Dark Tourism: Menyusuri Jejak Makam Peninggalan Belanda di Museum Prasasti

Yang membuat unik dari menara tersebut ialah warnanya yang hijau serta di bagian menaranya terdapat beberapa ornament dan di kelilingi oleh patung.

Berhadapan dengan Menara Johan Jacob Perrie, terdapat nisan Soe Hok Gie yang merupakan seorang aktivis gerakan mahasiswa tahun 60-an.

Soe Hok Gie (Dokumentasi pribadi)

Setelah menelusuri area belakang, aku pun berjalan ke area depan untuk melihat batu nisan dari para tokoh penting di masa Hindia Belanda dulu, seperti sang perancang sekaligus yang membangun Gereja Katedral pada tahun 1899-1901, yaitu Marius Hulswit.

Marius Hulswit (Dokuemntasi pribadi)

Kemudian di sekitar prasasti Mgr. Jacobus Staal, aku melihat batu nisan Monsignor Adami Caroli Claessens, seorang pastor kepala yang membangun kembali Gereja Katedral yang sempat roboh pada bulan Mei 1890.

Monsignor Adami Caroli Claessens (Dokumentasi pribadi)

Jadi itulah perjalananku bersama temanku ke Museum Prasasti. Buat masuk ke sana, cukup merogoh kocek Rp 5.000 untuk anak-anak, sedangkan orang dewasa sebesar Rp 10.000.

Oh iya, jangan lupa pakai baju lengan panjang kalau ke sana, soalnya banyak nyamuk. Sekian, semoga bermanfaat...