Mengulik Perkembangan Media dan Konsekuensinya bagi Jurnalis

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tentu memberikan dampak yang besar pada banyak bidang. Salah satunya yaitu pada bidang jurnalisme.

Kecenderungan masyarakat yang lebih suka untuk mencari informasi melalui internet, membuat jurnalis dan media kini dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan yang terjadi agar dapat tetap bertahan.

Lantas seperti apa perkembangan yang terjadi pada media akibat adanya internet?

Dalam artikel ini saya membagi perkembangan media menjadi dua bagian yaitu media lama dan media baru.

A. Media Lama

Pada media lama atau media konvensional yaitu seperti surat kabar, radio dan televisi, informasi atau berita disampaikan dengan mengunakan satu sampai dua elemen media saja.

Contohnya seperti koran yang menyampaikan informasi dengan menggunakan elemen teks dan gambar.

Kelebihan dari media lama dapat dilihat dari keakuratan berita atau informasi yang disampaikan.

Oleh sebab itu dalam memproduksi sebuah berita, media lama membutuhkan waktu yang lebih lama.

Namun kekurangan arus komunikasi yang berlangsung pada media konvensional cenderung satu arah atau feedback yang didapatkan bersifat tertunda.

Selain itu pada media konvensional audiens tidak memiliki kuasa untuk memilih, ia harus mengikuti jadwal tayang untuk dapat menonton tayangan ia sukai.

B. Media Baru

Sejak munculnya internet, banyak media beralih dan mulai menyampaikan beritanya secara online. Saat ini dalam menyampaikan berita, banyak media online telah menerapkan jurnalisme multimedia.

Seperti definisi yang diungkapkan oleh Deuze, jurnalisme multimedia dapat didefinisikan menjadi dua, yaitu:

1. Multimedia merupakan penyampaian paket berita pada situs web dengan menggunakan dua atau lebih elemen media. Contohnya adalah Virtual Interaktif Kompas (VIK) yang tidak hanya hanya memanfaatkan teks dan gambar saja dalam menyampaikan informasi, namun juga menggunakan elemen lain yaitu animasi.
2. Multimedia merupakan penyampaian paket berita dengan menggunakan media berbeda yang terintegrasi (integrasi horizontal dari media). Contohnya yaitu Detik.com yang tidak hanya menggunakan satu platform saja. Detik.com memanfaatkan beberapa media untuk menyampaikan beritanya, seperti melalui website, Instagram, Facebook, Youtube dan lain-lain.

Selain telah menerapkan jurnalisme multimedia, perkembangan media dari media lama ke  media baru juga dapat dilihat beberapa hal lain.

Yang pertama yaitu seperti audiens yang sudah bisa memilih untuk menonton tayangan yang ia sukai kapan pun dan di mana pun tanpa harus mengikuti jam tayang.

Yang kedua yaitu audiens dapat langsung memberikan feedback pada media sehingga komunikasi tidak lagi berjalan satu arah.

Yang terakhir adalah proses produksi media baru yang lebih hemat.

Sayangnya dibalik perkembangan-perkembangan tersebut masih terdapat kekurangan media baru yaitu pada keakuaratan beritanya, hal ini dikarenakan media baru lebih berfokus pada kecepatan dalam menyampaikan berita.

Infografis perbedaan antara media lama dan media baru. Sumber: Shania Hendra Gunawan

C. Konsekuensi Perkembangan Media bagi Jurnalis

Perkembangan media dari media konvensional ke media online tentu menimbulkan konsenkuensi bagi jurnalis.

Perubahan media tersebut membuat jurnalis harus terus belajar agar dapat beradaptasi mengikuti perkembangan yang terjadi.

Contohnya pada media baru saat ini seperti yang diungkapkan oleh Mindy McAdams, seorang jurnalis baik dari negara manapun kini harus mempelajari keterampilan multimedia.

Menurutnya terdapat delapan hal penting yang harus diperhatikan dalam jurnalisme multmedia. Delapan hal penting tersebut akan kita bahas melalui video berikut.

Selain harus terus memperhatikan perkembangan yang terjadi, jurnalis kini dituntut untuk dapat menyajikan berita dengan cepat dan akurat.

Hal ini dikarenakan, di media online kini terdapat banyak pesaing yang tidak hanya berasal dari media-media besar saja namun juga dari masyarakat yang kini dapat turut membuat berita dan mengunggahnya secara online (citizen journalism).