Pohon Petai Kita
Sudah tidak ada lagi pohon petai itu mak
Sudah hilang lenyap, ku rasa dimatikannya
Kemarin sore aku lihat tanah itu sudah rata, mereka lenyap
Sekarang tinggal tiga pohon mangga, mudah-mudahan berumur panjang
Jangan seperti pohon durian,pohon petai, pohon pisang, jagung dan ntah pohon apa lagi yang pernah ditanamnya
Mungkin dia kesal, harga petai tidak mahal lagi
Percuma pikirnya
Pagar seng itu juga sudah diturunkannya
Mungkin karena tetangga yang dia benci itu kemarin meninggal
Tapi halamanmu masih penuh kerikil-kerikil besar dan tajam
Diangkutinya dari proyek perbaikian gorong-gorong pemerintah
Kalau kita berjalan tanpa alas diatasnya kaki kita bisa luka
Sesuai dengan keinginannya mak agar tidak ada orang mengunjunginya
Setiap sore masih setia dia duduk diteras sambil minum kopi
Tapi sekarang harus dua gelas, karena tidak ada dirimu lagi yang diomelinya
Kadang kami dipanggil, tapi kami enggan
Dan dia akan sendirian berusaha keras melalui sore-sore itu sambil berfikir keras apa yang salah dengan dirinya
Tapi tetap tidak ada jawaban, dia pun tidak paham
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI