Selanjutnya, aku memasuki ruangan bernama "Stage" yang dipenuhi dengan lukisan dan teks doa yang dipahat di sepanjang pinggiran ruang.
Kemudian di Tengah kegelapan, terdapat jubah dukun dua sisi yang berjudul "The Medium" yang dikenakan oleh Arunanondchai saat ia memerankan karakter dukun dalam video Songs for Living.
Dan dengan pendekatan naratif yang tidak biasa, pameran ini mampu mengeksplorasi hubungan antara bumi dan langit.
Eksplorasi Interaksi antara Manusia dan Primata lewat karya Natasha Tontey dalam Primate Visions: Macaque MacabreÂ
Setelah melihat pameran seni sarat akan simbolisme dari karya Korakrit Arunanondchai, aku pun lanjut menelisik karya Primate Visions: Macaque Macabre menggambarkan hubungan kompleks antara masyarakat Minahasa Selatan dan monyet jambul hitam Sulawesi atau Yaki.
Memasuki ruang pameran, aku disambut dengan gua prasejarah dengan pintu berbentuk bokong makaka jambul hitam.
Gua yang tampak asing ini dibangun dalam lanskap surealis, memancing pertanyaan mendasar mengenai asal-usul manusia dan hubungannya dengan primata lain.
Dalam Primate Visions: Macaque Macabre, Natasha Tontey menggabungkan berbagai elemen artistik melalui instalasi seni yang menarik, seperti kostum, set film hingga proyeksi multi-layar yang menggabungkan elemen video game, video musik, dan fiksi fantasi sehingga pengunjung terasa seperti mengunjungi dunia fiktif.