Jurnalisme di Filipina terus mengalami perkembangan, dimulai dari terbentuknya surat kabar pada masa rezim Spanyol hingga akhirnya muncul new media dan jurnalisme multimedia.
Filipina merupakan negara kepulauan yang dikenal dengan julukan Mutiara Laut dari Orien. Julukan tersebut diberikan oleh Bangsa Spanyol pada abad ke-18 saat datang ke Filipina.
Dalam perkembangannya jurnalisme di Filipina memiliki sejarah panjang yang menarik untuk diketahui.
Filipina bahkan sering dianggap sebagai tempat yang paling berbahaya bagi jurnalis. Hal ini dikarenakan terhitung sejak tahun 1996-2016 terdapat lebih dari 70 jurnalis yang ditemukan tewas terbunuh di negara tersebut.
Oleh sebab itu dalam artikel ini kita akan membahas mengenai sejarah perkembangan jurnalisme yang terjadi di Filipina.
Awal Jurnalisme di Filipina
Sejarah jurnalisme di Filipina bermula pada masa pemerintahan kolonial Spanyol, saat itu terdapat surat kabar nasionalistik yang diterbitkan di Eropa dan di Filipina.
Surat kabar tersebut ditulis dan diterbitkan oleh ilustrado (kaum terpelajar di Filipina) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi sewenang-wenang yang terjadi di Filipina pada saat itu.
Surat kabar yang paling menonjol saat itu adalah La Solidaridad. Surat kabar yang dibuat pada tahun 1889 tersebut mempunyai kebijakan yaitu bekerja dengan damai untuk reformasi sosial dan ekonomi, mengungkap penderitaan Filipina dan memperjuangkan liberalisme serta demokrasi.
Pada masa Rezim Amerika, muncul beberapa surat kabar baru yang kebanyakan dibuat oleh jurnalis Amerika, salah satunya seperti surat kabar The Manila Times (1898) yang bahkan masih berdiri hingga saat ini.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama, karena setelah Perang Dunia II semua penerbitan kecuali yang diterbitkan oleh Jepang ditarik dari peredaran hingga hanya tersisa Manila Tribune, Taliba, dan La Vanguardia.
Ketiga surat kabar tersebut masih diizinkan untuk beropersi tetapi tetap berada dibawah pengawasan Tentara Jepang.
Masa Keemasan Jurnalisme di Filipina
Tahun 1945-1972 merupakan masa keemasan jurnalisme di Filipina. Pada masa itu pers di Filipina benar-benar berfungsi sebagai pengawas pemerintahan sehingga dianggap sebagai pers yang paling bebas di Asia.
Pada periode ini terdapat beberapa surat kabar yang mulai tertarik dan bahkan mempunyai kendali atas media lain seperti televisi dan radio.
Masa Pemerintahan Presiden Ferdinand E. Marcos
Saat masa pemerintahan Presiden Ferdinand E. Marcos pada tahun 1972, pers mulai dikendalikan.
Marcos mengambil alih hampir seluruh media publikasi dan komunikasi, hanya Daily Express dan Buletin Hari Ini (Buletin Manila) yang diizinkan untuk tetap buka.
Dengan adanya keputusan tersebut, media yang tadinya menjadi musuh bagi pemerintah mulai menjalin hubungan kerjasama.
Pada tahun 1980 muncul pers alternatif yang dibangun dengan tujuan untuk melawan propaganda yang dilakukan oleh media swasta pro-pemerintah.
Selain itu terdapat pula jurnalisme samizdat atau xerox yang memberikan informasi akurat tentang perkembangan di Filipina.
Pada masa ini jurnalis perempuan diakui setara dengan pria dalam hal menulis. Namun mereka seringkali dijadikan sasaran pelecehan, ancaman atau bahkan intimidasi dari militer.
Bahkan hingga tahun 2009 meskipun sudah berganti masa pemerintahan, tercatat terdapat 33 jurnalis di Filipina yang ditemukan tewas terbunuh. Sehingga apabila dihitung sejak tahun 1996-2016 maka tercatat terdapat lebih dari 70 Jurnalis yang ditemukan terbunuh.
Era New Media dan Jurnalisme Multimedia
Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak surat kabar harian nasional di Filipina yang telah memadukan komputer dan internet dalam operasinya.
Namun pada awalnya perkembangan ini menimbulkan beberapa masalah, salah satunya seperti beberapa jurnalis yang kesulitan dalam menulis berita menggunakan komputer.
Oleh sebab itu mereka membutuhkan waktu untuk berlatih dan beradaptasi terlebih dahulu.
Dengan adanya perkembangan ini surat kabar kini dapat menjangkau lebih banyak orang. Hadirnya new media ini melahirkan adanya istilah baru dalam  dunia jurnalisme yaitu jurnalisme multimedia.
Menurut Deuze (2004) jurnalisme multimedia memiliki dua pengertian.
Yang pertama yaitu sebuah paket berita yang menggunakan 2 atau lebih media, seperti teks, audio, video, infografis, elemen interaktif, hipertekstual dan lain-lain.
Sedangkan pengertian yang kedua yaitu presentasi paket berita yang disebarkan melalui berbagai platform, seperti website, televisi, radio, teletext dan lain-lain.
Salah satu contoh media di Filipina yang menerapkan dua pengertian jurnalisme multimedia tersebut adalah ABS-CBN.
Jurnalisme Multimedia dalam ABS-CBN
Apabila kita mengunjungi  portal berita ABS-CBN News dan melihat salah satu berita di dalamnya. Kita dapat melihat bahwa ABS-CBN News telah menerapkan jurnalisme multimedia yang pertama yaitu menerapkan dua atau lebih format media.
Hal ini dapat kita lihat dari gambar diatas, selain menggunakan teks, ABS-CBN News juga memberikan video, elemen interaktif dan hipertekstual pada setiap beritanya.
Meskipun elemen interaktif yang tersedia dalam ABS-CBN News saat ini hanya berupa tombol share dimana para pembaca dapat memberikan feedback atas berita yang ditampilkannya dengan membagikan berita tersebut ke platform media yang lain.
Selain itu apabila kita melihat bagian option bar pada portal berita ABS-CBN News kita dapat melihat bahwa portal berita tersebut juga menyediakan konten berita berupa Teleradyo (siaran radio) dan TV Patrol.
ABS-CBN adalah stasiun televisi tertua dan terbesar di Filipina. Seiring berkembangnya teknologi dan minat pasar yang berubah dimana masyarakat lebih suka untuk mencari informasi secara online, maka ABS-CBN mencoba untuk mengikuti perkembangan tersebut.
Dari yang awalnya hanya stasiun televisi, ABS-CBN mencoba untuk melebarkan sayapnya dengan menggunakan berbagai platform untuk menyebarkan paket beritanya. Salah satu platformnya yaitu portal berita ABS-CBN News.
Oleh sebab itu berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ABS-CBN telah menerapkan jurnalisme multimedia dan dapat dianggap sebagai pelopor hadirnya jurnalisme multimedia di Filipina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H