Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sehari Menelusuri Objek Wisata Alam Terbaik di Geopark Ciletuh, Sukabumi

28 September 2023   18:00 Diperbarui: 1 Oktober 2023   10:32 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama dari Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)

Kompasianer, kalau kamu bingung mau menghabiskan long weekend kali ini ke mana, dan kamu butuh refreshing ke tempat wisata yang menyejukkan pikiran dan memacu adrenalin. Aku saranin kamu berkunjung ke Geopark Ciletuh yang terletak di kabupaten Sukabumi!

Kenapa musti ke Geopark Ciletuh? Pasalnya, kawasan ini mempunya destinasi wisata alam yang "tidak pelit", dalam artian kalau kamu ke sana, kamu bisa ke pantai atau air terjun (curug), bukit hingga pegunungan. 

Nah, kali ini aku mau share pengalaman aku ke sana hanya dalam sehari dengan ikut open trip.

Perjalanan ke sana dimulai hari Sabtu (23/9) malam pukul 22.00 WIB dari Jakarta menggunakan mobil elf. 

Bagi kamu yang mudah mabok perjalanan, aku saranin minum obat dan bawa kantong plastik. Sebab, jalanan menuju ke Geopark Cileteuh harus melalui tanjakan, turunan, dan tikungan tajam. Jadi, kalau kamu mau tidur seperti sleeping beauty, rasanya enggak akan mungkin bisa! Soalnya, tubuh kamu akan selalu terguncang ke kiri maupun ke kanan. 

Bicara perjalanan ke sana, ini menjadi trip yang enggak akan pernah aku lupakan. Dari jam 12.00-03.00 WIB dini hari, aku tidak bisa tidur karena medan perjalanan yang cukup memacu adrenalin dan sepanjang jalan gelap sekali tidak ada lampu jalan hanya lampu mobil. Beruntung pak supir sudah terbiasa dengan medan yang dilalui. 

Sekitar jam 03.00 lewat dini hari Minggu (24/9), alhamdulillah kami sampai di tempat parkir Panenjoan. Karena destinasi pertama, yaitu Air Terjun Sodong baru buka jam 06.30 WIB, maka aku dan rombongan kembali tidur dulu di dalam mobil sembari menunggu matahari terbit.

Air Terjun Sodong

Air Terjun Sodong (Dokumentasi pribadi)
Air Terjun Sodong (Dokumentasi pribadi)

Jam 07.00 WIB, untuk destinasi pertama yang akan kami kunjungi ialah Air Terjun Sodong. Tiket masuk ke sana sebesar Rp 5.000/orang.

Air Terjun Sodong dikenal sebagai air terjun kembar karena memiliki dua aliran yang bersebelahan. Sayangnya, kami ke sana saat musim kemarau, jadi debit airnya kecil dan hanya mengalir pada satu aliran saja.

Foto dulu berlatar belakang Air Terjun Sodong (Dokumentasi Pribadi)
Foto dulu berlatar belakang Air Terjun Sodong (Dokumentasi Pribadi)

Meski demikian, tidak menyurutkan untuk mengabadikan momen dulu berlatar belakang air terjun.

Curug Cikanteh dan Curug Ngelay

Sudah puas berfoto, kami pun lanjut ke Curug Cikanteh. Nah, bagian ini benar-benar bikin capek! Sebab, untuk menuju ke sana, kami harus trekking sekitar 15-30 menit untuk mencapai atas. 

Aku pikir bakal melewati jalanan datar dan bebatuan kecil, ya ampun nyatanya untuk mencapai atas, aku harus nanjak, melewati jalanan dengan bebatuan besar dan juga jembatan bambu yang bergoyang. 

Jalan menuju Curug Cikanteh (Dokumentasi pribadi)
Jalan menuju Curug Cikanteh (Dokumentasi pribadi)

Jembatan Bambu (Dokumentasi pribadi)
Jembatan Bambu (Dokumentasi pribadi)

Rasanya saat nanjak itu benar-benar melelahkan, mungkin karena jarang olahraga juga kali ya. Terus juga di sana, minim alat bantu pegangan. Jadi tidak semua rute disediakan pegangan bambu, ada kalanya kita harus pegangan dengan batu dan akar pohon. Pantas saja, sebelum trekking dimulai, ranger bilang jangan bengong. Ternyata pas merasakan sendiri, hmmm bengong dikit, kalau jatuh bisa beda alam. Toh curam banget tanjakannya!

Sampe di curug kedua, Cikanteh, kami pun istirahat sebentar di bebatuan besar sebelum ke curug paling atas, Curug Ngelay. 

Penampakan Curug Cikanteh (Dokumentasi pribadi)
Penampakan Curug Cikanteh (Dokumentasi pribadi)

Minusnya trekking ke curug saat musim kemarau itu, debit airnya kecil jadi tidak bisa melihat keindahan derasnya air. Tapi plusnya, rute trekkingnya tidak licin. 

Curug Ngelay ((Dokumentasi Pribadi)
Curug Ngelay ((Dokumentasi Pribadi)

Setelah istirahat dirasa cukup, kami pun lanjut ke Curug Ngelay. Wah Cantik sekali pemandangannya dan cipratan airnya tuh bikin adem. Nah, di curug ini, pengunjung bisa berenang. Tapi jangan terlalu ke tengah dikhawatirkan terkena reruntuhan bebatuan di atas.

Curug Ngelay (Dokumentasi pribadi)
Curug Ngelay (Dokumentasi pribadi)

Jam 10.30 WIB, kami pun turun dari curug dan makan siang terlebih dahulu sebelum lanjut ke Pantai Palangpang.

Pantai Palangpang

Pantai Palangpang (Dokumentasi pribadi)
Pantai Palangpang (Dokumentasi pribadi)

Untuk menuju Pantai Palangpang, kami harus menempuh jarak 7,8 km. Hari itu, cuaca cukup panas dan sayangnya kami tidak bisa menyebrang ke Pulau Kunti karena ombaknya sedang tinggi. Jadinya, kami hanya menikmati panorama pantai dan menikmati kesejukan angin dari pinggir pantai. 

Keindahan Pantai Palangpang (Dokumentasi pribadi)
Keindahan Pantai Palangpang (Dokumentasi pribadi)

Curug Cimarinjung

Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)
Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)

Karena di Pantai Palangpang hanya sebentar, kami pun lanjut ke Curug Cimarinjung Yang jaraknya 2,2 km dari Pantai Palangpang. Sepanjang perjalanan, kami dimanjakan dengan panorama sawah. 

Tepat jam 13.00 siang saat matahari sedang tingginya, kami tiba di Curug Cimarinjung. Untuk biaya masuk ke sana seikhlasnya saja. 

Berbeda dari curug sebelumnya dikunjungi. Meski kemarau, debit air Curug Cimarinjung sangat deras. Bahkan dari jarak jauh saja, cipratan airnya masih bisa kena.

Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)
Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)

Daya tarik Curug Cimarinjun  adalah tebing berwarna coklat kemerahan yang dihiasi lumut hijau. Di tebing ini mengalir aliran air yang diampit oleh tebing-tebing tinggi, serta bebatuan besar yang mengelilingi kolam air terjun.

Bagi yang mau berendam di Curug Cimarinjung juga diperbolehkan, asal jangan terlalu ke tengah. 

Dan kalau pengunjung mau mandi dan makan, di sepanjang Curug Cimarinjung tersedia kamar mandi umum dan warung jajan.

Tangga menuju Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)
Tangga menuju Curug Cimarinjung (Dokumentasi pribadi)

Puncak Dharma

Berfoto di Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)
Berfoto di Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)

Setelah bermain air di Curug Cimarinjung, jam 14.00 siang melanjutkan perjalanan ke Puncak Dharma, yang merupakan satu dataran tertinggi di kawasan Geoprak Ciletuh.

Berada di ketinggian, 230 m dari permukaan laut, pengunjung bisa melihat laut, sawah, tebing hingga perbukitan dalam satu frame. 

Oh iya, tiket masuk ke Pucak Dharma sebesar Rp 3.000/orang.

Panorama dari Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)
Panorama dari Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)

Kami ke sana menjelang sore hari, meski panas, tempat ini sejuk sekali. Dan bikin betah berlama-lama. 

Karena kami harus balik ke Jakarta secepatnya, kami menghabiskan waktu di Puncak Dharma hanya sampai jam 15.00 WIB. 

Keindahan Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)
Keindahan Puncak Dharma (Dokumentasi pribadi)

Bicara mengenai pemandangan Geopark Cileteuh memang tidak akan pernah ada habisnya. Saat balik, aku baru sadar ternyata sepanjang perjalanan, pemandangan laut di sekitar Geopark Ciletuh begitu indah. 

Jadi itulah, objek wisata terbaik di Geopark Ciletuh versiku. Next time, open trip ke mana lagi ya? Kompasianer, punya ide buatku? 

Open trip (Dokumentasi Avriel)
Open trip (Dokumentasi Avriel)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun