Mohon tunggu...
SHANATA NAJWA 41821110010
SHANATA NAJWA 41821110010 Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa S1 Universitas Mercu buana

Kampus Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik Informatika, Sistem Informasi, Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 14 - Diskursus Korupsi Pajak : Antara Res Privata dan Res Publica

14 Desember 2024   22:24 Diperbarui: 14 Desember 2024   22:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Pribadi Modul Dosen:  Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak  

PPT Pribadi Modul Dosen:  Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
PPT Pribadi Modul Dosen:  Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

PPT Pribadi Modul Dosen:  Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
PPT Pribadi Modul Dosen:  Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Korupsi pajak adalah salah satu bentuk kejahatan ekonomi yang paling merugikan, tidak hanya bagi keuangan negara tetapi juga bagi masyarakat luas. Sebagai sumber utama pendapatan negara, pajak seharusnya digunakan untuk mendukung pembangunan nasional dan memenuhi kebutuhan publik, seperti pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan. Namun, ketika pajak diselewengkan oleh oknum tertentu demi keuntungan pribadi, fungsi pajak sebagai alat redistribusi keadilan ekonomi menjadi terganggu. Praktik korupsi ini menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan dan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Fenomena ini sering kali mencerminkan konflik antara kepentingan pribadi (res privata) dan kepentingan publik (res publica). Dalam teori tata kelola negara, pajak adalah bentuk kontribusi kolektif masyarakat yang seharusnya dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas untuk kepentingan umum. Namun, korupsi pajak mengkhianati prinsip tersebut dengan memindahkan dana publik ke tangan individu atau kelompok tertentu yang berkolusi. Akibatnya, alokasi anggaran untuk pembangunan terganggu, dan masyarakat yang seharusnya menerima manfaat terbesar dari pajak menjadi korban terbesar.

Dampak korupsi pajak sangat luas, mulai dari berkurangnya kualitas layanan publik hingga meningkatnya ketimpangan sosial. Data menunjukkan bahwa penurunan rasio pajak di Indonesia, yang mencapai titik terendah 7,9% pada tahun 2020, merupakan salah satu indikasi lemahnya tata kelola dan pengawasan pajak.

What

Apa Itu Korupsi Pajak?

Korupsi pajak adalah bentuk kejahatan ekonomi yang terjadi ketika seseorang atau sekelompok individu, baik dari pihak wajib pajak maupun aparat pajak, melakukan kecurangan atau penyalahgunaan kewenangan dalam sistem perpajakan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Praktik ini dapat berupa manipulasi data pajak, penghindaran pajak secara ilegal, atau penggelapan pajak yang merugikan pendapatan negara.

Ciri-Ciri Korupsi Pajak:

  1. Manipulasi Laporan Pajak
    Wajib pajak (individu atau perusahaan) sengaja menyembunyikan penghasilan sebenarnya atau membuat laporan palsu agar membayar pajak lebih kecil dari seharusnya.

  2. Penyalahgunaan Wewenang
    Aparat pajak yang memiliki kewenangan memanfaatkan posisinya untuk menerima suap atau gratifikasi dengan tujuan mengurangi beban pajak pihak tertentu secara ilegal.

  3. Penghindaran Pajak yang Tidak Sah
    Wajib pajak mencari celah hukum atau menggunakan cara ilegal untuk menghindari kewajiban membayar pajak.

  4. Kolusi Antar Pihak
    Terjadinya kerja sama antara oknum aparat pajak dan wajib pajak untuk memanipulasi perhitungan dan pembayaran pajak dengan imbalan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun