Mohon tunggu...
Syamsudin
Syamsudin Mohon Tunggu... Guru - Pencari Ilmu

Seorang musafir dari alam ruh dalam perjalanan singkatnya menuju alam ukhrawi, dari ketiadaan menuju keabadian, yang berusaha meninggalkan atsar/legacy.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Islam Pasca Peristiwa Tahkim (3)

3 Juli 2024   13:48 Diperbarui: 3 Juli 2024   14:24 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kecintaan yang berlebih terhadap Ali dan keturunannya kemudian merubah makna kata "syi'ah" menjadi kata khusus yang menunjuk kepada kelompok yang mengakui Ali sebagai khalifah yang sah dan menolak kedudukan Mu'awiyah sebagai khalifah. Menyitir Ibnu Taimiyah, penulis menyatakan bahwa Syi'ah di masa awal tidak pernah mencaci maki para sahabat Nabi saw. 

Bahkan mereka sepakat mengutamakan Abu Bakar dan Umar daripada Ali. Hal ini dinyatakan sendiri oleh salah seorang pemimpin mereka yang bernama Syuraikh bin Abdillah ketika ditanyakan kepadanya siapa yang lebih utama Abu Bakar atau Ali? Ia menjawab: Abu Bakar. Ketika ditanya lagi mengapa ia menjawab demikian padahal ia adalah seorang Syi'ah? 

Ia menjawab bahwa jawabannya adalah seperti jawaban Ali ketika ditanyakan kepadanya hal yang serupa dan Ali, katanya, bukanlah pendusta (hlm. 80-83). Dalam perkembangan berikutnya Syi'ah terbagi menjadi banyak sekte.

Kelompok Murjiah diambil penamaannya dari kata arjaa () yang berarti mengakhirkan atau menangguhkan. Disebut demikian karena mereka merupakan kelompok yang menangguhkan persoalan yang diperselisihkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Tokoh yang pertama kali memunculkan konsep irja () adalah Al Hasan bin Muhammad bin Al Hanafiyyah yang wafat pada 99 H. Al Hasan mengatakan bahwa ia mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar serta berjuang untuk mengikuti mereka karena kepemimpinan mereka tidak diragukan oleh umat. 

Sementara untuk dua orang setelahnya (Utsman dan Ali) ia menangguhkan menghukumi mereka yang terlibat dalam fitnah dan menyerahkannya kepada Allah. 

Adapun penyebutan nama "murjiah" berasal dari perkataan Ibnu Uyainah yang ketika ditanya tentang konsep irja ia menjawab bahwa kata irja mengandung dua makna: pertama, kelompok yang menangguhkan untuk Utsman dan Ali dan kedua, kelompok yang mengatakan iman itu berupa ucapan dan tanpa amal (hlm. 67-69).

Selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun