Mohon tunggu...
Shanti Agustiani
Shanti Agustiani Mohon Tunggu... Guru - Konselor, Penulis

Hobi saya membaca, menulis, traveling dan menyanyi. Just ordinary woman, mencintai seni dan anak-anak, setia pada kejujuran dan keindahan, berusaha selaras dengan alam dan tujuan penciptaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mendulang Air Mata

12 Mei 2023   08:31 Diperbarui: 12 Mei 2023   08:58 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh..,  ehm .... Maaf, Bang! Aku belum ngomong sama kamu. Tabungan itu masih dipakai Katrina."

Gigi Oscar gemeretak, selama ini mereka sepakat tabungan untuk persiapan kehamilan dan kelahiran akan disimpan Ai Nin meskipun itu hasil usaha bersama. Tapi Ai Nin telah seenaknya saja memakai tabungan keluarga untuk menolong Katrina.

Ai Nin merasa bersalah dan mencoba membujuk suaminya, Tadinya ia yakin Katrina hanya meminjam satu bulan seperti janjinya, nyatanya hingga berbulan-bulan kemudian janji itu tak kunjung dipenuhi. Sementara rumah tangga Ai Nin dengan Oscar semakin memanas, Oscar mulai sering marah-marah kepada Ai Nin dan tak lagi mempercayai istrinya memegang keuangan atau tabungan bersama.

Ai Nin bukannya tidak berusaha menagih, tetapi Katrina selalu bisa mengelak dari tagihan dan kemarahan Ai Nin.  Bulan lalu ia bilang mobinya kecelakaan dan kakinya harus diamputasi, ketika Ai Nin mencoba menengok, Katrina melarang untuk bertemu dengan alasan malu dan sangat sakit.

Saking putus asanya pada beban hidup, Katrina menceritakan lewat pesan WhatsApp bahwa ia seringkali membentur-benturkan kepalanya ke dinding kamar, membuat Ai Nin merasa sangat sedih dan ikut depresi. Terlebih Oscar sudah tidak bisa lagi menjadi sandaran curahan hati, lelakinya itu kini lebih sering marah-marah dan menghabiskan waktu luang di luar rumah.

Hingga suatu hari Oscar menelepon Ai Nin bahwa ia telah berhasil menghamili seorang perempuan tanpa harus terapi ke luar negeri, perempuan malam yang tentunya menemani Oscar selama bulan-bulan panas ini.

"Aku akan menikahinya, Ai Nin."

"Kalau begitu kau harus menceraikan aku lebih dulu."

"Bagaimana dengan harta gono-gini?"

"Akan kita bagi, termasuk uang dua puluh lima juta itu, akan kukembalikan untuk biaya pernikahan kalian."

Oscar pamit, membawa pakaian dengan satu tas ransel abu-abu yang dulu sering dibawanya mendaki gunung, memetik Edelweiss dan menyerahkan bunga lambang cinta abadi itu untuk Ai Nin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun