Terjemah dari Umar bin Khaththab r.a, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda; Amal itu hanyalah dengan niat, dan bagi setiap orang (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan) dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.
Pembelajaran yang Terdapat dalam Hadits tersebut adalah
1. Niat adalah syarat untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu amal, dan tindakan ibadah tidak akan menghasilkan pahala kecuali didasari oleh niat (karena Allah Ta'ala).
2. Niat dilakukan pada awal ibadah dan berada di dalam hati.
3. Segala tindakan yang bermanfaat dan diperbolehkan (mubah) akan menjadi ibadah jika disertai niat untuk meraih keridhoan Allah.
4. Yang membedakan ibadah dari kebiasaan (rutinitas) adalah niat.
5. Hadits tersebut mengindikasikan bahwa niat adalah bagian dari iman, karena ia merupakan aktivitas hati, dan iman menurut pengertian Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan tindakan.
Perilaku Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari
Niat yang tulus mendorong keikhlasan. Ini dianggap penting bagi seseorang untuk mencapai tingkat mukhlisin, yaitu orang-orang yang ikhlas. Tindakan baik dimulai dengan niat yang baik. Ketulusan dalam melakukan tindakan mendorong perilaku ikhlas. Sebaliknya, tindakan akan dianggap sia-sia jika tidak berdasarkan niat yang tulus. Keikhlasan karena Allah Swt. membuat hati lebih tenang. Kita juga tidak merasa tertekan dan akan mendapatkan pahala dari tindakan yang dilakukan.
Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara: Senang melakukan perbuatan baik tanpa dipamerkan kepada orang lain; Ikhlas dalam beribadah semata-mata karena Allah Ta'ala; Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain; Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku; Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil; Tidak menghitung-hitung atau bahkan mengungkit kembali kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
Manfaat dari Ikhlas