Mohon tunggu...
Shalwa Audhya
Shalwa Audhya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, ini untuk pemenuhan tugas ya :)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kuliner Banyuwangi Sebagai Daya Tarik Pariwisata di Jawa Timur

7 November 2024   21:40 Diperbarui: 8 November 2024   09:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Banyuwangi memiliki keragaman budaya. Salah satunya melalui keragaman kulinernya yang merupakan salah satu ciri khas budayanya yang terkenal. Tidak dapat dipungkiri, pariwisata di kota ini tengah berkembang pesat akhir-akhir ini. Warga kota Banyuwangi harus berkonsentrasi pada ide wisata kuliner untuk membangun identitas merek dan meningkatkan minat beli wisatawan guna meningkatkan pertumbuhan pariwisata. Kabupaten Banyumas yang masuk dalam Top 10 Indeks Pariwisata Indonesia (Tribunnews.com, 2016) diharapkan dapat membantu inisiatif Kementerian Pariwisata dalam bidang kuliner dan wisata ritel, khususnya wisata kuliner. Meskipun Banyumas memiliki berbagai macam kuliner, namun belum ada penelitian khusus yang menggunakan metode konsep wisata kuliner. 

Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya tarik Banyumas sebagai destinasi wisata budaya dengan ciri khas dalam industri wisata kuliner. Banyumas harus mempertimbangkan ide wisata gastronomi sekaligus mengidentifikasi kuliner yang istimewa agar dapat memuaskan keinginan wisatawan untuk membeli. Hal ini diharapkan dapat memberikan identitas merek yang lebih kuat bagi Banyuwangi saat bersaing secara global. Selain itu, dukungan masyarakat sangat diperlukan agar dapat membentuk ekosistem wisata kuliner yang solid, di mana masyarakat berperan sebagai pelaku utama dalam mempertahankan dan mempromosikan budaya kuliner lokal yang auntentik, unik dan khas.

Di Banyuwangi wisata kuliner merupakan bagian penting dari wisata khusus. Beragamnya ciri khas makanan dan kuliner di Banyuwangi menawarkan peluang bagi pertumbuhan industri pariwisata di masa mendatang, khususnya di sektor wisata kuliner. Selain potensi manfaat ekonominya, pertumbuhan wisata kuliner lokal warga Banyuwangi sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati daerah tersebut sebagai sumber bahan baku masakan daerah. Mengingat konservasi keanekaragaman hayati saat ini, sangat penting dan relevan untuk menyajikan dan mempromosikan kuliner lokal. Banyak negara berkembang dengan kekayaan keindahan dan budaya menjadi tujuan wisata minat khusus yang telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Wisata minat khusus telah ditemukan sangat penting untuk pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan pendapatan ekspor, dan perluasan perusahaan. 

Pertumbuhan industri wisata kuliner di Kabupaten Banyumas berkaitan dengan perkembangan terkini industri pariwisata di Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banyumas baru-baru ini dikenal sebagai salah satu daerah di industri pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat. Setelah berdiskusi, para peneliti sampai pada kesimpulan bahwa interaksi yang baik antara masyarakat setempat, pemerintah, dan wisatawan sangat penting dan bahwa makanan tradisional memengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu lokasi. Perekonomian lokal di sekitar lokasi wisata juga akan diuntungkan dari peningkatan pariwisata regional.

Wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi tidak hanya fokus pada pengalaman wisata saja; mereka juga menikmati makanan khas banyuwangi (Pemkab banyuwangi, 2020). Hal ini memberikan peluang bagi pemilik usaha untuk mengembangkan kuliner wisata sebagai sarana mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Wisata kuliner menyajikan makanan khas dalam rangka untuk mendapatkan wawasan segar tentang topik masakan (Hall dan Mitchell, 2001; Nugroho, 2022).

Saat ini banyak sekali inovasi kuliner yang tersedia dalam berbagai warna dan ukuran. Memanfaatkan hasil pertanian merupakan salah satu cara untuk menciptakan kuliner baru. Hasil panen singkong di Kabupaten Banyumas per tahun mencapai 18.544 ton pada tahun 2020 (BPS Kabupaten Banyumas, 2020). Meskipun daun singkong hanya digunakan sebagai pakan ternak, namun daun singkong juga dapat digunakan sebagai pewarna alami roti tawar dan olahan lainnya. Selain itu, penggunaan bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan semakin mendapat perhatian sebagai bagian dari keberlanjutan industri kuliner. 

1. Mempromosikan kuliner pada setiap event di Kabupaten Banyuwangi, dan mempromosikan kuliner Osing kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.

2. Mengembangkan pengolahan dan pengemasan yang baik sehingga dapat menjamin mutu dan daya tahan kuliner sebagai oleh-oleh.

3. Mengembangkan kelas memasak atau demo pembuatan dan penyajian makanan lainnya sebagai bagian dari program wisata di Desa. Akan lebih menarik apabila dalam proses pembuatannya dibantu oleh juru masak ahli dari Desa Kemiren dan disertai dengan pemandu yang menjelaskan tentang hubungan adat setempat dengan kuliner khas Kemiren. Kegiatan ini khusus ditujukan bagi wisatawan yang ingin mengetahui proses pembuatan menu kuliner khas Kemiren.

Dalam rangka meningkatkan peran wisata kuliner di Desa Kemiren, maka beberapa hal yang direkomendasikan antara lain:

1. Pelatihan keterampilan pemandu bagi pemuda atau masyarakat Desa Kemiren agar dapat memberikan pendampingan kepada wisatawan (menjelaskan keunikan kearifan lokal Desa Kemiren yang tidak dapat dipisahkan dari sajian menu kuliner khas Kemiren)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun