Mohon tunggu...
Sharla YusfirmanPutri
Sharla YusfirmanPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI DR. KH. EZ Muttaqien

Mahasiswa STAI DR. KH. EZ Muttaqien

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sumber Daya Pangan Purwakarta: Ancaman, Peluang dan Strategi Purwakarta

27 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 27 Desember 2024   23:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketahanan pangan adalah salah satu masalah strategi yang terus menjadi perhatian utama, terutama di daerah agraris seperti Kabupaten Purwakarta. Ketahanan pangan sangat penting bagi kelangsungan sosial, ekonomi, dan lingkungan, terutama di wilayah yang sangat bergantung pada sektor pertanian. Di Purwakarta, tersedia makanan yang menangani berbagai macam ancaman yang kompleks, mulai dari perubahan iklim yang mempengaruhi pola tanam, peningkatan populasi yang meningkatkan permintaan pangan, hingga urbanisasi yang mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian produktif ke daerah non-agraris.

            Di balik tantangan tersebut, namun, peluang besar yang dapat dimanfaatkan melalui kerja sama dan kerja sama berbagai pihak . Komunikasikan untuk mengoptimalkan distribusi pangan, diversifikasi tanaman lokal, dan penggunaan teknologi pertanian modern. Untuk menghadapi tantangan global ini, perlu ada kerja sama antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan akademisi. Purwakarta memiliki peluang besar untuk mengatasi ancaman dan membangun ketahanan pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan di tengah perubahan global melalui tindakan yang tepat.

Ancaman terhadap Ketersediaan Pangan: 

            Pertama, Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Perubahan iklim mempengaruhi produktivitas pertanian Purwakarta secara signifikan. Perubahan pola hujan yang tidak terjadi dan tingkat bencana yang meningkat, seperti banjir dan kekeringan, mempengaruhi musim tanam. Selain itu, suhu yang terus meningkat berpotensi mengurangi hasil panen tanaman pangan penting seperti jagung dan padi. Kedua, Hasil dari urbanisasi yang pesat adalah pergeseran fungsi lahan pertanian di pinggiran kota Purwakarta menjadi lahan untuk pembangunan perumahan, industri, dan infrastruktur lainnya. Banyak lahan pertanian yang sebelumnya digunakan untuk tujuan pertanian telah hilang sebagai akibat dari fenomena ini. Dengan berkurangnya luas lahan pertanian, produksi makanan yang selama ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat menjadi terbatas, bahkan jika mereka harus bergantung pada pasokan dari daerah lain. Hal ini mengancam ketahanan pangan lokal dan meningkatkan ketergantungan pada pasar luar yang rentan terhadap perubahan pasokan dan harga. Konversi lahan pertanian juga berpotensi mengurangi keberagaman hayati, yang mendukung ketahanan alam dalam menghadapi perubahan iklim, dan merusak ekosistem lokal. Dilema antara kebutuhan ruang untuk urbanisasi dan pengalihan fungsi lahan ini muncul. Ketiga, Purwakarta masih bergantung pada impor untuk beberapa makanan. Masyarakat sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan distribusi karena ketergantungan ini, terutama dalam keadaan darurat seperti pandemi atau konflik geopolitik. Lonjakan harga di pasar lokal dapat disebabkan oleh fluktuasi harga bahan pangan impor, yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama di kalangan ekonomi rendah. Selain itu, dalam situasi darurat seperti pandemi atau konflik geopolitik, distribusi makanan dapat terhambat dari luar negara atau daerah, menyebabkan kelangkaan pasokan dan memperburuk situasi ketahanan pangan.

            Potensi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Purwakarta Meskipun menghadapi banyak ancaman, Purwakarta memiliki banyak potensi yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, di antaranya:

            Pertama, teknologi Pertanian Modern: Teknologi seperti irigasi presisi, pemantauan tanaman oleh drone, dan aplikasi prediksi cuaca berbasis digital dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi petani. Di Purwakarta , beberapa kelompok petani mulai menggunakan teknologi ini dan menunjukkan hasil yang baik. Kedua, diversifikasi Komoditas Purwakarta memiliki keanekaragaman hayati yang luas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan Anda dan sekaligus mengurangi ketergantungan pada satu komoditas utama, Anda dapat menggunakan tanaman pangan lokal seperti singkong, ubi jalar, dan sagu sebagai alternatif. Ketiga, penguatan Sistem Distribusi Lokal: Optimalisasi pasar tradisional dan pembentukan jaringan distribusi lokal dapat memastikan bahwa petani Purwakarta dapat memperoleh makanan langsung dari mereka. Ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada distribusi lintas daerah.

            Tindakan Strategis yang Dilakukan Pemerintah daerah Purwakarta telah mengembangkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini dan mendorong kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta:

Pertama, program Rehabilitasi Lahan Pertanian Pemerintah daerah bekerja sama dengan kelompok tani untuk merehabilitasi lahan tidur dan mengembalikan fungsinya sebagai lahan produktif . Selain itu, sedang diupayakan untuk memberikan insentif kepada petani yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian lahan. Kedua, pelatihan dan Pendampingan Teknologi Pertanian: Dinas Pertanian memberikan pelatihan intensif kepada petani Purwakarta untuk mengadopsi teknologi canggih. Tujuannya adalah meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi kerugian karena cuaca atau serangan hama.  Ketiga, penguatan Ketahanan Komunitas: Banyak program yang mendukung masyarakat berbasis desa seperti koperasi tani dan bank pangan telah dimulai. Hal ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menjadi lebih mandiri dalam mengelola stok pangan lokal mereka sendiri. Keempat, kampanye Konsumsi Pangan Lokal: Konsumsi pangan lokal tidak hanya membantu petani setempat, tetapi juga berdampak positif pada lingkungan karena pemerintah terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya tindakan tersebut.  Dengan membeli produk pangan lokal, kita turut memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani yang seringkali menghadapi tantangan harga yang tidak stabil. Selain itu, konsumsi produk pangan lokal juga menguntungkan lingkungan karena proses distribusi yang lebih pendek mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh transportasi makanan dari daerah yang jauh. Melalui berbagai kampanye, pemerintah terus memberi tahu orang-orang tentang pentingnya membeli produk lokal, seperti mendorong produk pertanian yang dibuat secara berkelanjutan dan menunjukkan manfaat kesehatan dari mengonsumsi makanan yang lebih alami dan segar.

Kolaborasi untuk Masa Depan Pangan Purwakarta:

            Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah; itu adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh masyarakat. Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Purwakarta, setiap orang dapat berpartisipasi dengan mengurangi pemborosan makanan, mendukung produk lokal, dan mengadopsi konsumsi yang bijak. Dengan membeli hasil panen petani, masyarakat dapat membantu mengurangi ketergantungan mereka pada barang impor.

          Sebaliknya, sektor swasta memiliki potensi besar untuk melakukan perubahan besar. Mereka dapat melakukannya dengan berinvestasi dalam teknologi pertanian kontemporer, membangun infrastruktur distribusi yang efektif, dan mengembangkan program kolaboratif untuk mendukung petani. Selain itu, penelitian yang menghasilkan solusi berbasis sains, seperti penciptaan varietas tanaman unggul, metode budidaya berkelanjutan, dan sistem irigasi cerdas, memiliki potensi untuk mendorong inovasi dari akademisi dan ilmuwan. Ancaman terhadap ketersediaan pangan di Purwakarta dapat diatasi secara efektif melalui kolaborasi lintas sektor yang sinergis. Kita dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk membangun sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan mampu mendukung kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh jika kita bekerja sama.

            Selain itu, pemerintah dapat memperkuat kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga-lembaga lain untuk mendukung program pelatihan, teknologi, dan akses pasar bagi petani. Salah satunya seperti akademisi juga dapat memberikan kontribusi besar dengan menawarkan solusi berbasis penelitian untuk masalah seperti diversifikasi pangan, efisiensi lahan, dan perubahan iklim. Dengan kerja sama yang sinergis, ancaman terhadap ketersediaan pangan di Purwakarta dapat diatasi. Memanfaatkan peluang yang ada secara optimal akan membantu membangun sistem pangan yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan sekaligus memperkuat posisi Purwakarta sebagai wilayah yang mandiri dan inovatif dalam industri pangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun