2. Perkara-perkara yang dianalisis oleh logika adalah:
a. pengertian tentang suatu kenyataan
b. hubungan antara kenyataan satu dengan kenyataan lainnya
c. kesimpulan yang ditarik berdasarkan poin b. (hubungan antara kenyataan satu dengan kenyataan lain tersebut)
Contoh: Aku tidak dapat membeli mobil itu.
a. Logika menangkap arti "aku", "membeli", dan "mobil".
b. Logika menganalisis hubungan antara "aku" dan "tidak dapat membeli mobil". Logika akan mencari hubungan atas dasar apa "aku tidak dapat membeli mobil"?
c. Logika menganalisis validitas kesimpulan yang ditarik berdasarkan hubungan yang ada antara "aku" dan "tidak dapat membeli mobil".
Dengan demikian logika menganalisis jalan pikiran dari suatu kesimpulan.
3. Empat pertanyaan untuk menguji sebuah pemikiran, yaitu:
a. Apa yang hendak ditegaskan (kesimpulannya apa)?
b. Atas dasar apa kesimpulan tersebut dibuat (alasan/titik pangkal/premisnya apa)?
c. Bagaimana langkah penarikan kesimpulannya?
d. Apakah kesimpulan itu pasti benar, mungkin benar, atau salah?
4. Hubungan antara dua kenyataan dinyatakan dalam:
a. Kalimat berita/putusan, misalnya: Pohon-pohon tumbang. Gunung tidak meletus.
b. Sebab akibat, misalnya: Pohon-pohon tumbang karena tanah longsor.
c. Maksud tujuan, misalnya: Pohon-pohon ditebang untuk membuat jalan.
d. Bersyarat (jika/kalau maka), misalnya: Kalau orang membangun jalan maka pohon ditebang.
Hubungan-hubungan tersebut diproses dalam pikiran dan dikeluarkan dalam bentuk sebuah kalimat yang merupakan wujud dari kesimpulan pemikiran. Oleh sebab itu kalimat itu disebut kesimpulan.
5. Ukuran kebenaran adalah kesesuaian antara kalimat/peryataan/kesimpulan (poin 4 a sampai d) dengan fakta yang sesungguhnya terjadi di alam nyata.