5. Konsep Kawruh Jiwa Tentrem
Pada intinya, semua ajaran Ki Ageng bermuara pada Kawruh Jiwa Tentrem, yaitu pemahaman tentang bagaimana mencapai ketenangan jiwa. Jiwa tentrem dicapai ketika manusia mampu mengelola keinginan, mengenali batas kebutuhannya, dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.Â
Dengan jiwa yang tentrem, seseorang akan mampu menghadapi berbagai tantangan hidup tanpa terombang-ambing oleh emosi negatif seperti marah, iri, atau cemas.
Dalam konteks modern, Kawruh Jiwa Tentrem sangat relevan untuk menghadapi kehidupan yang penuh tekanan dan kompleksitas. Prinsip ini mengajarkan keseimbangan antara batin dan tindakan, sehingga manusia dapat menjalani hidup dengan lebih bijaksana, harmonis, dan bermakna.
6. Prinsip Kecukupan (Nrimo)
Prinsip nrimo dalam ajaran kebatinan Jawa, khususnya yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram, berakar pada kesadaran bahwa kebahagiaan sejati muncul ketika seseorang merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Nrimo bukan berarti menyerah atau pasif, melainkan sebuah sikap menerima dengan ikhlas dan memahami batas kebutuhan diri.Â
Dengan nrimo, manusia tidak terjebak dalam obsesi untuk terus-menerus mengejar keinginan yang tidak berujung, yang sering kali menjadi sumber penderitaan. Sikap ini membantu individu untuk menghargai apa yang ada di depan mata, mengurangi ketamakan, dan menikmati hidup dengan damai.
Dalam praktiknya, nrimo mengajarkan seseorang untuk membedakan antara kebutuhan (butuh) dan keinginan (nafsu). Dengan memahami kebutuhan sejati, manusia mampu menyeimbangkan kehidupannya tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi sosial atau materialisme.Â
Prinsip ini juga mendorong rasa syukur sebagai inti dari kedamaian jiwa. Ketika seseorang bersyukur dan nrimo atas takdir yang diterima, ia mampu menjalani hidup dengan lebih ringan, tenang, dan penuh makna.
7. Nafsu Angkara
Nafsu angkara merujuk pada dorongan berlebihan yang bersifat egois dan destruktif, seperti keserakahan, kemarahan, iri hati, dan kebencian. Nafsu ini, dalam pandangan kebatinan Jawa, adalah salah satu penghalang terbesar menuju kedamaian jiwa. N