Mohon tunggu...
shanaz nabila
shanaz nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Just human being

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memilih untuk Tidak Berpacaran

27 September 2021   18:48 Diperbarui: 27 September 2021   18:57 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"kasian banget jomblo"
"seleranya ketingian kali"
"gak punya pacar berarti gak laku"
"strict banget jadi orang"
"pacaran itu normal keles"
"sok jual mahal"

Begitulah stereotype yang muncul ketika seseorang tidak memiliki pacar atau memilih untuk tidak berpacaran, seolah-olah kalo gak punya pacar itu hal yang aneh dan patut dipertanyakan. 

Yang lebih parahnya lagi ada orang yang bilang kalo gak punya pacar itu berarti "suka dengan sesama jenis," padahal faktanya di zaman sekarang pacaran itu bukan hanya laki-laki dengan perempuan, tapi juga laki-laki dengan laki-laki, ataupun perempuan dengan perempuan.

Ketika seseorang memilih untuk tidak berpacaran bukan berarti mereka tidak laku, lesbian, gay, atau stereotype lain yang muncul ditengah masyarakat. 

Mungkin itulah cara mereka untuk menjaga kehormatan dirinya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya, harapan palsu, married by accident, abortion, bahkan tindakan kriminal seperti pembunuhan, bunuh diri, kekerasan fisik, dsb.

Dalam pandangan islam pacaran itu termasuk perbuatan zina dan haram hukumnya, "loh kok zina? kalo pacaran juga gua gak ngelakuin apa-apa kok." 

Bisa dibilang bahwa pernyataan tersebut itu bullshit, kenapa bullshit? karena yang namanya pacaran itu udah pasti ngapa-ngapain walaupun cuma lewat chat dan gak pernah ketemu, bilang "sayang" ke laki-laki atau ke perempuan yang bukan mahram-nya aja tidak diperkenankan, apalagi sampe mikirin doi sebelum tidur boro-boro inget sama Allah. 

Seperti yang kita tau bahwa zina itu ada jenis-jenisnya, contoh: zina mata, zina hati (ngebayangin/halu), zina kaki, zina tangan, zina telinga. Jadi intinya sesuatu itu bisa dikatakan zina bukan berarti harus melakukannya secara langsung seperti berduaan, pegangan tangan, having sex dll. Tetapi yang tidak secara langsung pun bisa dikatakan zina seperti yang berpacaran lewat chat, telfon atau vc.

Seringkali muncul pertanyaan begini, "apa sih tujuan pacaran?" banyak orang yang mengatas namakan komitmen dalam pacaran, padahal the real commitment itu ada didalam pernikahan atau kehidupan rumah tangga, ada juga yang hanya ingin main-main tanpa ada tujuan untuk menikah, atau hanya ingin melampiaskan hawa nafsu semata. 

Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia memiliki hawa nafsu, tapi hawa nafsu itu harus dilawan bukannya dituruti. Mengikuti hawa nafsu itu seperti minum air laut yang tidak ada habisnya, kira-kira bakal cape gak sih? 

Lebih memilih mana mengontrol hawa nafsu atau dikontrol hawa nafsu? semakin kita menuruti hawa nafsu, maka dia (hawa nafsu) semakin ngelunjak. Jadi berhati-hatilah.

Allah SWT berfirman dalam al-quran surah al-isra ayat 32:
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).

Kita semua pasti udah gak asing lagi sama ayat diatas. Hikmah yang bisa dipetik dari ayat ini adalah bagaimana cara Allah SWT yang sangat memuliakan kaum laki-laki dan kaum perempuan agar terhindar dari perbuatan yang buruk. Can you imagine? pdkt aja gak boleh apalagi sampe jadian. 

Dari jauh-jauh hari Allah telah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan, menjaga kehormatan, menjaga kemaluan serta malawan hawa nafsu. 

Banyak sekali peristiwa yang membuktikan bahwa apa yang Allah firmankan itu memang nyata dan benar adanya. Apakah kita tidak mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut? Semoga kita termasuk orang-orang yang berfikir.

Allah melarang kita untuk melakukan zina atau pacaran, tapi Allah tidak melarang kita untuk mencintai hambanya. Tapi ingat! Ketika kita mencintai hambanya maka lakukanlah dengan perbuatan yang baik pula, ta'aruf misalnya? 

Nah buat kamu yang jomblo jangan minder ya harusnya kamu bersyukur, karena Allah gak mau kamu terjerumus ke jalan yang buruk. Allah itu punya cara yang romantis untuk menjaga hambanya.

Pacaran lama sampe bertahun-tahun aja belum tentu jodoh, udah dikenalin ke orangtuanya belum tentu dinikahin. Dari pada pacaran dan banyak waktu yang kebuang, lebih baik memperbaiki diri gak sih? Jadi menurut kamu pacaran itu lebih banyak positifnya atau negatifnya?

Sekian dari saya kurang lebihnya mohon maaf, assalamualaikum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun