Mohon tunggu...
Shandy Adi
Shandy Adi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kaleidoskop Ramadhan: Serpihan Kisah tentang Kerinduan Akan Keluarga

24 Maret 2024   23:39 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:40 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orientasi

Ramadhan, meski hanya terjadi sekali setiap satu tahun Hijriah, tetapi selalu meninggalkan "sesuatu" bagi orang-orang. Kalo Ga Ada Ramadhan adalah sebuah film bergenre drama dengan sedikit bumbu komedi yang disutradarai oleh Umank Ady. Film ini menceritakan berbagai kisah dari masing-masing tokoh yang dibagi menjadi beberapa segmen. Diawali oleh Mursali, seorang pekerja bangunan yang selalu bekerja keras, tetapi hampir tidak pernah berpuasa. Segmen kedua menceritakan tentang Mpok Kokom, ibu dari dua anak yang berusaha mencari nafkah setelah satu tahun ditinggal pergi suaminya. 

Cerita berpindah ke Hafis, seorang perantau yang sudah 5 tahun lamanya tidak pulang ke kampung halamannya, yang kini memutuskan untuk pulang kampung. Terjadi perselisihan antara Hafis dengan ibunya 5 tahun lalu ketika Hafis ingin merantau. Ia kembali dengan keinginan untuk memperbaiki relasinya dengan sang ibu. Di segmen keempat, diceritakan Geby, seorang selebgram dan influenser yang memutuskan untuk tidak mengunggah kegiatan amalnya di media sosial, sehingga hal ini mempengaruhi pekerjaannya. Terakhir, segmen kelima menceritakan tentang Farhan dan Lidya, kakak beradik yang bekerja di kota yang juga memutuskan untuk pulang kampung. Mereka menyiapkan THR sebagai hadiah untuk orang-orang di kampung.

Analisis

Mengangkat tema suasana Ramadhan, film Kalo Ga Ada Ramadhan, secara keseluruhan, memiliki alur maju di hampir semua segmen. Namun, segmen ketiga yang berjudul Bacaan Qur'an untuk Ibu memiliki alur mundur maju. Terdapat kilas balik saat Hafis dalam perjalanan pulang menuju kampungnya. Kilas balik tersebut menunjukkan percakapan antara Hafis dengan ibunya 5 tahun yang lalu ketika pertama kali Hafis ingin merantau. Setelah kilas balik ini, lini masa kembali ke Hafis yang sedang dalam perjalanan pulang ke kampungnya.

Setiap segmen memiliki latar yang berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan film ini berlatar di daerah pedesaan dan perkotaan, tetapi tidak dispesifikkan namanya. Amanat yang ingin disampaikan film ini ada yang disampaikan secara eksplisit ada juga yang dibungkus secara implisit. Ada yang disampaikan melalui percakapan antar tokoh, ada pula yang melalui perilaku, tindakan tokoh. Sebagai contoh, Mursali sudah diingatkan untuk berpuasa oleh Imam tetapi tetap tidak puasa. Muryanto pun mengatakan, "Dosa lo Mur, kerja lo bawa bawa. Puasa mah puasa aje." Adegan ini tentu mengajarkan bahwa berpuasa itu wajib hukumnya bagi seorang muslim.

Contoh lain adalah Geby. Ia ingin untuk membagikan barang barang ia dapat dari sponsor. Ia juga tidak ingin mendokumentasikan kegiatan amalnya. Ia tidak ingin pamer di Bulan Suci Ramadhan. Lagu resmi dari film ini yang berjudul "Tertipu Waktu" pun memiliki makna. "Sejuta alasan demi kelalaian," digambarkan oleh tokoh Mursali yang selalu berdalih untuk tidak berpuasa. "Ampunkan aku yang tertipu waktu.. melupakanmu karena kesibukanku," bisa diartikan dua hal. Pertama adalah melupakan Tuhan, dan yang kedua adalah melupakan keluarga akibat terlalu sibuk bekerja.

Evaluasi

Hal pertama yang dapat dinikmati dari film ini adalah terkait audionya. Musik latar yang berupa instrumental begitu kaya dan indah. Penggunaannya di adegan-adegan yang penting seperti ketika Mursali menerima kabar mengenai istri dan anaknya, adegan ketika Hafis berbicara dengan ibunya, ataupun adegan ringan seperti pemandangan menciptakan atmosfer dan memperkuat emosi. Adapun sound effect digunakan dalam beberapa adegan seperti ketika Mpok Kokom baru bangun tidur, menciptakan ketegangan tanpa dasar dengan volume dan tempo yang tinggi dan membuat penonton gelisah dan salah mengira bahwa akan ada sesuatu yang mengejutkan yang akan terjadi.

Suara sangat penting dalam sebuah film karena suara mendukung visual dalam menyampaikan pesan yang kuat. Satu hal yang menarik dari film ini adalah film ini tidak menggunakan voice-over. Voice-over adalah suara yang direkam di luar adegan dan bukan merupakan suara asli. Suara latar ini biasanya digunakan untuk menarasikan isi hati tokoh dan termasuk ke dalam suara non-diegetik. Uniknya, tidak ada penggunaan suara latar yang menggambarkan isi hati tokoh pada film ini. Kebanyakan film Indonesia, dalam hal ini sinetron, selalu menggunakan monolog, membatin, atau penyampaian isi hati tokoh, dan sebagainya. Hal ini dapat dinilai sebagai sebuah kemalasan, minim imajinasi, atau sebuah ketidak-kreatifan, karena pesan dalam film juga dapat disampaikan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dari visual dan dari kemampuan akting pemeran.

Film ini sarat akan makna dan amanat. Bulan Ramadhan sebagai sumber rezeki bagi sebagian orang, sebagai momentum untuk beribadah dan memperbaiki diri, serta untuk bertemu dengan keluarga. Film ini mengajak para penonton untuk lebih memaknai bulan Ramadhan dan mengurangi kesibukan-kesibukan duniawi. Film ini dibumbui sedikit komedi ringan. Komedi ringan di film ini bukanlah hal yang utama dalam cerita. Namun, fungsinya adalah sebagai pembuka cerita atau orientasi cerita. Komedi atau humor adalah hal yang sangat subjektif. Bagi sebagian orang, komedi di film ini mungkin kurang lucu atau tidak lucu. Sebagian lagi ada yang menganggap lucu, dan ada pula yang saking garingnya malah menjadi lucu, seperti saya contohnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun