Mohon tunggu...
Shandy Errlita
Shandy Errlita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka Jajan dan Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mau Amalanmu Bernilai? Ikhlas Dulu!

30 November 2024   17:49 Diperbarui: 30 November 2024   19:50 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pernahkah kamu merasakan bahwa ibadah yang kamu lakukan itu belum benar-benar memuaskan hatimu? Atau mungkin merasa ada sesuatu yang hilang dari ibadah yang sudah kamu lakukan selama ini? Nahh, Salah satu faktor utama agar ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memberikan manfaat bagi diri kita adalah keikhlasan.

Keikhlasan adalah niat tulus dalam menjalankan ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tanpa berharap imbalan selain keridhaan-Nya. Banyak hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang mengajarkan kita tentang pentingnya keikhlasan.

Pengertian Ikhlas

Ikhlas biasanya diartikan sebagai ketulusan hati atau kemurnian niat. Dalam konteks beribadah, ikhlas berarti melakukan suatu aktivitas ibadah hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala tanpa mengharapkan pujian, imbalan dunia, atau perhatian dari orang lain.

Istilah Ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai: hati yang murni (kemandirian); tulus perasaan (ketulusan) dan kesiapan. Sementara itu, dalam bahasa Arab, kata ikhlas berasal dari istilah yang berarti tanqiyah asy-syai wa tahdzibuhu (mengosongkan dan membersihkan sesuatu). Ikhlas adalah bentuk masdar dari istilah yang secara harfiah berarti yang tulus, yang jujur, yang bersih, yang murni, dan yang jelas (shafa), naja wa salima (selamat), washala (sampai), dan i'tazala (melepaskan diri), atau merujuk pada perbaikan dan pembersihan sesuatu.

Dari sisi etimologi, kata ikhlas dapat diartikan sebagai membersihkan (bersih, jernih, suci dari kontaminasi atau pencemaran, baik yang bersifat fisik maupun non fisik). Dalam konteks terminologi, ikhlas berarti kejujuran hamba dalam keyakinan atau akidah dan tindakan yang sepenuhnya ditujukan kepada Allah. Istilah ikhlas dalam Kamus Istilah Agama dijelaskan dengan makna batiniah.

Mengapa Ikhlas Sangat Penting? Karena,

Perbuatan yang dilakukan dengan tulus akan dicatat sebagai amal ibadah yang disetujui oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bisa meningkatkan pahala; Seseorang yang tulus hatinya akan merasakan ketenangan dan kedamaian, karena tidak dibebani oleh keinginan untuk dipuji (riya) atau takut akan kritik dari orang lain; Ini merupakan tanda cinta dan ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Hadis tentang Keikhlasan

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضّيَ اللّهُ عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللّه صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيّاتِ - وَفِيْ رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ - وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَا جَرَ إلَيْهَ. 

Terjemah dari Umar bin Khaththab r.a, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda; Amal itu hanyalah dengan niat, dan bagi setiap orang (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan) dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.

Pembelajaran yang Terdapat dalam Hadits tersebut adalah

1. Niat adalah syarat untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu amal, dan tindakan ibadah tidak akan menghasilkan pahala kecuali didasari oleh niat (karena Allah Ta'ala).

2. Niat dilakukan pada awal ibadah dan berada di dalam hati.

3. Segala tindakan yang bermanfaat dan diperbolehkan (mubah) akan menjadi ibadah jika disertai niat untuk meraih keridhoan Allah.

4. Yang membedakan ibadah dari kebiasaan (rutinitas) adalah niat.

5. Hadits tersebut mengindikasikan bahwa niat adalah bagian dari iman, karena ia merupakan aktivitas hati, dan iman menurut pengertian Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan tindakan.

Perilaku Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari

Niat yang tulus mendorong keikhlasan. Ini dianggap penting bagi seseorang untuk mencapai tingkat mukhlisin, yaitu orang-orang yang ikhlas. Tindakan baik dimulai dengan niat yang baik. Ketulusan dalam melakukan tindakan mendorong perilaku ikhlas. Sebaliknya, tindakan akan dianggap sia-sia jika tidak berdasarkan niat yang tulus. Keikhlasan karena Allah Swt. membuat hati lebih tenang. Kita juga tidak merasa tertekan dan akan mendapatkan pahala dari tindakan yang dilakukan.

Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara: Senang melakukan perbuatan baik tanpa dipamerkan kepada orang lain; Ikhlas dalam beribadah semata-mata karena Allah Ta'ala; Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain; Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku; Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil; Tidak menghitung-hitung atau bahkan mengungkit kembali kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.

Manfaat dari Ikhlas

Kita juga perlu menyadari bahwa keputusan Allah SWT adalah sesuatu yang pasti memiliki kebijaksanaan dan kebaikan, sehingga kita bisa merasa lebih tenang dan sabar ketika menghadapi berbagai ujian yang datang kepada kita. Dalam kehidupan orang yang memiliki sifat ikhlas, akan ada banyak keuntungan, di antaranya:

1. Ikhlas dapat memperbaiki kualitas ibadah seseorang, karena kita beribadah dengan sepenuh hati hanya untuk Allah SWT, tanpa ada niat atau tujuan tertentu untuk mendapatkan pujian atau pengakuan.

2. Individu yang memiliki sifat ikhlas bisa menjadi teladan bagi orang lain, berkat sikap tulusnya dalam melakukan segala hal.

3. Dsb

Cara Mengembangkan Keikhlasan

Berdoa, meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk diberikan keikhlasan dalam hati; Merenung atau Berintropeksi Diri, secara berkala untuk memahami sejauh mana tingkat keikhlasan kita; dan Bergaul dengan orang-orang yang shalih yang memiliki keikhlasan tinggi bisa memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sekian pembahasan yang disampaikan oleh saya, semoga dapat dipahami dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada salah kata dalam penulisan mohon dimaafkan. 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun