Mohon tunggu...
shanty silitonga
shanty silitonga Mohon Tunggu... Freelancer - collective soul

rangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Petai Kita

21 Oktober 2024   11:30 Diperbarui: 21 Oktober 2024   11:31 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pohon Petai Kita

Sudah tidak ada lagi pohon petai itu mak

Sudah hilang lenyap, ku rasa dimatikannya

Kemarin sore aku lihat tanah itu sudah rata, mereka lenyap

Sekarang tinggal tiga pohon mangga, mudah-mudahan berumur panjang

Jangan seperti pohon durian,pohon petai, pohon pisang, jagung dan ntah pohon apa lagi yang pernah ditanamnya

Mungkin dia kesal, harga petai tidak mahal lagi

Percuma pikirnya

Pagar seng itu juga sudah diturunkannya

Mungkin karena tetangga yang dia benci itu kemarin meninggal

Tapi halamanmu masih penuh kerikil-kerikil besar dan tajam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun