptalah "kebudayaan" sebagai bentuk berdaptasi yang dilakukan manusia dengan alamnya.Â
Segala sesuatu yang terjadi di alam, bentuk adaptasi yang dilakukan manusia menjadi asal usul terciptanya suatu kebudayaan.
Geoculture, setiap manusia yang berada di muka bumi akan memiliki gaya mereka masing-masing dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan alamnya. Alam Pasundan merupakan salah satu lingkungan alam yang indah, menjadi pemersatu antara Masyarakat Sunda dengan alamnya.Â
Alam Pasundan yang terletak di pegunungan Jawa Barat ini mayoritas dihuni oleh orang-orang yang menggunakan Bahasa sunda sebagai Bahasa ibu dan percakapan sehari-hari. Maka tak heran, orang Sunda dikenal sebagai "orang gunung".Â
Kondisi alam orang Sunda yang sangat dekat dengan pegunungan ini menjadikan peladang sebagai mata pencaharian mereka untuk bertahan hidup. Kehidupan sebagai peladang bahkan sampai saat ini masih terus dilakukan oleh Orang Sunda. Hal ini dikarenakan sikap adaptif dari Orang Sunda yang sangat baik.
Bagaimana Orang Sunda dapat beradaptasi dengan alamnya?
Orang Sunda memiliki persepsi bahwa lingkungan alam adalah sesuatu yang harus dihormati, dipelihara, dan dirawat. Jadi alam bukanlah sesuatu untuk ditaklukan. Banyak sekali bentuk-bentuk kebudayaan yang dilakukan Orang Sunda untuk menjaga hubungan mereka dengan alam.Â
Salah satunya adalah sesajen. Pasti kita sudah cukup familiar dengan budaya tersebut dimana Orang Sunda memberikan sebuah penghormatan kepada alam dengan mempersembahkan sebagian hasil dari panen mereka. Selain itu juga ada tumbal-tumbal hewan dan benda-benda yang digunakan untuk memperbaiki permasalahan kehidupan yang dipercayai oleh Orang Sunda dalam menjaga hubungan dengan alam.
Alam menjadi inspirasi Orang Sunda dalam kehidupan sehari-hari, seperti apakah?
Banyak sekali nasihat atau piwuruk bersumber dari alam yang menjadi pedoman Orang Sunda dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satu diantaranya adalah:
"Cecendet mande kiara, atawa cileuncang mande sagara", dalam Bahasa Indonesia yaitu pohon cecendet yang bentuknya kecil dan rapuh ingin menyamai pohon kiara yang besar dan kokoh, atau air genangan ingin menyamai lautan.
Nasihat diatas merupakan suatu ungkapan ketidaksepadanan dalam suatu kehidupan
"Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak", dalam Bahasa Indonesia yaitu ke air menjadi satu danau, ke darat menjadi satu kawasan
Nasihat dari piwuruk diatas artinya hidup harus seiring sejalan atau harmonis.
Kedekatan Orang Sunda dengan alamnya membuktikan bahwa perilaku yang baik akan memberikan sesuatu yang baik pula. Orang Sunda telah memberikan bukti yang nyata bahwa kesadaran diri dan kepercayaan manusia terhadap alam haruslah selaras sehingga mampu untuk mengelola dan menjaga alam yang kita tempati.
Referensi:
Indrawardana, I. (2012). Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan dengan lingkungan alam. Komunitas: International Journal of Indonesian Society And Culture, 4(1).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI