Setelah istirahat dan minum sebentar, aku pun melanjutkan perjalanannku, hingga 5 menit kemudian, diriku tiba di museum. Beruntung museum tersebut belum tutup, namun sayangnya brosur mengenai museum itu habis, sebab tadi pagi ada rombongan pelajar yang mampir ke museum tersebut.
Aku masuk dan melihat setiap diorama yang terpajang di museum tersebut, aku baca pelan-pelan sembari mengeluarkan buku kecil dan juga ponselku untuk ku dokumentasikan.
Kakiku berhenti di salah satu ruangan, tiba-tiba seorang lelaki yang sepertinya seumuran denganku berdiri persis di sampingku. Wajahnya begitu teduh, takut ketahuan aku memperhatikannya diam-diam, sesegera aku beralih pergi ke ruangan yang lain.
"Sudah sering ke sini?"
Aku kaget, lelaki itu sudah berdiri di sampingku
"Belum...", jawabku dengan tenang sambil mengontrol rasa gugupku. "Ini pertama kalinya aku ke sini," tambahku.
"Oh... saya kira kamu sudah sering ke sini." Ujarnya.
Siang itu di dalam museum,akhirnya kita berdua ngobrol. Tak disangka sekarang aku sudah duduk di sampingnya dan kami berdua berbicara sambil menatap diorama yang berada di hadapan kita. Sesekali diriku memberanikan diri menatap matanya, tiba-tiba rasa gugup kembali menghampiri.
Tak terasa obrolan kita terus berlanjut  hingga tiba di stasiun. Sore itu begitu teduh dan angin sore berhembus menggurkan daun-daun yang berada di pohon.
"Semoga kita bisa bertemu lagi," katanya
Aku hanya mengangguk dan tiba di dalam kereta aku terus memandang nomor lelaki yang aku kenal kenal di museum itu dan kini  nomor  sudah ada di kontak handphoneku.Â