Mohon tunggu...
Shanaz Makrufa Pratomo
Shanaz Makrufa Pratomo Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan sebagai opini pribadi dan tidak mewakili organisasi manapun.

Sarajana Ilmu Politik Universitas Indonesia, Policy Analyst DPR RI Komisi VII hingga tahun 2019. Saat ini bekerja untuk NGO berbasis lingkungan hidup di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kecanduan Indonesia pada Energi Fosil Kian "Mencekik" Masyarakat Rentan

25 Januari 2022   11:58 Diperbarui: 25 Januari 2022   13:30 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim merupakan konsekuensi nyata yang dirasakan oleh kelompok masyarakat  yang mengandalkan pertanian dan perikanan sebagai pendapatan Kasus gagal panen di sektor pertanian akibat perubahan iklim semakin sering terjadi. Cuaca yang tidak menentu, kemarau panjang, atau hujan ekstrim yang mengakibatkan banjir membuat sistem panen menjadi tidak menentu. Belum lagi para nelayan yang tidak bisa melaut karena gelombang tinggi dan badai.Lagi lagi kelompok masyarakat rentan menanggung semua dampak ketergantungan kita terhadap energi kotor.

 

Tidak ada cara yang lebih baik untuk melindungi kita semua, termasuk masyarakat rentan selain dengan transisi energi yang lebih agresif ke energi bersih. Hingga saat ini, kita masih menunggu komitmen dari Anggota DPR untuk mengesahkan UU EBT yang dapat memanfaatkan  potensi energi terbarukan secara maksimal dan menjadikan energi baru dan terbarukan lebih menarik bagi investasi. 

 

Ketergantungan pada energi fosil telah mengakibatkan terlalu banyak korban berjatuhan. Sudah saatnya pemerintah dan pembuat kebijakan mengambil perspektif keadilan pada setiap kebijakan energi. Kita tidak lagi ingin mendengar alasan yang menjustifikasi energi fosil sebagai sumber energi yang murah sambil mengabaikan semua masalah yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan semua kerugian, apa memang benar - benar murah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun