Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berpetualang di Pangalengan, dari Hunting Sunrise hingga Wisata Horor

12 September 2023   21:30 Diperbarui: 13 September 2023   01:01 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setan di Rumah Pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)

Halo, Sharfina comes back nih! Sudah lama tidak nulis di Kompasiana, dan kali ini aku mau bercerita pengalaman liburan ke destinasi wisata hits di Bandung Selatan, tepatnya Pangalengan.

Nah, hal yang menurutku spesial dari trip ke Bandung kali ini, aku akhirnya mencoba jadi solo traveler dadakan dengan ikutan open trip!

Menghabiskan liburan selama 2 hari, yakni Sabtu hingga Minggu menjadi pilihanku. Kapan lagi bisa libur kerja pas weekend, mengingat selama ini aku kerja dengan sistem shifting. Jadi mumpung ada kesempatannya, jadi let's go saja!

Hunting Sunrise di Sunrise Point Cukul

Destinasi pertama yang akan dituju ialah Sunrise Point Cukul. Karena konsepnya hunting sunrise, maka perjalanan dari Jakarta dimulai pukul 23.00 WIB pada hari Sabtu malam dengan naik bus.

Jujur, sepanjang malam merasa dagdigdug karena it was my first time pergi sendirian meski dengan rombongan lain. Terus mau tidur pun juga tidak nyenyak, karena jadi sering terjaga. Tapi lama kelamaan, akhirnya tidur juga. Dan terbangun lagi ketika mendengar suara ibu-ibu yang duduk di kursi paling belakang beristighfar sepanjang perjalanan karena jalanan yang curam menuju Pangalengan.

Pukul 04.00 dini hari, aku dan rombongan tiba di pintu masuk Point Cukul. Tapi, tour leader mengatakan jikalau titik poin sunrise baru akan dibuka jam 04.30 pagi. Alhasil, kami pun menunggu di dalam bus.

Jam 04.30, kami pun berjalan sejauh 150 meter dengan diiringi senter. Pagi itu gelap dan tidak ada penerangan sama sekali. Tapi untungnya, perjalanan tidak sesulit yang dibayangkan, ya meski dingin banget sih.

Tiba di titik poin sunrise akan terbit, kami pun bebas berkegiatan. Di lokasi, tersedia warung makan, tempat salat, dan juga kamar mandi. Cuman fyi aja, kebanyakan warung makan di sana hanya menjual mie rebus atau goreng.

Jam 5 pagi, spektrum langit warna kuning, jingga, dan merah perlahan mulai terlihat. Aku dan rombongan pun mulai membidik keindahan langit hari itu dengan kamera ponsel.

Menuju matahari terbit di Sunrise Point Cukul (Dokumentasi pribadi)
Menuju matahari terbit di Sunrise Point Cukul (Dokumentasi pribadi)
Menit jam yang berjalan akhirnya mulai menunjukkan jam 6 lewat pagi, warna merah dan oranye keemasan menjadi pemandangan indah saat matahari mulai terbit.

Matahari terbit di Point Cukul (Dokumentasi pribadi)
Matahari terbit di Point Cukul (Dokumentasi pribadi)

Aku pun tidak mau kehilangan momen tersebut dan menjepret setiap pemandangan yang aku lihat hari itu.

Tour leader pun peka dan dengan berbaik hati mau memotret aku yang berpegian sendiri. Hiks.


Difotoin tour leader (Dokumentasi pribadi)
Difotoin tour leader (Dokumentasi pribadi)
Pukul 07.00, setelah menikmati sunrise di Point Cukul. Kami pun akan melanjutkan perjalanan ke Wayang Windu Panenjoan.

Wayang Windu Panenjoan

Untuk menuju Wayang Windu Panenjoan, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit. Karena perjalanan jauh, akhirnya aku lanjut tidur lagi.Jam 08.30 WIB, kami pun tiba di Wayang Windu Panenjoan. 

Destinasi kedua ini memang favorit banget sih, sebab pengunjung akan diperlihatkan dnegan keindahan hamparan kebun teh yang luas dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.

Wayang Windu Panenjoan (Dokumentasi pribadi)
Wayang Windu Panenjoan (Dokumentasi pribadi)
Saking luasnya, aku sendiri sampai bingung mau mulai mengabadikan momen dari mana, hehehe. Ditambah lagi, di sana banyak spot foto yang instagramable, khususnya di jembatan kayu.

Selain itu, tempat wisata ini juga menyediakan wahana hiburan lainnya, seperti mobil ATV, flying fox, hingga gazebo untuk beristirahat yang bisa dibandrol mulai dari Rp 35.000.

Karena capek foto alam sendiri dan selfie, akhirnya aku pun minta tolong orang lain (masih dari rombongan open trip) buat fotoin aku. Eh tak disangka, dari situ akhirnya aku dapat teman baru.

Berfoto di Wayang Windu Panenjoan (Dokumentasi pribadi)
Berfoto di Wayang Windu Panenjoan (Dokumentasi pribadi)
Berhubung di Wayang Windu Panenjoan hanya dibatasi sampai jam 10.00 WIB, jadi let's go ke destinasi wisata selanjutnya yang bikin bulu kuduk berdiri.

Rumah Pengabdi Setan

Kalau ke Pangalengan, rasanya tidak sopan ya kalau kita tidak berkunjung ke rumah ibu? Jadi yuk deh kita mampir lihat-lihat rumah ibu.

Sejak film Pengabdi Setan tayang tahun 2017, ini kali pertama saya mengunjungi lokasi syuting film tersebut.

Lokasi syuting Pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)
Lokasi syuting Pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)
Berada di kawasan perkebunan teh Kertamanah kabupaten Bandung, kini lokasi syuting rumah Pengabdi Setan dibuka untuk umum.

Cukup mengeluarkan biaya Rp 10.000, aku dan rombongan lain bisa melihat beberapa barang antik hingga foto ibu dan juga foto-foto hiasan lainnya.

Barang antik di Rumah pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)
Barang antik di Rumah pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)
Kalau Kompasianer pernah menonton film Pengabdi Setan, pasti tidak asing dengan adegan yang paling menakutkan di sekitar sumur. Nah jujur saja, waktu saya mencoba berdiri di pintu masuk area sumur itu, rasa dinginnya beda dari ruangan lain. Dan aku dan rombongan baru tahu dari tour leader, jikalau sumur itu memang beneran angker. Huh, untung saja dikasih tahunya pas sudah mau pulang.

Foto ibu (Dokumentasi pribadi)
Foto ibu (Dokumentasi pribadi)
Foto ibu dan keluarga (Dokumentasi pribadi)
Foto ibu dan keluarga (Dokumentasi pribadi)
Setelah puas berfoto di lantai bawah, aku dan rombongan lanjut ke lantai atas. Nah, di sana kalau kamu mau foto sama sosok setan ibu dan setan lainnya diperbolehkan. Setannya juga klaim sendiri kalau mereka enggak akan nakutin. 

Setan di Rumah Pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)
Setan di Rumah Pengabdi Setan (Dokumentasi pribadi)

Eh tapi kalau habis berfoto sama mereka, jangan lupa beri tip yaa.

Begitulah petualangan aku menjajal trip ke kawasan Pangalengan, dari hunting sunrise, menikmati keindahan panorama Wayang Windu Panenjoan,  hingga uji nyali di bekas lokasi syuting Rumah Pengabdi Setan, semuanya seru!

Semoga, Kompasianer yang baca, bisa liburan juga ya. 

Next, berkunjung ke mana lagi ya? Comment yuk~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun