Selain mengajar bahasa Inggris, beberapa teman saya dari jurusan komunikasi dan ilmu perpustakaan mengajar PAUD. Di sana, mereka mengajar adik-adik membaca dan juga menulis.Â
Selain setiap perwakilan fakultas membuat program kerjanya masing-masing, kelompok KKN kami pun setiap sore membuka kelas bimbel.
Anak-anak yang datang kepada kami pun beragam usia, dimulai dari PAUD hingga anak 6 SD. Alhasil rumah cowok maupun cewek selalu ramai dengan anak-anak.
Berhubung saya tidak suka matematika, maka saya lebih banyak mengajar anak-anak mata pelajaran calistung dan bahasa Inggris. Ternyata betul, mengajar anak-anak itu harus butuh kesabaran, apalagi kalau yang masih kecil banget, selain harus sabar, ragam ide pun harus ada agar mereka tidak jenuh.Â
Beruntung, saya membawa stempel gambar warna-warni. Jadi, bagi mereka yang mampu menjawab soal dari saya, maka akan saya kasih stempel gambar di bukunya. Alhasil, mereka pun jadi semangat lagi belajarnya.
Berhubung program edamame ini nantinya akan disosialisasikan ke balai desa, alhasil beberapa hari sebelum acara, kami mengunjungi salah satu perumahan warga yang memiliki edamame untuk meminta izin memetiknya. Dengan naik motor gonceng dua hingga tiga orang, kami pun kembali ke rumah dengan membawa dua karung edamame.
Bisa dikatakan, kali pertama saya melihat edamame dan mengolahnya langsung menjadi onde-onde dan susu kedelai. Karena kami membawa dua karung, alhasil kami pun kebut-kebutan setiap ada waktu luang mengupas edamame dan mengambil bijinya. Bahkan tangan kuku saya sampai menghitam dan tak jarang setiap mengupas edamame, ada ulat kecil-kecil. Hiiiii 😫
Dan saat hari H tiba untuk disosialisasikan di balai desa, masyarakat yang hadir cukup banyak dan kami pun membagikan onde-onde serta susu kedelai buatan kami supaya nantinya ke depan warga dapat memanfaatkan edamame sebagai sebuah peluang inspirasi untuk usaha mereka.