Mohon tunggu...
sandy lesmana
sandy lesmana Mohon Tunggu... -

je suis etudiant

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sakura

10 Agustus 2014   14:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:55 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua lamunan itu akhirnya buyar dan menghilang tertutupkan oleh kenyataan. Ya, aku sekarang terkurung di dalam kamar yang mungkin akan menjadi ruangan terakhir nafas ini akan berhembus, kamar 808. Sungguh, aku tak tahan dan bosan sangat diri ini. Ingin rasanya aku memecahkan jendela di depanku dan terbang melayang entah kemana dengan kedua sayap patahku ini.

Berat nian nafas ini rasanya. Tak sanggup aku untuk kemo lagi. Sudah ke-9 kalinya aku kemo, dan hasilnya nihil. Bualan bisa menyembuhkan sel kangker di darah ku ini hanya ku jadikan ratapan kekosongan. Kenyataanya sekarang aku naik kelas, naik peringkat dan akan mendapatkan hadiah kelak, stadium III. Menderita fisik dan batin rasanya ketika kemo. Tubuh ini penuh dengan selang, suntikan dan entah alat-alat biadab apa yang masuk ke dalam tubuh ini, sakit rasanya. Batinku hancur. Air mataku selalu berlinang ketika kemo. Aku harus berkumpul dengan penderita lainya. Bukan sebaya, seumuran dan bahkan kawan sejawat. Melainkan mereka adalah kakek dan nenekku. Umur mereka bahkan sudah melebihi umur Nabi Muhammad, hanya tinggal menunggu waktunya tiba. Tapi tidak dengan aku. Aku selalu di panggil “Cucu Hebat”. Ya, mereka selalu ingin mencoba untuk menghiburku dan memberikan semangat untukku agar aku bisa berjuang mengalahkan penyakit ini. Aku bisa dan pasti akan sembuh!. Aku harus sembuh walau dengan kepala tak berambut.

Aku rindu dengan keramaian, hiruk-pikuk Jakarta dan ramainya kampusku tercinta. Aku juga merindukan sahabat-sahabatku, teman-teman seperjuangan, aku merindukan kalian. Ingin rasanya bercerita, bercanda dan berdemo bersama. Aku rindu rasanya rapat. Aku juga rindu rasanya kebersamaan ketika bisa membuat acara bersama. Aku rindu semuanya. Andai aku bisa, aku menginginkan semua itu. Enggan aku menganggu mereka. Mereka pasti sibuk dengan semua hal yang ada di kampus. Aku tak ingin hanya menjadi beban bagi mereka. Sudah terlalu membebani mereka dengan semua amanah yang tak bisaku teruskan. Terimalah semua ini dengan lapang. Kenyataan yang harus ku terima adalah aku sakit dan ku sendiri.

Keluargaku?. Tak sudi aku merengek mereka untuk bisa menemaniku setiap saat dan setiap waktu. Tak tau diri benar diri ini. Benalu dalam keluargaku adalah aku sendiri. Mereka rela untuk bisa makan hanya dengan nasi dan garam asalkan aku bisa minum obat. Ya Allah, apakah kau menciptakan ku dengan semua ketidak bergunaan ini?. Jika ini yang terbaik. Aku pasrah, aku tak mau melihat air mata Ibuku terus berlinang. Sudah durhaka diri ini kepadanya dengan hanya bisa menjadi anaknya yang sakit, anaknya yang tak berguna. Ibu adalah malaikat untuk hidupku. Tegar sekali hati dan jiwanya. Harapan dia yang digantungkan tinggi di bahu ku ini runtuh dan hancur berkeping. Mimpi besarnya bisa melihatku menggunakan toga dan bisa melihat anaknya ini menyelesaikan pendidikanya pupus sudah. Aku harus menundanya, entah sampai kapan. Namun aku bertekad walaupun raga ini akan mati membusuk dalam tanah, aku harus menyelesaikan semua amanah ku ini, apapun cara yang harus ku tempuh, aku harus lulus dan wisuda, aku harus bisa membahagiakan Ibuku tercinta.

Teringat bunga sakura, bunga yang palingku suka. Sering aku bergumam marah dalam diam. Mengapa aku di ciptakan menjadi manusia tak berguna seperti ini?. Itu kah tujuan Allah menciptakanku?, atau memang ini cara Allah untuk menebus semua dosa-dosaku?. Aku ingin menjadi seperti bunga sakura. Bunga yang indah dengan warna cintanya.

Bunga sakura, saat mekar tanpa pamrih, tanpa beban apa pun, dengan ketulusan dalam memberikan kepuasan dan kekaguman pada tiap orang untuk menikmatinya. Gugurnya bunga sakura akan sangat disayangkan banyak orang. Hidup Sakura itu bak cermin keberhasilan seseorang. Begitu kita mati, orang merasa kehilangan. Sakura adalah janji, yang walau usianya terlalu singkat, tapi ia berjanji akan kembali mekar di musim semi selanjutnya. Ia akan kembali membagi keindahannya, ia akan kembali membagi keceriaan bagi siapa saja yang memandangnya.Sakura berjanji akan datang lagi.

Aku ingin menjadi Sakura. Aku ingin kembali lagi untuk keluarga dan sahabat-sahabatku. Aku berjanji akan kembali dengan senyuman indah menyambut kalian semua. Kita semua akan kembali ke maribaanya. Kembali ke alam kekal yang akan mengekalkan kebersamaan kita tanpa ada ruang dan waktu.

Aku mencintai mu Ibu. Doakanlah anak mu ini selalu. Andaikan kelak aku di izinkan untuk menjadi bintang di malam yang gelap. Ku kan selalu menerangi malam mu, menghangatkan mu dengan sinar ku. Untuk mu sahabat-sahabatku. Ragaku memang mati dan akan membusuk kelak di bawah tanah. Malaikat kubur akan menyiksaku atas semua dosa yang ku lakukan, mungkin kepada kalian. Aku akan selalu ada disamping kalian. Berdemo menyuarakan aspirasi mahasiswa dan masyarakat. Berdiskusi membicarakan langkah-langkah kongkret.

Andaikan aku bisa meminta. Aku ingin menjadi seperti Sakura.

Andaikan, Sakura.

Aku siap, untuk berjanji pergi dan akan kembali lagi untuk kalian semua.

EzeL

TigaAgustusDuaRibuEmpatBelas

@shandyezza

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun