Mohon tunggu...
Shandy Berliant
Shandy Berliant Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Yoroshiku onegaishimasu... Dream it, do it, & make it happens!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hirup Oksigen kok Ngantri?

28 Oktober 2015   12:50 Diperbarui: 28 Oktober 2015   15:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 “Loh, kok ngantri? Ya kan tinggal hirup aja ga usah pake ngantri-ngantrian. Buang-buang waktu aja.”

Pasti hal ini akan terlintas di benak anda. Ya memang untuk apa mengantri untuk menghirup oksigen, tinggal dihirup saja kok pake ngantri-ngantri segala. Tapi hal ini tak berlaku untuk masyarakat di PekanbaruRiau.

“Karena apa?”

Karena kabut asap yang menutupi wilayah tersebut semakin parah, bahkan sekarang warna kabut asap yang menyelimuti wilayah tesebut sudah menjadi kuning ke coklatan. Bayangkan, seberapa parah kabut asap tersebut menutupi wilayah Riau. Sehingga, kualitas udara di daerah tersebut tercemar ataupun semakin tercemar oleh kabut asap.

 

Di Pekanbaru, Riau ini Oksigen bagaikan “barang” yang sangat susah didapatkan atau bisa dibilang barang yang langka di tengah bencana yang berlangsung ini. Akan tetapi, Kwarda Pramuka Riau sudah menyiapkan pasokan beberapa tabung Oksigen untuk para warga sejak hari Sabtu (24 Oktober 2015) lalu, melalui “Rumah Singgah Oksigen.”

 

Rumah Singgah Oksigen ini menyiapkan beberapa tabung Oksigen untuk para warga dan di Rumah Singgah Oksigen ini pula warga juga mendapatkan layanan pengecekan kesehatan dan akan diberikan masker dan semua yang dilakukan ini didapatkan secara “GRATIS”. Untuk pemberian Oksigen ini, akan dibedakan menjadi 2 yaitu anak-anak & dewasa.

 

 
“Kenapa kok dibedakan menjadi 2 ?”

Hal ini dilakukan agar pasokan tabung Oksigen yang ada di Rumah Singgah Oksigen ini dapat dirasakan oleh semua warga di daerah itu. Adapun takaran yang akan diberikan adalah untuk anak-anak diberi waktu selama 7 menit dan untuk dewasa diberi waktu selama 15 menit untuk menghirup Oksigen yang ada di tabung Oksigen itu. Semenjak dibuka sejak hari Sabtu kemarin, kurang lebih sudah tiga ratus lima puluh warga yang sudah datang ke rumah singgah tersebut

Nah, apakah hal ini akan terjadi secara terus menerus ? Apakah warga harus terus meneurs untuk mengantri mendapatkan Oksigen ? Apakah mau sehat harus mengantri ?

Melihat peraturan gubernur yang mengizinkan untuk membuka lahan dengan cara dibakar ini yang membuat bencana kabut asap terjadi. Dan sekarang DPR bakal mengkaji ulang atas perizinan membakar hutan. Sebaiknya pemerintah mau itu dari Presiden, Gubernur, DPR, dan lain-lainya itu melihat sejauh mana akibat yang ditimbulkan oleh peraturan gubernur ini dan harusnya bertindak dengan tegas dalam menghadapi bencana yang ditimbulkan oleh manusia ini.

Kita sebagai warga negara Indonesia yang berakal sehat, seharusnya lebih tau mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab atas kejadian ini, kita sebagai warga negara Indonesia juga seharusnya bertanggung jawab. Bakar sampah yang hanya sedikit saja sudah membuat asap yang begitu tebal, lah apalagi ini Hutan yang dibakar. Mau jadi apa ntar negara ini ? Negara Kirigakure ?  kan ga lucu...

Salam Inspirasi !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun